Chapter 4 - Snail [달팽이]

397 128 17
                                    

Sejak sarapan pagi tadi aku hanya melamun dan merenung di dalam kamar Jimin, mengingat penjelasan dari Ibu Jimin tadi membuat kepalaku sakit.

Tok... Tok... Tok...

Lamunanku buyar saat tiba-tiba pintu kamar di ketuk, aku langsung menoleh ke arah pintu.

"Aku mau pergi, kau mau ikut?" Tanya orang yang berdiri di sana, Jimin si pelaku pengetuk pintu.

"Ke mana?" Aku berdiri dan menghampirinya.

"Ke sawah." Jawabnya.

"Ke sawah?" Aku mengulangi, ia mengangguk, "mau melakukan apa di sana?" Tanyaku lagi.

"Mencari keong, kalau kau tidak mau ikut tidak apa di rumah saja bersama Jiwoo, karena Eommoni dan Abeoji juga akan pergi menanam padi di sawah." Jelasnya.

"Mencari keong? Untuk apa?" Tanyaku cepat.

"Untuk dimasak." Jawabnya.

"Aku ikut!" Ucapku cepat, sepertinya akan sangat menyenangkan.

"Baiklah, ayo." Ajaknya, aku mengangguk semangat lalu berjalan mengikutinya dari belakang.

"Jiwoo-ya, kami mau ke sawah mencari keong, kau mau ikut atau tidak?!" Pekik Jimin meneriaki adiknya.

"Ikut!" Gadis berusia sekitar tujuh belas tahun itu berteriak sambil berlari dari arah dapur membuat rumah berlantaikan kayu ini terdengar seperti ingin roboh.

*****

Kami bertiga berjalan cukup jauh dari rumah untuk sampai ke sawah yang Jimin maksud.

Saat di perjalanan Jimin menjelaskan banyak hal tentang apa saja yang kami lihat selama menuju ke sini, aku jadi mengerti sedikit demi sedikit dengan desa ini.

Sebenarnya di sini terlihat normal-normal saja, aktivitas dan cara hidup warganya sama seperti di desa-desa normal, hanya saja ada beberapa hal yang yang harus diperhatikan di desa ini, salah satunya adalah harus menjaga ucapan di dekat pohon besar yang ada di dekat sungai.

Aku masih belum bertemu satu pun warga desa, karena sepanjang perjalanan menuju ke sawah tidak ada satu pun orang yang aku lihat, Jimin bilang mereka sedang menanam padi di sawah salah satu warga, mereka memang bergiliran ke sawah mereka masing-masing.

"Kau yakin mau turun?" Tanya Jimin saat aku tengah melipat celanaku ke atas.

Aku mengangguk, "iya, kenapa?" Tanyaku lembut.

"Tidak, hanya saja ini akan sangat kotor, kau akan berlumuran lumpur nanti, kau tidak masalah?" Tanyanya.

Aku langsung tersenyum mendengarnya, memangnya kenapa kalau berlumuran lumpur?

Aku memang tidak pernah menginjakkan kakiku di tempat seperti ini, tapi apa salahnya, aku bukan tipe wanita kota yang manja seperti wanita kota pada umumnya, mungkin itu yang Jimin pikirkan, pikirnya aku akan jijik mungkin.

Aku terkekeh, "tentu saja tidak, aku pikir ini menyenangkan, ayo turun!" Aku berdiri dari dudukku, dan menarik lengannya untuk segera turun.

Meet You [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang