#Update Fendra dan Karima dears.
Masih mau panjang lagi kisah Fendra karima atau udahan aja nih?
Voment jangan lupa ya say.... #
****
"Hwaiting! Ganbatte! Semangat! Semangat! Semangat!"
Fendra mengerjap jengah dengan pandangan Karima yang berbinar-binar menatapnya dari sisi meja yang lain. Senyum cewek itu melebar dari kedua telinga dengan bola mata yang seperti mau keluar. Mereka mau ujian bersama, kenapa justru dia yang antusias sekali menyemangatinya.
Mungkin seharusnya...
"Kamu juga... SEMANGATT!!! SEMANGAT...!! SEMANGAT....!! YOOSSHH...!!"
BRAAKK..!!
Ia menggebrak meja terlalu keras, sampai Ibu dan Titis di dapur berpaling kepada mereka karena kaget.
Gantian sekarang Karima yang mengerjap dengan bibir monyong, "Nggak usah lebay gitu juga, kali!!"
Emang kamu kira kamu tadi ngapain??! Ettdahh!!
Mereka berdua kembali kepada menu sarapan setelah ibu memberikan pandangan penuh peringatan dari konter dapur.
Seandainya waktu bisa berlalu seperti ini saja selamanya; mereka menjadi pelajar SMA biasa yang masalah terbesarnya hanya menghadapi ulangan, PR dan ujian sekolah setiap harinya....
Pacaran..., ribut..., diem-dieman..., bingung milih kado..., milih baju buat kencan....
Kok enak banget kayaknya hidup kayak gitu. Tapi bahkan mereka yang hidupnya nggak aneh-aneh kayak dirinya dan Karima, masih saja sempat berkeluh kesah.
Mungkin seharusnya ... atau mungkin sebenarnya mereka sudah mengarah ke kehidupan remaja yang 'biasa-biasa aja' itu. Karima sudah mulai move on dari ketakutannya akan ancaman Igo setelah janji laki-laki itu untuk melepasnya bersama Fendra lebih dari dua minggu yang lalu. Setelahnya masalah terbesar mereka memang hanya menyelesaikan penjelasan kepada keluarga Bude Yusmarni. Setuju atau tidak setuju, kerabat terakhir Karima itu terpaksa harus menerima kenyataan kalau keponakan mereka tetap lebih memilih bersama 'suaminya' dari pada mengejar masa depannya dalam naungan perlidungan mereka (apapun itu maksudnya).
Fendra tidak bisa membiarkan hubungan keluarganya dengan keluarga azzam dalam keadaan retak ketika kerabat Karima itu meninggalkan Regang Bane. Bagaimanapun ia merasa harus mengucapkan sesuatu untuk menetralisir keadaan.
"Tolong kasih waktu buat Karima berpikir, Mas. Dia mungkin akan melihat segala hal lebih jelas sekarang, setelah ada lebih banyak pilihan."
Azzam berhenti di tepi pintu mobilnya yang terbuka. Kekecewaannya masih tergambar jelas di wajah. "Ini juga waktu berpikir buat kamu, Ndra. Aku harap kamu bisa menimbang baik buruknya setiap pilihan. Seperti yang aku bilang semalam..."
Lalu setelah itu masalah mereka hanyalah tentang menghadapi ujian sekolah, dan ujian akhir.... Seperti hari ini.
Fendra merasa kalau kebahagiaan dan keceriaaan Karima bukan hanya karena mulai hilangnya bayang-bayang Igo dari kehidupan mereka, tetapi juga janjinya, bahwa setelah ujian akhir mereka akan mencatatkan pernikahan ini secara resmi di Kantor Urusan Agama.
Mereka akan menikah secara resmi dan menjadi suami istri yang 'sebenarnya'. Dan seluas apa ranah ke-'sebenarnya'-an itu benar-benar membuat penasaran, walau dirinya sendiri tidak tahu apakah ia siap menghadapinya atau tidak.
Tinggal dua hari lagi ..., tapi Fendra semakin takut dan ragu menghadapi janjinya sendiri. Bagaimana jika keputusannya salah? Bagaimana dengan masa depan Karima?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lean On Me (Bersandarlah Padaku )
Random(18+ Rated for violences and harsh words - Rating 18+ untuk kekerasan dan ucapan kasar) Fendra, seorang montir komunitas motor yang berpengaruh, harus berurusan dengan cewek perfeksionis teman sekolah yang ternyata keponakan dari musuh besar kelompo...