-Bella-
Hari ini, haechan pulang dari perjalanan dinasnya. Dan aku hanya akan menunggunya dirumah. Haechan juga memberi pesan agar tidak perlu repot untuk menjemputnya di bandara.
Untuk kejadian beberapa hari ini Apapun yang terjadi kedepannya, aku akan coba untuk menerimanya dan menjalani semuanya sesuai skenario haechan. Apapun itu.
Meskipun ini semua rencanaku tapi aku akan berusaha sebaik mungkin membangun alurnya. Toh, ini semua aku lakukan untuk haechan.
Kalau pun kami harus berpisah maka aku akan ikhlas melepasnya. Jika itu diperlukan.
"Sayang ?."
Senyuman muncul di garis bibirku saat suara haechan menginterupsi indra pendengaranku, aku sampai berlari kearah pintu utama rumah setelah selama satu jam menunggu kedatangan haechan dimeja makan sambil ngemil yoghurt bahkan sudah habis 4 kotak.
"Haechannnn." Ucapku dengan suara yang memang sengaja aku buat selucu mungkin lalu aku memeluk tubuh suamiku cukup erat.
Aku menenggelamkan wajahku di ceruk lehernya dan aroma wewangian rose menguar dari sana. Sudah jelas ini bukan aroma tubuhnya haechan.
Haechan membalas memelukku sambil menepuk bokongku pelan seperti seorang ayah yang menggoda putrinya, "Gemes banget sih sayang. Kenapa sih lari-lari. Nanti jatuh gimana ?."
"Kangen chan. Kamu lama banget pulangnya." Ucapku yang kini sudah melepas pelukan dari tubuh haechan. Kepalaku pusing jika terlalu lama mencium aroma mawar yang menurutku sangat menyengat itu.
"Kan pas 3 hari sayang. Maaf yaa. Aku janji ga bakalan ninggalin kamu sendiri dirumah lagi. Maaf ya ?."
Bella mengangguk patuh layaknya anak kecil yang menurut pada orangtuanya. Entah mengapa bella banyak bertingkah lucu hari ini. Haechan sampai harus menahan tawanya beberapa kali melihat tingkah bella yang berusaha manja padanya.
"Kamu lucu banget sih.""Baru tau ya ?."
"Engga kok. Udah lama. Makanya aku nikahin. Karena kamu lucu."
"Oh jadi nikahin aku cuma karena aku lucu ? Bukan karena sayang atau cinta ?."
"Enggalah sayang. Berawal dari kelucuan kamu itu yang ngebuat aku jatuh cinta sama kamu."
"Hmm masa sih ?."
"Iya sayang. Ga percaya ?."
"Engga."
"Mau bukti ?."
"Buktiin coba!."
"Ayo kekamar."
"Ihh ngapain ?."
"Biar aku buktiin. Katanya mau dibuktiin."
"Nanti malam aja ngebuktiinnya. Yaa ?."
Haechan tersenyum miring, pandangannya jatuh tepat pada mata coklat milik istrinya, "As you wish babe." Suara rendahnya mengalun begitu indah di pendengaran gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Baby | Lee Haechan
RandomKalau aku egois, kamu ga bakal bahagia Kalau kamu yang egois, aku yang ga bahagia Ribet ya ? Itu Kita . . .