TROIS

1.9K 196 20
                                    

"Lee haechan ?."

Yang dipanggil hanya mengangkat sedikit pandangannya kearah dimana suara itu berasal, game yang ada di ponselnya terpaksa harus dipause sejenak.

Moodnya yang tadinya sudah membaik kini perlahan memburuk kembali setelah melihat yang duduk didepannya sekarang adalah rivalnya sejak dulu. Sebenarnya bukan rival dalam artian sesungguhnya. Hanya saja semenjak mamanya sering membawa nama jeno didalam perdebatan keluarga mereka, semenjak itu pula haechan menganggap kalau jeno adalah rivalnya dibalik selimut.

 Hanya saja semenjak mamanya sering membawa nama jeno didalam perdebatan keluarga mereka, semenjak itu pula haechan menganggap kalau jeno adalah rivalnya dibalik selimut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngapain lo disini ?."

"Gue mau beli ice cream pesanan miyeon. Katanya sih ngidam." Jeno tersenyum menunjukkan eye smilenya

Haechan mendengus pelan, "Terus ?."

"Terus ? Ya terus gue liat lo duduk sendirian. Yaudah gue datangin aja. Kenapa ? Gue ga boleh duduk sini ya ?." Tanya jeno pelan

"Terserah." Haechan kembali melanjutkan gamenya yang sempat terjeda, mengabaikan jeno yang ada didepannya.

Jeno yang merasa tidak disambut dengan begitu baik oleh haechan hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan sambil melipat bibirnya kedalam. Dia merasa canggung sekarang. Padalan haechan dan dia dulu adalah teman dekat. Tapi entah mengapa haechan berubah menjadi dingin padanya.

"Oiya chan, gimana kabar lo ? Kita udah jarang ngumpul kan sama anak-anak ?." Eye smile jeno masih belum menghilang setiap kali berbicara dengan haechan

"Sesuai yang lo liat aja gue gimana sekarang."

Jeno kembali menganggukkan kepalanya diam-diam, menjawab sendiri pertanyaan yang dia tanyakan, haechan benar-benar mengabaikannya. Bahkan melihatnya saja seperti tidak sudi. Game diponselnya mungkin lebih menarik daripada kehadirannya.

"Kalo lo butuh bantuan gue chan, gue bakalan bantu kok. Gue denger saham perusahaan lo lagi turun ya ? Ya meskipun ga turun banyak dan itu ga bakal berpengaruh sama kekayaan lo. Tapi kalo lo butuh bantuan gue, gue bakal selalu ada kok buat lo."

Haechan membanting cukup keras ponselnya ke atas meja, lalu mengusap wajahnya cukup kasar kemudian menatap jeno tajam, "Gue ga selemah yang lo pikir jen."

Jeno sedikit terkejut dengan balasan yang dia dapat. Maksudnya bukan menganggap haechan lemah hanya saja jeno ingin seperti orang kebanyakan yang bersedia membantu temannya disaat sedang membutuhkan. Jeno hanya sedang berusaha menawarkan itu pada haechan. Tidak ada maksud lain.

"Bukan mak - "

"Lo bukannya mau beli ice cream ya tadi ? Kenapa jadi banyak ngomong disini ?."

"Iya gue udah pesan kok dan tinggal nunggu dipanggil aja kalo pesanan gue udah siap."

"Bagus."

Haechan kembali menyandarkan punggungnya dikursi yang tadi sempat duduk dalam posisi tegak saat berbicara kepada jeno, lalu kembali menatap ponselnya dan melanjutkan kembali game yang sempat dipause olehnya tadi.

A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang