Vingt Cinq

861 140 52
                                    

"Kita yang harus bahagia, bukan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita yang harus bahagia, bukan mereka."




"Apa bell ? Coba kamu ulang ?."

"Aku mau donorin darah sama jantung aku buat sora."

Haechan mendengus kasar, "Udah gila kamu ? Ha ?!."

"Ini keputusan aku."

"Tapi aku suami kamu. Aku yang berhak memutuskan."

"Tapi kita udah cerai."

"Selama pengadilan belum memutus, kita masih suami istri."

"Chan. Aku capek." Tangis bella pecah

Pagi itu tepat jam 04.00 subuh, bella dan haechan beradu argumen cukup keras. Setelah perdebatan yang tak kunjung menuai akhir, bella kini menangis keras diatas dinginnya lantai rumah sakit itu,

"Aku capek." Keluhnya sambil terus menangis memukuli dadanya yang mulai terasa sakit akibat kebanyakan menangis.

"Aku mohon jangan siksa aku kaya gini. Aku ga kuat lagi." Erangnya sambil menjambak kasar rambutnya

Haechan yang melihat itu malah membuang pandangannya ke jendela besar rumah sakit yang mengarah langsung pada jalanan besar diluar sana. Pelupuk matanya memanas. Airmatanya sangat sulit untuk ditahan

"Chan, kita ini sebenarnya gimana ? Kamu sadar ga ? Kita sekarang udah semakin jauh. Aku ga bisa lagi ngerasain kehangatan kamu. Kamu dingin banget sama aku chan."

"Aku ingin menjadi pendonor, karena aku juga ingin ikut berjuang buat anak kamu. Buat kehidupan kamu. Aku lakuin semuanya demi kamu--

"Aku cuma berpikir, gimana caranya kamu bisa menjadi seorang ayah tanpa kekurangan apapun. Aku rela korbanin diri aku demi anak kamu lahir ke dunia ini."

"Udah bel. Jangan ngomong lagi. Semakin kamu banyak ngomong, hati aku semakin sakit rasanya."

"Intinya, aku ga perlu persetujuan kamu. Aku cuma mau berkorban buat anak-anak kamu."

"Kamu mau ninggalin aku ? Hm ?."

DEG

Pertanyaan kecil tapi cukup berimbas besar pada pikiran bella, hatinya meragu kembali. Tapi bella berusaha menepis semua keraguan itu. Dia harus tetap pada keputusannya.

Perlahan, bella mendekati haechan lalu memegang kedua tangan dari orang yang sangat dicintainya itu sampai sekarang.
Suami terbaiknya.

"Chan ? Percaya sama aku ya, semuanya bakal baik-baik aja. Hm ?."

"Bell, kamu ga perlu jadi pendonor, aku bahkan udah pasrah kalo sampe hari ini kita ga dapat pendonor, dan aku disuruh memilih sama dokter, aku bakal pilih selamatin bayinya."

"Terus sora ?."

"Aku ga peduli sama sora. Kamu bisa jadi ibu buat mereka."

"Ga punya hati kamu !."

A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang