5# Rahasia

458 101 10
                                    

# update rabu dears..

Happy RVC!!#

*****

Wajah bingung Jamal dan Arjun di balik jeruji itu tidak mungkin menipu siapapun. Mereka tampak sangat putus asa dan tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Berapa kali pun polisi menanyai mereka, atau bahkan Bang Rawak dan Bang Palah yang bertanya, mereka tidak bisa memberikan jawaban.

"Sumpah Bang, kita benar-benar nggak tahu siapa yang bawa body motor itu ke kontrakan. Aku aja sampai nggak tahu karena nggak pernah naruh motor di garasi. Biasanya cuma parkir di teras atau di samping rumah," Jamal menjelaskan di depan Bang Rawak dengan wajah yang hampir menangis. Cowok ini hanya mahasiswa yang jangkung dan kurus karena lebih sering memberi makan motornya dari pada perutnya sendiri.

"Bener, Bang. Gue juga nggak pernah naruh motor di garasi. Lewat aja nggak pernah.  Di situ ada banyak barang lama dari yang punya rumah. Dah kayak gudang lah fungsinya.  Buat apa masukin motor ke sana?"

"Lalu bubuk shabu di kamar kalian itu?" Inspektur yang mendampingi mereka bertanya.

"Sumpah, Pak.... baru sekali ini saya lihat kayak apa shabu-shabu. Ya di tangan Bapak kemarin itu. Jangankan beli kayak gituan, Pak. Beli makan saja saya jarang-jarang."

Bagaimanapun usaha Bang Rawak untuk menjadi saksi kalau mereka anak-anak baik yang kebetulan saja menyukai motor, polisi tetap tidak bisa melepaskan mereka sampai ditemukan titik terang untuk apa yang terjadi. Body motor dan bubuk shabu itu sudah dibawa ke kantor polisi sebagai barang bukti, dan Bang Rawak tidak diberi akses untuk memeriksanya. Tetapi ia mengangsurkan secarik kertas pada Fendra begitu mereka keluar dari kantor polisi.

"Kita tidak bisa melihat kondisi motor yang dikanibal itu, tapi lo bisa cari tahu dari pemiliknya seperti apa pelakunya, Pong."

Fendra melembari kertas kecil itu. Sebuah alamat tertera.

"Kenapa saya, Bang?"

"Karena kalau gue yang tanya-tanya?  Mereka bakal tambah takut!" Pria besar itu menunjuk wajah tebalnya sendiri yang awut-awutan dan menakutkan, sebelum kemudian mengekeh tertawa.

"Ajak Yudi. Sudah waktunya manfaatin wajah kece lo itu buat main detektip-detektipan."

Meskipun ditertawakan oleh Yudi karena dikatakan kece oleh Bang Rawak,  tapi Fendra berangkat juga dengan pemuda itu.

Malam sudah mulai larut, membuat mereka memutuskan untuk sekedar  melintas saja di alamat yang tertulis itu.

"Busyet, Mas!  Ini rumah temen sekelas gue! Jadi motor Amelia yang dibegal?!" Fendra terperangah sendiri. Ia tahu alamat yang diberikan Bang Rawak itu adalah daerah rumah Amelia, tapi dia tidak ingat nomor rumah cewek itu.

"Motornya sport Kawasaki besar?"

"Hah?"

"Yang dibegal itu Kawasaki z250 hitam, Pong." Mas Yudi menegaskan.

Fendra sedikit lega karena kendaraan Amelia teman sekelasnya di IPS 3 adalah scoopy putih yang imut-imut. Jadi itu mungkin motor kakaknya.

Bagaimanapun hal ini akan menjadikan penyelidikannya lebih mudah. Ia bahkan bisa mengirim chat kepada Amelia saat itu juga.

FENDRA. A.

Amel, Kawasaki z250 yang kena bengal kemarin punya siapa?

AMELIA SARASWATI 😘
Punya abang gue, Ndra. Kok lo tahu?

FENDRA. A

Lean On Me (Bersandarlah Padaku )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang