Pov Alya
"Dell, lu tahu gak, gue dibelikan tas dan kaos, sama A-Herman? Padahal gue waktu itu ngomongnya sambil becanda, pas di telepon. Eeh...ternyata beneran dia ngasih tas nya. Sudah gitu, di dalamnya ada dua kaos dan dua coklat. Nih, gue bawain buat lu." ucapku pada Della, sambil menarik tas yang diletakan di pinggir.
Akupun mengeluarkan goodie bag coklat bergambar kepala singa, yang berisi kaus dan coklat pada Della.
Sebenarnya, A-Herman hanya membelikan untukku saja, tidak untuk Della. Karena ini kaus dan coklatnya ada dua, aku kasih satunya buat si Della. Sebab selama ini dia yang paling setia ngikutin semua tentang kedekatanku sama A-Herman."Wew, Ah...! Ini beneran buat gue, Al?"Della tersenyum. Goodie bagnya tidak langsung ia simpan ke dalam tasnya, justru ia dekap ke dadanya.
"Beneran lah, Del. Kapan sih gue bohongin,elu."ucapku.
"Tapi, kalau nanti elu ditanya mas Herman, kaus yang satunya lagi enggak elu pakai, bagaimana?" tanya Della. Sambil mengintip ke dalam tas goodie bag coklat tersebut.
"Yey ... ngapain juga elu mikirin sampai kesitu, Del. Rajin amat. Hahaha." jawabku santai sambil tertawa kecil.
"Hahaha. Siapa tahu mas Herman nanti minta review kausnya sama elu."ucap Della.
"Dell, yang namanya sudah dikasih, mau dipakai atau enggak, yang penting gue sudah nerima pemberiannya dan mengucapkan terimakasih. Sudahlah Del, elu terima aja. Itu kan rezeki buat elu. Masa elu nolak rezeki dari gue, hmm." jawabku sedikit ketus.
Aku menarik tasnya Della. Lalu aku masukan kaus dan coklat dalam goodie bag yang masih dia dekap. Della hanya tersenyum malu, saat aku masukan goodie bag coklat ke dalam tas kerjanya. Lalu diapun mengucapkan termakasih padaku.
"Duh, sohibku yang cantik ini memang, is the best deh. Makasih ya, Al ,oleh-olehnya. Jangan bosan-bosan, ya, Al. Hahaha" Della pun merapikan kembali tas yang yang sudah di isi goodie bag. Dari arah resepsionis, seorang pelayan berjalan menuju mejaku dengan membawa daftar menu. Lalu daftar menu tersebut di letakannya di atas meja.
"Selamat malam Kakak. Silahkan daftar menunya. Mau langsung dipesan, atau mau lihat-lihat menunya dulu?" ucapnya ke arah Della.
Si Della bukan langsung menjawabnya,justru dia malah terdiam seperti terkesima melihat wajah pelayan tersebut. Kedua mata Della, terlihat terus menatap si pelayan restoran dari mulai atas sampai ke bawah dan dari arah bawah sampai ke atas.
"Kakak...maaf, bagaimana?" tanyanya kembali pada Della.
"Hmm. Boleh lihat-lihat dulu enggak?" tanya Della pada pelayan restoran tersebut, sambil menatap tajam wajahnya yang tampan.
"Silahkan kakak,nanti kalau sudah ada pesanannya, bisa panggil saya kembali, ya."ucap pelayan tersebut.
"Tapi, mas... ! Aku bukan mau lihat menunya, tapi mau melihat-lihat wajah kamu nya, saja." Della pun tersenyum lembut pada pelayan tersebut.
Tampak wajah pelayan restoran tersebut, berubah menjadi kemerahan. Wajahnya yang keturunan arab, hidungnya yang mancung, alisnya tebal dan sedikit jambang di pipi kanan dan kirinya yang menghiasai wajahnya sehingga sepintas mirip artis Reza Rahadian.
"Cieee, mas ganteng, teman saya naksir, tuh. Tenang saja, mas, dia masih jomlo,kok, malah sudah akut.Hahaha" ledekku.
"Jadi bagaimana kakak, mau langsung pesan menunya sekarang?" tanyanya lagi kepadaku. Sambil menyodorkan selembar kertas pesanan dan puplen ke arahku, dengan wajah menunduk dan sedikit senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
KHILAF ( Di KBM App. Tamat bab 50)
RomanceTidak ada wanita yang ingin di khianati oleh pasangannya, ketika kesetiaannya yang sudah di bangun lama, ternoda oleh satu titik luka, yang membekas di hatinya. Jika berpisah adalah jalan untuk mengobati luka itu, sepertinya Rahma siap menjalaninya...