Aku Mencintai suamimu

1.4K 73 4
                                    


Beruntung sekali Herman memiliki istri seperti Rahma.Selain cantik, dia juga termasuk istri yang penyabar. Buktinya kemarin saat Herman pulang ke rumah  sampai larut malam, sama sekali Rahma tidak sedikitpun keluar kalimat marah dari mulutnya.

Padahal Herman pun akan mengakui kesalahnya yang kemarin,jika di tanya oleh Istrinya , bahkan dia sudah siap seandainya nanti introgasi terkait alasan kepulangannya yang sampai larut malam, sebab seribu satu  alasan sudah Herman persiapkan di isi kepalanya.

Namun lagi-lagi Dewi fortuna masih berpihak pada Herman, walaupun dia sudah melakukan kesalahan yang membuat kecewa istri dan anaknya,tetap saja istri dia memperlakukannya seperti tidak pernah terjadi apa-apa.

Sebab hari ini pun Rahma masih menyiapkan semua keperluan Herman seperti hari-hari biasanya. Dari mulai di siapkan baju kerjanya,dibuatkan kopi dan juga sarapan pagi.

****

Setelah suaminya berangkat kerja, berikutnya rahma harus mengantarkan anaknya yang besar untuk mengantarkan ke sekolah Taman Kanak-kanak,yang tidak jauh dari rumahnya, sehingga hanay berjalan kaki beberapa menit saja sudah sampai.

Namun untuk tahun depan, anaknya tersebut sudah mulai masuk Sekolah Dasar, sementara untuk Sekolah Dasar tidak ada yang dekat dengan rumahnya, itu yang nantinya harus di pikirkan oleh Rahma dan Herman

Sempat Orang tua Rahma meminta anaknya yang paling besar untuk tinggal bersamanya supaya nantinya bisa di sekolahkan di tempat Ibunya mengajar saat ini. Sebab ibunya berharap Rahma bisa kembali bekerja sehingga dapat membantu pemasukan suaminya .

Nah, untuk anaknya yang paling kecil, karena belum sekolah , nantinya bisa di asuh dengan mencari orang.

Tetapi permintaan Ibunya tersebut di tolaknya secara halus, dia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia. Menurutnya, selama Herman tidak memintanya Rahma untuk bekerja lagi, Dia akan tetap menjadi Ibu rumah tangga yang mengasuh dan mendidik kedua buah hatinya.

****
Seperti biasa aktivitas Rahma ketika suaminya masih di kantor, anaknya yang besar di sekolah, Rahma sering menonton film online ataupun membuka akun jejaring sosialnya,sambil mengasuh si bungsu untuk mengisi kesibukan hari-harinya.

Kadang juga sesekali dia julan online di marketplace. Barang yang dia jual didapat dari temannya yang dulu sepekerjaan, pokoknya untuk berjualan online ini sebisa mungkin tidak menganggu pekerjaan utamanya sebagai seorang istri dan ibu dari kedua anaknya.

Notifikasi pesan masuk dari chat messenger terasa sangat kencang getarannya yang dia letakan di atas lemari tivi. Rupanya Rahma lupa mensetting ulang notifikasi untuk semua aplikasi , setelah kemarin dia baru mengupdate software handponenya.

Tapi akhirnya Rahma pun mengambil Handponenya tersebut, karena takutnya itu notofikasi pesan dari konsumennya.

Sebenarnya Rahma masih malas untuk membuka handponenya,karena dia pagi itu harus mengemas beberapa orderannya dan langsung di antarkan secepatnya ke jasa pengiriman.

Sebab konsumennya memesan pilihan Express. Sehingga mau tidak mau, Rahma pun harus gerak cepat, agar tidak mengecewakan seluruh konsumennya.

[Assalamualaikum,Mba Rahma. Maaf Mba jika seandainya saya kurang sopan mengirimkan pesan melalui messenger, karena saya tidak memiliki nomor handpone mba Rahma] disertai emot tangan permintaan maaf.

[Jika berkenan saya hanya ingin menyampaikan sesuatu, sama Mba Rahma]

Begitulah isi pesan messenger yang dikirim dari akun yang bernama Alya. Rahma belum tahu siapa perempuan itu. Sebelum membalasnya, Rahma ingin melihat profilenya dulu, sebab jika dia tidak mengenalnya, untuk apa di ladeni, hanya buang-buang waktu saja.

Lagipula sekarang sudah banyak modus penipuan atau pemerasan dengan menghack akun orang orang lain.

Saat Rahma membuka profile lengkap perempuan tersebut, Rahma langsung terdiam. Sebab dia pernah mendengar nama yang tertulis di akun tersebut, hanya saja dia lupa di mana dan kapan dia melihat nama itu.

Setelah beberapa menit Dia terdiam seolah-olah sedang memikirkan sesuatu, barulah dia mengingatnya siapa perempuan tersebut. Namun dia tidak berani langsung menebaknya, sebab takut salah orang, daripada penasaran diapun merespon pesan tersebut.

[Wa allaikum’sallam, maaf ini dengan siapa, ya?]

[Saya Alya,Mba. Kalau tidak salah kita sempat berkenalan singkat melalui telepon. Mba Rahma masih mengingatnya?]

[Oh, iya. Saya masih ingat. Kamu Alya bukan, yang waktu itu menelepon ke nomor handpone Mas Herman?]

[Iya, betul,Mba. Alhamdulillah atuh, kalau Mba Rahma masih mengingat saya]disertai emot senyum dan love.

[Ada apa ya,menghubungi saya,mungkin ada yang bisa saya bantu?]disertai emot bingung

[Sebelumnya saya minta maaf, Mba,jika saya lancang untuk mengatakan hal ini kepada Mba. Tapi dengan mengatakan ini langsung ke Mba Rahma, tentu perasaan saya akan lega nantinya.]

[Memangnya apa yang mau kamu sampaikan ke saya?]

[Mba, saya mengagumi suami mba, Mas Herman.]

[Lalu…!]

[Bolehkah Aku mencintai suami, Mba?, hanya sekedar mencintai tidak ingin merebutnya dari mba Rahma]

Deg…! Jantung Rahma langsung berdetak sangat cepat, ketika perempuan itu mengatakan jika dia mencintai suaminya.

Bagaimanapun sebagai seorang istri akan kaget ketika suaminya ada yang mencintainya selain dirinya. Rahma pun menarik nafas panjang  berulang-ulang dengan pelan, sambil  mengucapkan istighfar.

Dia tidak ingin menanggapi secara serius pertanyaan atau permintaan dari perempuan itu, sebab  selama dia menikah dengan Herman, tidak pernah mendapatkan hal aneh diluar dugaannya. Rumah tangganya baik-baik saja, tidak pernah ada pihak ketiga baik dari Herman ataupun dari Rahma sendiri.

Namun setelah suaminya mengenal yang namanya jejaring social, sekarang dia lebih sering memegang handphonenya untuk sekedar mengupdate status ataupun komen postingan orang.

Dulu saat suaminya belum mengenal yang namanya medsos, Jika ada yang viral d facebook pun, suaminya hanya mendapatkan info tersebut dari dirinya.

[Kalau boleh tau,kenapa kamu mencintai suami ku?]

[Aku mengagumi suami Ibu, Aku merasakan kenyamanan dari suami ibu, walaupun kami belum pernah ketemu secara langsung]

Rahma tidak membalas lagi pesan dari Alya, Dia kemudian langsung menutup ponselnya, dan meletakannya kembali di atas lemari Tivi, dia rebahkan tubuhnya di atas sofa sambil menatap langit-langit ruang tamu.

“Apa maksud chat dari wanita itu mengirimkan pesan kepada ku?. Apakah dia kekasih gelap Suamiku?”batinku

Apakah ada sesuatu yang di sembunyikan oleh suamiku dengan perempuan tersebut?apakah perempuan ini mengenal suaminya dari akun jejaring social?

Rahma pun berusaha untuk tidak memikirkan  pembicaraannya dengan Alya, sebab dia masih menganggapnya, jika hal tersebut hanyalah candaan biasa. Sebab dia yakin jika suaminya itu tidak mungkin melakukan hal tersebut.

Dia tahu benar suaminya bukanlah tipe laki-laki yang mudah percaya sama orang yang baru di kenalnya, apalagi belum pernah bertemu sama sekali dan hanya mengandalkan media sosial.

Semoga ini tidak akan  terjadi pada diriku dan mas Herman.

KHILAF ( Di KBM App. Tamat bab 50)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang