SEIZE

1.7K 203 79
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ganteng doang. . .






Wajah sora bersemu merah saat pertama kalinya haechan akhirnya mau menginjakkan kakinya didalam kamarnya sejak dia tinggal dirumah ini. Genggaman kedua tangan itu bahkan masih melekat jelas tanpa ada niat untuk melepaskan atau mungkin lupa untuk melepaskan karena sudah terlanjur terbawa suasana yang ada.

Sora membawa haechan duduk diatas ranjangnya sementara wanita itu masih berdiri tepat didepan haechan, seulas senyum lebar muncul dibibirnya, kemudian gerakan tangannya bergerak memeluk tubuh besar haechan dengan cepat, "Aku senang banget malam ini. Tidurnya ga sendirian lagi. Dedeknya ada yang nemenin deh." Ucapnya diiringi tawa kecilnya. Perasaan bahagianya memang sudah sangat membuncah, bahkan tidak bisa terkontrol lagi.

Haechan sendiri masih tetap memilih diam. Enggan membalas pelukan wanita yang sedang mengandung darah dagingnya itu. Membiarkan sora meluapkan seluruh isi perasaannya. Mendengarkan celotehan wanita itu tentang cerita kecil yang dia alami bersama sang bayi sedangkan haechan dengan isi pikiran kalutnya diam-diam menangis tanpa suara. Airmatanya jatuh tanpa sora sadari karena wanita itu tampaknya lebih tertarik menceritakan pengalamannya selama mengandung.

Haechan bahkan mengigit bibirnya kuat agar isakannya tidak sampai pecah, bola matanya bergulir keatas berusaha menahan airmatanya yang terus mendesak untuk keluar, yang tanpa dia sadari baju sora sudah basah karena airmatanya.

"Haechan kamu tau ga kema- "

Ucapan sora terputus saat pelukan keduanya terlepas, ekspresi kagetnya tentu tidak bisa disembunyikan lagi. Sora merasa aneh dengan respon yang haechan tunjukkan dibalik cerita bahagianya tentang si cabang bayi.

"Chan kamu kenapa ? Kok nangis ?."

Bodohnya, tangis haechan semakin pecah, bahkan kini dia sesenggukan sambil memukul dadanya dengan keras,

"Chan, kenapa ? Hm ?. Jangan dipukul terus chan." Ucapnya sambil berusaha menghentikan tangan haechan yang masih memukul-mukul dadanya.

"Kenapa ? Apa yang buat kamu sedih disaat aku lagi senang-senangnya nyeritain tentang perkembangan anak kita ?."

Haechan mendadak berdiri dari tempatnya, "Cukup sora. Cukup. Aku mohon." Pintanya dengan muka dan mata yang mulai memerah.

"Aku ga bisa kek gini terus sor. Aku ga bisa nyakitin bella lebih jauh lagi."

Sora mengerutkan jidatnya kebingungan, "Kamu kenapa sih chan ?." Ucapnya panik sambil berusaha ingin menggapai tangan haechan didepannya.

A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang