Chapter 42 - We Went Through It [우리는 그것을 겪었다]

272 41 5
                                    

Keinginan dan penantian yang seolah tidak akan pernah terwujud nyatanya benar-benar terjadi, hari ini dan didetik ini juga, semua terasa seakan mimpi namun terlalu nyata untuk menyangkanya begitu.

Perceraian dan pernikahan yang begitu mendadak membuat akal sehatku terkadang masih sulit menangkap kenyataan, setelah memberi banyak kesedihan, ternyata takdir masih berbaik hati memberiku kesempatan untuk berbahagia, bersama orang yang kucintai tentu saja.

Tepat sepuluh menit yang lalu, menit dimana sebuah hubungan benar-benar terputus dan tak menyisakan sedikit pun ikatan lagi, hanya menyisakan kenangan buruk yang meninggalkan luka dan tak sempat terobati. Aku, dan Jungkook, benar-benar telah bercerai, di depan orang tuanya dan keluarga Park.

Tak banyak kata yang tercurahkan, baik aku maupun Jungkook, seolah dengan bertatapan saja sudah cukup menyampaikan isi hati, namun pada nyatanya semuanya masih terasa mengganjal dalam hatiku.

Orang tua Jungkook telah menceritakan pada Jungkook tentang alasan Jimin menikahi Aeri, tentang Aeri yang menjadi alasan kenapa Seokjin mengakhiri nyawanya, tentang Aeri yang mempermainkan Seokjin, dan tentu tentang Aeri yang menjadikan dirinya sebagai mainan untuk mempermainkan Seokjin.

Semua dari kami mengetahui kebenaran Aeri, kecuali Jiwoo. Orang tua mereka sengaja merahasiakan itu darinya, karena menurut mereka Jiwoo tak perlu tahu dan mereka tak ingin Jiwoo ikut terluka akan kenyataan mengenai alasan Seokjin mengakhiri hidupnya.

Tentu sulit menerima kenyataan itu, dan jelas akan menjadi luka yang perih dan membekas bagi Jungkook. Namun, nyatanya Jungkook tetaplah Jungkook yang mencintai Aeri dengan seluruh hatinya dengan tulus, terlintas dari segala kebenaran tentang keburukan Aeri, Jungkook tetap mencintainya karena itu Aeri, wanita cantik yang telah berhasil mencuri hatinya seluruhnya, bahkan dari dirinya sendiri.

Dan sekarang, tepat di depanku, telah berdiri dengan yakin seorang pria yang selama ini menjadi penantian tanpa batas yang takdir peruntukkan untukku, setelah melalui berbagai halangan dan kesulitan, akhirnya penantianku terjawab.

Setelah tali pernikahanku dan Jungkook resmi diputuskan oleh gunting perceraian, pernikahanku dan Jimin langsung dilakukan, di dalam rumah keluarga Jimin yang hanya dihadiru oleh keluarga Jimin dan tentu keluarga Jungkook juga.

Dari tadi aku telah menahan diri dari rasa berdebar setiap paman yang dipercaya untuk menikahkan kami ini mengucapkan doa demi doa lalu sampai disaat ini, saat dimana Jimin akan mengucapkan janji dan sumpah pernikahan, perasaan semakin tak karuan.

"Di hadapan orang tuaku dan para saksi. Maka aku, Park Jimin, dengan niat yang suci dan tulus dari lubuk hati paling dalam memilih Kim Hyerin untuk menjadi istriku, wanita yang akan menemaniku sepanjang hidupku. Aku berjanji akan selalu setia kepadanya dalam untung maupun malang, dalam suka maupun duka, dalam sehat maupun sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihan kami aku yakin kami bisa saling menyempurnakan dalam tali pernikahan. Aku berjanji akan selalu mencintai dan juga menghormatinya sepanjang hidupku, juga berjanji akan menjadi orangtua yang baik bagi anak yang dianugerahkan kepada kami. Dan terakhir, demi kedua orang tuaku dan janji suci ini, aku akan berusaha untuk menjaga pernikahan kami agar selalu dalam damai dan tenang."

Tak dapat kupungkiri perasaan haru yang tak sudah sanggup terbendung mulai mendominasi, membuat sepasang manik ini sukses kembali memanas untuk yang kesekian kalinya, namun kali ini berbeda, tak akan ada tangis atau air mata, aku hanya ingin kebahagiaan, aku hanya ingin ada senyum bahagia dihari yang bahagia ini.

Janji yang Jimin sumpahkan terdengar begitu mengocok-ngocok perasaanku, dan air mata seolah sangat memberontak dan ingin mengeluarkan diri, tapi aku akan tetap pada pertahananku, aku tidak ingin menangis.

Meet You [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang