DIX - SEPT

1.1K 164 25
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




PLAKK !!!

"Mau sampe kapan kamu menunda untuk menanda tangani surat perceraian ini haechan ?."

Pagi itu, mama sooyoung datang keruangan haechan dengan emosi yang sudah memuncak didalam kepala dan juga kedatangannya yang terlihat sangat menggebu-gebu hingga menarik atensi beberapa pegawai yang pagi itu berpapasan dengan nyonya lee saat akan menuju ke lantai paling atas ruangan kantor anaknya

Map berwarna hitam itu dilempar dengan sangat keras ke atas meja dan hal itu cukup membuat emosi haechan naik, tak perlu memeriksa siapa yang datang, haechan sudah tau siapa yang tengah mengganggu waktu bekerjanya itu sekarang.

"Kenapa sih ma ? Bisa datang baik-baik kan ?."

"Kesabaran mama udah habis ya chan kamu buat. Apa susahnya sih tinggal tanda tangan surat ini dan semua beres."

Haechan menghela nafasnya kasar lalu melempar tatapan cukup dingin pada mamanya itu, "Maaf ma, haechan ga bisa. Daripada tenaga mama habis sia-sia hanya untuk marahin ecan supaya tanda tangan surat ini, sampe kapanpun engga akan ecan lakuin ma."

"Kenapa ? Apa kamu ga mikirin gimana perasaan sora ? Ga mikirin anak kamu nantinya gimana ?."

"Apa mama juga ga mikirin perasaan bella ?."

DEG !!!

Nyonya lee membuang pandangannya kesal kearah lain saat nama bella naik kedalam perdebatan antara dirinya dan putranya, "Mama lagi ga ngomongin bella. Ga usah kamu alihin pembicaraan mama ya."

"Loh, justru surat yang harus aku tanda tangani ini berhubungan sama bella ma."

"Bella pasti bakal terima dan ngerti haechan."

"Tapi haechan yang ga terima dan ga bakal mau mengerti ma."

"Kamu itu kenapa sih ?!!."

"Mama yang kenapa ?!."

Suara keduanya yang sama-sama mengeluarkan nada tinggi memenuhi seluruh isi ruangan. Anak dan mama ternyata sama saja, sama keras kepalanya. Bersyukur ruangan haechan kedap suara, jadi tidak perlu khawatir kalau-kalau perdebatannya dengan sang mama terdengar oleh seluruh pegawainya. Akan sangat malu nantinya.

"Haechan cuma mau bilang, ini rumah tangga haechan ma, dan kepala keluarganya disini itu aku, yang bakal nentuin kemana arah kapal ini bakal berlayar itu juga aku ma. Jadi aku minta tolong sama mama, jangan pernah lagi sentuh kemudi kapal milik haechan."

Nyonya lee cukup tertegun mendengar rentetan kalimat penuh permohonan itu keluar dari mulut anaknya, tatapan haechan saat ini begitu terlihat putus asa dan berantakan.

Pena yang sedaritadi digenggam oleh haechan guna menandatangani berkas-berkas yang akan dibawanya untuk rapat siang nanti kini sudah tergeletak diatas meja,

A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang