33# Kamu Pingin Aku Pergi?

239 67 7
                                    

#ini updatean baru dears. Yang kalian belum pernah baca. Mudah mudahan kalian masih suka. Di vote dan kasih komen yang buanyak yaaa.., #

****
"Kenapa sih Abang nggak ikut kita sekalian ke Probolinggo? Kan ujiannya udah selesai juga?" Titis mengangkuti lipatan pakaian yang sudah disetrikanya ke kamar ibu dengan bibir terkuncir.

Itu juga pertanyaan yang diajukannya kepada Fendra sejak usaha penjambretan di pasar tiga hari berselang. Mendengar pertanyaannya, Fendra selalu menjawab dengan pertanyaan lain, "Ntar yang jaga rumah siapa, Ma? Kerjaanku gimana, Ma? Kalau ada urusan di sekolah gimana, Ma?"

Memangnya siapa yang bakal ngangkut rumah mereka pergi? Paling-paling juga kelomangnya Fendra. Lagian binatang-binatang monster itu sudah punya rumah baru sekarang. Meskipun Fendra bilang kalau cangkang siput yang dibelinya terlalu blink-blink dan bahkan ada yang transparan terbuat dari plastik, tapi yang nempati rumah suka, kok. Buktinya, mereka langsung pindah begitu cangkangnya ditaruh di terarium.

Lantas apa lagi yang dikhawatirkan? Takut rumah kecurian? Bukannya ada gembok? Dan lagi, anak semut sebanyak itu, apa gunanya kalau mereka nongkringin halaman saban hari tapi sampai nggak tahu kalau ada pencuri?

Fendra memang cuma cari-cari alasan! Karima ikut manyun dengan bibir monyong sambil mencocol-cocol jeans Fendra pakai ujung setrika. Apa asyiknya liburan kalau nggak rame-rame?!

"Kamu ini, Tis. Pertanyaan kok nggak ganti-ganti dari kemarin? Sudah dibilang kita ke Probolinggo kan cuma daftarin kamu ke pondok, habis itu nunggu sekalian kamu ujian penerimaan. Paling cuma lima hari atau satu minggu. Sudah itu kita balik lagi ke sini. Lha, abang kamu mau ngapain di sana selama itu?"

"Ya doa-doain Titis, kek!" Adik iparnya balik lagi mengambil koper dari bawah meja setrika.

"Pakaian Mbak Rima mau dijadiin satu di sini atau pakai tas sendiri? Ini gede banget lho, muat buat orang serumah."

"Emh... Aku bawa tas sendiri, aja Tis. Aku ada tas pakaian kecil kok."

Karima menyelesaikan setrikaan pakaian Fendra dan bermaksud membawanya ke kamar cowok itu.

"Lagian kalau di sini abang kamu kan bisa nyiapin iklan rumah, ngurus ini itu ke agen properti juga. Kalau nggak mulai sekarang nawarinnya, bakalan lama kita bisa jual rumah ini."

Ternyata ibu sungguh-sungguh dengan niatnya menjual rumah. Selanjutnya bagaimana nanti? Apakah mereka akan menetap selamanya di Probolinggo? Kalau boleh jujur, Karina sebenarnya juga belum rela meninggalkan kota kelahirannya ini untuk selamanya. Meskipun ada lgo di sini, dan cita-citanya juga harus berlanjut di tempat lain, tetapi Depok adalah satu satunya rumah baginya.

Karima setengah melamun ketika memasukkan pakaian Fendra ke dalam laci. Ia sangat ingin -seandainya cowok itu mau, untuk melanjutkan belajar bersama di Surabaya. Fendra bisa mendalami mekanika atau sesuatu yang berkaitan dengan kegemarannya mengotak-atik motor. Sementara dirinya akan mendalami teknik biomedik yang sudah dipilihnya. Lalu mungkin suatu hari nanti, mereka bisa kembali kemari, membangun cita-cita bersama, sebagai sebuah keluarga. Mungkin juga saat itu tidak penting lagi baginya, apakah di Depok atau Surabaya atau tempat lain sekalipun. Tempatnya adalah bersama Fendra.

Lamunannya terputus ketika tiba-tiba seseorang muncul di ambang pintu. Posturnya yang tegap dengan otot-otot yang liat masih setengah basah setelah mandi. Gerakannya mengeringkan rambut terhenti dan tampak agak terkejut menemukan Karima berdiri di depan lemarinya. Mereka saling pandang dengan canggung untuk beberapa lama sebelum Fendra bergerak masuk dan menjumput sehelai kaos hitam dan celana cargo pendek warna krem dari tumpukan setrikaan yang dipeluknya.

Fendra berpakaian di belakang Karima, sementara ia melanjutkan menata pakaian. Mereka tak saling bicara.

"Tapi Buk... Kalau nanti rumahnya laku, padahal kita masih harus balik ke sini lagi. Kita tinggal di mana, dong?" Suara Titis terdengar prihatin, disambut suara kekehan ibunya dari dalam kamar.

Lean On Me (Bersandarlah Padaku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang