DOUZE

1.5K 202 44
                                    

HI

HAPPY READING





-BELLA-


Apa kalian tau bagaimana rasanya mati secara perlahan ?

Atau mungkin kalian tau bagaimana rasanya mati namun tetap bisa merasakan rasanya kematian itu ?

Hari ini, aku sudah mati dan sekarang hanya tinggal merasakan secara perlahan bagaimana rasa sakit itu memakan jiwaku sedikit demi sedikit. Aku hanya tinggal menunggu kapan jiwa dan tubuhku ini sepenuhnya mati terhadap rasa apapun yang hadir saat ini.

Kabar sora hamil, tentu saja itu kabar baik. Tapi kabar sora yang sedang hamil anak haechan, itu kabar yang tidak baik bagiku meskipun aku tau ini semua terjadi atas izinku.

Malam itu, malam dimana haechan pergi keluar kota selama 3 hari, mama berkunjung kerumah. Menawarkan sebuah penawaran padaku yang sekarang akibat dari penawaran itu malah perlahan menghancurkan dunia, perasaan juga jiwaku.

Jika aku membiarkan haechan dan sora kali ini saja, mama akan menjamin kehidupan yang layak untukku setelah aku dan haechan nanti berpisah. Itu kata mama.

Bercerai ? Ya, itu mungkin saja terjadi.

Aku tau, aku sadar, mama sedang berusaha menggeser posisiku yang menyandang marga Lee secara pelan-pelan lalu menggantikannya dengan sora. Wanita yang dulunya menjadi idaman mama untuk menjadi istri haechan.

Aku ? Memangnya aku siapa ? Dibandingkan dengan sora bahkan aku hanya seukuran jari kakinya yang cantik itu. Aku tidak ada apa-apanya. Haechan saja mungkin yang terlalu buta hingga memilihku yang tidak ada apa-apanya ini untuk menjadi istrinya.

Aku hanya wanita beruntung yang bisa hidup mewah dengan semua yang haechan miliki dan sekarang, semuanya sudah tidak memiliki arti apapun lagi untukku.

Sudah bisakah aku mengatakan kalau posisiku kini sudah berhasil tergeser sepenuhnya ? Haha

Sepulang dari kantor haechan, aku tidak tau bahkan terkesan tidak paham akan kemana kakiku ini melangkah, pandanganku buram, pelupuk mataku penuh dengan cairan bening yang berdesakan ingin keluar. Sampai akhirnya, pertahananku runtuh. Aku menangis dengan keras sambil memukul kuat dadaku yang rasanya benar-benar sesakit itu. Sambil terus berjalan entah kemana dan entah sudah sejauh apa. Berjalan dari mulai matahari begitu terik sampai matahari pulang ketempat peraduannya.

Sepanjang aku berjalan dengan kaki telanjangku dengan sepatu yang kutenteng ditangan kanan dan tas ditangan kiriku, pikiranku hanya penuh dengan kalimat "aku bukan wanita sempurna dan aku tidak bisa menjadi seorang istri bahkan seorang ibu yang baik seperti wanita lain kebanyakan".

Kakiku melemas dipaksa untuk terus berjalan sementara aku masih terus menangis, sampai akhirnya aku memutuskan untuk berhenti, duduk di halte bis yang sepi ini, meneruskan tangisku sepuasnya karena aku yakin tidak akan ada yang mendengar atau bahkan melihatku disini, meraung seperti wanita gila yang kehilangan harapan hidup.

Sampai saat ini aku bahkan hanya bisa melirik ponselku yang bergetar sejak tadi didalam tas sambil terus menampilkan nama haechan disana tanpa berniat untuk menjawab panggilannya.

Bahkan tanpa sadar, sekarang sudah jam 9 malam. Entah sudah berapa lama dan berapa jauh aku berjalan sejak meninggalkan kantor haechan siang tadi. Bahkan setelah pandanganku mengedar ke sekelilingku, aku tertawa layaknya orang bodoh karena aku sama sekali tidak mengenal tempat dimana aku sekarang berada.

'Kau tersesat bella bodoh, bahkan rasanya menghilang lebih baik untuk saat ini sambil menunda skenario apalagi yang akan bermain setelah ini' begitu kira-kira isi benakku



A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang