HUIT

1.9K 178 88
                                    

Happy Reading ~

"Apa ?!!. Gimana bisa semua kru lo ga jadi datang kesini ?."

"Mereka ada masalah di agensi yang ga bisa ditinggalin. Jadi pemotretan gue selama disini ditunda dulu ga tau sampe kapan."

"Aarrghhhh." Haechan mengacak rambutnya kasar, "Lo tau ga sih banyak yang gue korbanin hanya buat bisa nemenin lo sampe sejauh ini ?."

"Iya ini bukan salah gue sepenuhnya chan, emangnya gue yang ngebuat masalah di agensi sampe semua kru sama manager gue ga bisa nyusul kesini ? Engga kan."

"Ga tau dah. Terserah." Haechan memilih duduk di kursi santai yang ada didekat kolam renang pribadi mereka, menutup kedua matanya rapat berusaha mengendalikan emosinya yang sempat naik dan berusaha berpikir jernih

"Yaudah gini aja, mending kita pulang aja. Ga ada kegiatan apapun juga kan disini ? Kerjaan gue dikantor juga masih banyak. Bella juga gue tinggal sendirian dirumah."

"Chan. Lo kenapa sih ga bisa ngertiin gue banget ? Kita baru aja ketemu setelah bertahun-tahun pisah. Dan sekalinya kita ketemu lo malah kayak gini ?."

"Terus lo maunya apa sekarang ? Lo mau kita gimana sekarang ?."

Dengan wajah polosnya, sora menatap haechan seakan meminta sesuatu, tangannya meraih tangan haechan lalu memegangnya cukup erat, "Ayo kita habisin waktu kita berdua disini. Gue kangen banget sama lo chan. Apa lo ga kangen sama gue ?."

Salahkan haechan yang dengan bodohnya membalas tatapan mata sora begitu dalam. Hingga sekarang haechan tidak bisa lagi menahan batasannya. Bahkan menolak gadis didepannya ini sama sekali tidak terpikirkan olehnya.

"Jangan pasang muka kayak gitu." Peringat haechan

Sora yang sangat hapal akan kelemahan pria didepannya itu, malah semakin menjadi memasang wajah polosnya yang sayangnya dimata haechan itu benar-benar terlihat  sangat cantik bahkan sekarang sora mempoutkan bibirnya seakan habis dimarahi oleh haechan.

Hari sudah malam dan ini adalah hari kedua mereka berada di labuan bajo. Seharian ini sudah mereka habiskan dengan berjalan-jalan mengelilingi seluruh tempat yang ada di daerah ini. Bersenang-senang, bermain bersama bahkan makan bersama. Orang lain bahkan sangat iri melihat mereka berdua. Bahkan banyak yang berspekulasi kalau mereka sedang berbulan madu disini.

"Aku masuk dulu." Haechan berusaha menghindar dari sora. Karena walau bagaimanapun nalurinya sebagai laki-laki masih berjalan dengan normal. Jika dia tetap diam dengan disuguhi tatapan sora yang seperti itu. Malam ini bisa jadi akan menjadi malam panjang bagi mereka.

Tapi sora tidak berhenti sampai disitu, sora paham apa yang sedang bergejolak didalam diri haechan. Oleh karena itu dia kembali menahan pergelangan tangan haechan saat laki-laki itu akan masuk kedalam kamar.

"Aku izinin kamu chan."

Haechan hanya menatapnya kebingungan dengan mata sedikit menyipit berusaha mencerna ucapan sora satu per satu.

"Aku tau ini udah keterlaluan. Tapi kalo kamu mau kasih aku satu kesempatan buat nebus kesalahan aku di masa lalu. Aku mau nebus itu dengan cara apapun chan. Aku bakal bantuin kamu buat dapatin apa yang kamu mau. Termasuk soal anak."

Haechan menggelengkan kepalanya pelan, "Engga gini caranya sora."

"Aku mohon chan. Kasih aku satu kesempatan. Aku cuma pengen bantuin kamu sama istri kamu bella, kalian bisa minjam rahim aku. Aku siap chan."

"Jangan gila sora." Tegas haechan

"Aku ga gila chan. Aku udah ketemu sama mama kamu dan aku tau apa yang jadi masalah diantara kalian berdua sekarang. Dan aku siap kalau aku harus jadi perantara kalian buat punya anak. Kamu ga perlu bayar aku pake apapun. Aku ikhlas buat ngandung anak kamu." Ucap sora sambil memegang tangan haechan berusaha meyakinkan

A Baby   |   Lee HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang