Pov Herman
Perasaan Hermanpun tak menentu, Dia merasa bersalah terhadap Istri dan kedua Anaknya. Bayangkan saja, berangkatnya pagi-pagi dan sekarang hampir jam delapan malam, tapi masih dalam perjalanan menuju rumah mertuanya.
Padahal seharusnya, sore tadi Dia harus sudah pulang ke rumah mertuanya.
Dia merasa bersalah atas janji kepada Anaknya untuk mengajak makan di restoran siap saji. Tapi sayang, janjinya tersebut tidak di tepati, termasuk kepada Istrinya.
Padahal tadi pagi sebelum berangkat ke pemancingan, Istrinya sudah berpesan, jangan sampai pulang terlalu sore, supaya bisa pulang ke rumahnya lebih cepat.
Tetapi kenyataannya, Herman malah pulang larut malam.
Apalagi dari siang sampai menjelang Isya, Dia mematikan handponenya dengan sengaja. Jadi wajar saja jika Istrinya tersebut akan marah dan kesal atas kelakuannya.
Dan sekarang gantian, nomor Handpone Istri dan mertuanya tidak bisa di hubungi alias tidak aktif.
Sekarang mau tidak mau, Dia harus segera sampai di rumah mertuanya. Pasalnya Dia tidak tahu, apakah Istri dan kedua Anaknya masih di sana, atau sudah pulang di antarkan oleh Bapak mertuanya.
Jam digital di mobilnya sudah menunjukan pukul 20.15 wib, sementara jarak untuk sampai ke rumah mertuanya tersebut, kurang lebih sekitar 5 kilometer lagi jika dilihat dengan menggunakan gps.
Handpone Herman berbunyi, karena Dia tidak ingin kejadian tadi pagi, saat mau berangkat memancing terulang kembali, gara-gara tidak fokus karena memainkan ponselnya sambil mengemudi, Diapun akhirnya mencoba untuk menepi terlebih dahulu.
Beruntung saja Istrinya yang menghubunginya, sehingga dia pada akhirnya bisa mendapatkan informasi.
Hanya saja, Dia belum memiliki alasan untuk kesalahan yang di lakukannya hari ini, jika Istrinya menanyakanya seharian ini. Sehingga Mau tidak mau Herman harus punya alasan agar Istrinya tidak marah ataupun curiga.
Bukan laki-laki Namanya, jika Herman tidak dapat menemukan jalan keluar atas kebohongannya.
Benar kata pepatah, “jika Orang sudah berbohong di depan, maka Dia akan berbohong lagi untuk menutupi kebohongan sebelumnya”
“Assalamualaikum, Mas lagi di mana? Kenapa handponenya dari siang tidak aktif?” tanya istriku
“Wa alaikum’sallam. Ini masih di jalan,Dek. MUngkin sekitar sepuluh menitan lagi Aku sampai di rumah Ibu, ya.”jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHILAF ( Di KBM App. Tamat bab 50)
RomantiekTidak ada wanita yang ingin di khianati oleh pasangannya, ketika kesetiaannya yang sudah di bangun lama, ternoda oleh satu titik luka, yang membekas di hatinya. Jika berpisah adalah jalan untuk mengobati luka itu, sepertinya Rahma siap menjalaninya...