TREIZE

1.6K 251 65
                                    

Hi

Happy Reading !










"Bel."

Yang dipanggil menoleh, lalu tersenyum kecil, sambil mengangkat tangannya yang sedang memegang sebotol wine dan mungkin haechan rasa kini istrinya itu sudah mabuk, jika dilihat dari gelagatnya.

"Mau minum chan ?." Tawarnya sambil tertawa kecil

Haechan merampas pelan botol itu dari tangan bella, berusaha menahan emosinya karena seharian ini sudah dibuat khawatir dengan kepergian istrinya dan sekarang malah sudah dalam keadaan mabuk didalam rumah di jam yang sudah  larut seperti ini.

"Kamu darimana aja sih bel ? Aku khawatir takut terjadi sesuatu sama kamu. Kenapa sih ga ngabarin aku ?." Cerca haechan tak sabaran

"Kamu masih nyariin aku ya rupanya hehehe."

Haechan memijat pangkal hidungnya lalu membuang napasnya sedikit kasar, "Apasih maksud kamu bel. Ini juga ngapain minum wine jam segini. Ngapain mau mabuk jam segini ?!."

"Aku ga mabuk."

"Kamu mabuk."

"Aku cuma lagi stress chan. Aku ga mabuk. Aku mau gila rasanya sekarang." Mata bella sudah memerah bahkan kini pelupuk matanya sudah penuh cairan bening yang siap jatuh kapan saja.

Haechan terdiam tanpa tau ingin membantah seperti apa lagi. Hatinya sakit melihat keadaan bella yang makin hari semakin buruk meskipun wanita itu tidak pernah menunjukkannya pada banyak orang tapi haechan tau gimana kondisi mental istrinya itu saat ini.

Sesaat kemudian, isakan kecil keluar dari mulut bella saat keduanya cukup lama berdiam diri dalam keheningan.

"Aku hancur chan." Ucapnya pelan

Satu kalimat menohok yang langsung menusuk hati terdalam haechan yang justru sangat tidak ingin dia dengar tapi akhirnya sekarang terucap langsung dari bibir orang yang dia cinta.

"Sakit loh chan." Bella menatap mata haechan dengan tangan yang memukul dadanya kuat, "sakit banget disini chan. Gatau cara nyembuhin sakitnya gimana. Sakit banget chan. Sakitnya gamau hilang." Erangnya sambil menangis keras. Bahkan kini bella sudah tidak peduli kalau nanti suaranya ini akan mengganggu tidur sora

Haechan membuang pandangannya kearah lain, mengusap kedua matanya kasar, rahangnya mengeras, hatinya sangat sakit melihat istrinya yang kini sudah duduk diatas lantai dingin dapur mereka dengan airmata yang terus jatuh.

"Aku juga pengen punya anak chan. Aku pengen kasih kamu anak, t-tapi aku gatau kenapa aku gabisa wujudin itu sampai sekarang."

"Maafin aku chan, aku ga pernah kasih kebahagiaan buat kamu. Aku cuma wanita miskin yang beruntung dinikahin sama kamu tapi bahkan aku ga bisa ngebalas semua yang udah kamu dan keluarga kamu kasih sama aku. Aku ga bisa kasih penerus buat keluarga ini. Aku ga bisa chan."

"Bel udah bel." Haechan menarik tubuh bella agar naik kembali keatas kursi, berganti menjadi haechan yang berlutut mensejajarkan tubuhnya pada bella.

Haechan menangis, dan bella menyadari itu.

"Kamu kenapa nangis chan ?." Tanyanya sambil mengusap pipi yang sudah basah itu.

A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang