Chapter 24 - A Decision [결정]

247 40 10
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak aku mengetahui kehamilanku, tubuhku mulai menunjukkan dengan terang-terangan tanda-tanda bahwa ada kehidupan lain yang telah tumbuh dalam diriku, rasa mual tak pernah berhenti menyerang, untung saja ada Jungkook yang selalu bersusah payah berusaha menyembunyikan hal ini dari kedua orang tuanya dan orang-orang desa.

Jungkook melarangku ke sawah untuk menghindari bertemu dengan orang-orang, bahkan untuk keluar rumah pun harus bersamanya, lebih baik berjaga-jaga ucapnya.

Saat ini aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke taman rahasia bersama Jungkook, kami berencana untuk membicarakan hal ini disana, karena tidak aman untuk berbicara di sembarang tempat, bisa saja ada seseorang yang mendengar walaupun sudah berhati-hati, karena lebih baik berjaga-jaga, benar bukan?

"Sudah siap?" Jungkook menyusulku ke kamar, aku mengangguk, "yasudah, ayo..." ajaknya lalu pergi lebih dulu dan disusul olehku yang ikut keluar.

Kami berdua pergi menggunakan sepeda, Jungkook memboncengku sampai di taman rahasia yang hanya diketahui oleh kami berdua. Aku duduk lebih dulu di tepi sungai, lalu Jungkook menyusul setelah ia meletakkan sepedanya.

Kami hanya diam untuk beberapa saat sambil memandangi sungai dan bunga-bunga di depan kami sampai pada akhirnya Jungkook membuka percakapan.

"Lalu, apa rencanamu selanjutnya? Apakah kau sudah memikirkannya?" Tanyanya yang tak langsung dapat balasan dariku, aku butuh berpikir beberapa saat untuk menemukan jawaban yang tepat.

"Entahlah Jungkook-ssi, pikiranku buntu, aku tak dapat memikirkan apa-apa," jawabku yang memang seperti itu kenyataannya.

"Kita tidak bisa terus diam begini, semakin lama perutmu akan semakin membesar, tentu saja orang-orang akan curiga padamu."

"Iya Jungkook-ssi aku tahu, aku sudah memikirkan hal itu tapi aku tidak tahu harus melakukan apa."

"Sebenarnya aku punya ide yang menjadi pikiranku belakangan ini, tapi aku tidak yakin apakah kau akan setuju atau tidak."

Seketika aku langsung tak sabaran untuk mendengarkan apa ide yang Jungkook maksud.

"Apa itu Jungkook-ssi? Cepat katakan," aku tak sabaran.

"Tapi, apa kau yakin? Ini sedikit gila, dan kurasa kau tidak akan setuju."

"Tergantung seperti apa dulu idemu, jadi katakan dulu padaku."

"Baiklah jika kau ingin mendengarnya."

*****

Trak... Trak... Trak...

Bunyi dari pisau yang memotong-motong wortel berhentakkan dengan alas pemotong yang terbuat dari kayu ini menguasai ruangan, tanganku tak berhenti memotong sayur berwarna oren ini walaupun pikiran dan pandanganku entah kemana-mana, pikiranku semakin kacau lagi sejak kemarin, ide yang Jungkook berikan membuatku tak tenang untuk makan bahkan tidur sekalipun.

Jika diceritakan pada orang, mungkin mereka akan berpikir jika hidupku benar-benar penuh drama, masalah demi masalah seperti tak ada hentinya berkunjung di kehidupanku, belum selesai satu masalah sudah ada lagi satu masalah yang datang.

Aku terus mempertimbangkan ide Jungkook, haruskah aku mengambil keputusan yang berat itu?

Jika tidak segera melakukan sesuatu, segalanya pasti akan kacau.

Tapi, jika keputusan yang Jungkook ajukan itu aku ambil aku tidak yakin apakah semuanya juga akan baik-baik saja.

Tanganku berhenti memotong wortel, tapi pandanganku masih lurus kedepan dan kosong.

Meet You [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang