Chapter 35 - Picnic [피크닉]

261 43 11
                                    

Detiknya waktu menciptakan banyak cerita, suka maupun duka tetap harus dihadapi bersama jiwa yang tentunya harus kuat dan siap menerima luka.

Perutku sudah mulai terang-terangan menampakkan diri kalau ada manusia lain di dalam sana, terkadang bergerak seakan sangat menyenangkan tumbuh dalam perutku.

Keadaan wanita di depanku saat ini pun tak jauh berbeda, perut yang juga sudah membesar dengan ukuran yang hampir sama denganku. Ia tengah asik menikmati makanan di depannya, sedangkan aku dari tadi memperhatikannya dengan pikiran yang tak jelas.

Saat ini aku sedang piknik bersama Heesoo, Yoona, Seomi, dan Aeri. Wanita bertiga itu memaksaku ikut, padahal aku sedang malas keluar rumah apalagi ada Aeri yang hubungannya denganku tidak baik, tapi karena aku merasa tak enak pada Heesoo yang sudah repot-repot jauh-jauh menyusulku ke rumah, jadi aku memutuskan untuk ikut saja.

Keputusan untuk ikut ternyata tak terlalu buruk, mereka menyenangkan, ramah, perhatian, dan peduli layaknya kakak kandung kami. Apalagi aku dan Aeri sedang hamil, tak ada henti-hentinya mereka menasihati kami tentang masalah kehamilan, mengingatkan untuk tidak telat makan dan berhati-hati dalam bergerak. Perhatian sekali, bukan?

"Ini, makan yang banyak..." Yoona meletakkan daging di atas mangkuk nasiku dan Aeri bergantian.

Aku langsung tersenyum dan meraih sumpit untuk memakannya, "terima kasih Eonnie," ucapku. Ia mengangguk.

"Usia kandungan Aeri lebih tua, tapi kenapa ukuran perut kalian terlihat sama ya? Bahkan perut Hyerin terlihat lebih besar? Atau kandunganmu yang terlalu subur ya?" Tiba-tiba Seomi bersuara.

Aku langsung tersedak makanan yang baru saja ingin kutelan, Heesoo langsung panik melihatku yang sudah kesakitan dan berusaha meraih air, maka ia langsung menyodorkan segelas air padaku.

Sedangkan Aeri terlihat santai dan biasa saja, entahlah, perkataan Seomi itu membuatku merasa tak nyaman saja.

"Kau baik-baik saja?" Yoona memastikan, aku mengangguk setelah meneguk air yang disodorkan oleh Heesoo.

"Maaf, ucapanku membuatmu tidak nyaman ya?" Tanya Seomi.

"Tidak Eonnie, aku hanya kaget saja tadi." Jawabku bohong, aku jadi tak nyaman melihat ia yang juga tampak tak nyaman padaku.

"Baiklah, lanjutkan lagi makanmu." Kali ini Yoona yang menyeka.

Aku mengangguk, berusaha untuk tidak memikirkannya lalu melanjutkan makanku yang tersisa sedikit.

Anak-anak bermain berlarian kesana kemari, bercanda sesamanya setelah selesai makan terlebih dahulu, mereka menjadi tontonan yang menyenangkan bagi kami disaat kami sedang makan, suap demi suap masuk ke dalam mulut dan tak sadar sudah tak tersisa lagi di dalam mangkok.

Aku membantu yang lainnya membereskan peralatan yang digunakan untuk makan tadi disaat semuanya juga sudah selesai makan.

Disaat sudah selesai dan bersantai dengan buah-buahan pencuci mulut, aku memilih untuk menjauh sebentar dari mereka, berniat duduk lebih dekat di tepi sungai, mereka yang sedang asik berbincang mengiyakan izinku sebelum aku melangkahkan kaki mendekati sungai.

Kutarik nafas dalam, udara terasa begitu segar, langit cerah dan tenangnya air sungai seolah menghiburku, aku tersenyum. Pelan-pelan kududukkan diri di atas rerumputan, sedikit sulit dengan ukuran perut yang sudah sebesar ini.

Angin sepoi-sepoi menyapu setiap helai rambutku dengan manja, menemani santaiku di depan tenangnya sungai.

Aku yang tengah melamun tiba-tiba langsung kaget saat aku merasa perutku bergerak, ia menendang dengan keras. Tapi responku langsung tersenyum, aku menunduk untuk melihatnya dan mengusapnya dengan tanganku.

Meet You [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang