ini adalah makan siang terburuk yang pernah Rara nikmati. ia baru saja memasukan sesuap namun hampir memuntahkannya. apa yang terjadi pada Aldo juga tak lebih baik, laki laki itu bahkan melotot ke arah Rara, seolah menuntut pertanggung jawaban atas apa yang menimpanya
"lu masak apa sih?" tanya Aldo to the point, namun lawan bicaranya enggan memberi keterangan. seharusnya Aldo faham bahwa kekasihnya tidak pandai memasak sejak dulu, apapun masakan yang Rara masak hanya akan menghasilkan produk gagal. Rara tersenyum miris, seharusnya ia mewarisi bakat memasak dari ibunya.
Rara mendengus sebal "gua kan udh berusaha masak, udah deh makan aja!"
"makanya, jadi cewek tuh jangan kebanyakan makeup, penampilan aja lu urusin. masak gini aja ga becus" usul Aldo yang justru malah terdengar seperti kritik tajam. Aldo meletakan kembali sendok yang ia pegang diatas piring, tidak ada niatan untuk menghabiskan makan siangnya. selain rasanya yang tidak enak, ia juga sedikit khawatir pada kondisi lambungnya karna memakan makanan yang lebih layak di sebut sampah
Rara melotot saat Aldo mulai beranjak dari tempat duduknya
"itulah alasan kenapa gua gapernah mau makan masakan buatan lo, pesen makanan online aja lah, yang lebih layak buat di telan" ucap aldo"gua udh cape cape masak, trus lu malah mau pesen makanan online, ga menghargai banget sih"
Aldo menatap sinis "gua gapernah nyuru lu buat masak di rumah gua, jadi gausa cari perhatian disini, lo sama makanan lo yang sampah itu ga berarti apa apa"
"trus ini siapa yang makan?" tanya Rara sambil menatap meja makan yang masih terdapat banyak makanan sisa disana
"buang aja ke tempat sampah, dari awal juga rasanya udh kaya sampah" Aldo hendak melangkah pergi, namun tubuhnya membeku ketika seorang laki laki muda memasuki rumahnya.
"Alan..." desis Aldo. ia masih ingat jelas siapa yang kini berdiri di hadapannya, Aldo masih membatu ketika Alan mengulurkan tangannya untuk menyapa
"sodara kembar gua ternyata ga berubah ya dari dulu" ucap Alan dengan senyum ramah
Rara tersentak kaget, "sodara kembar?" gumamnya sambil terus menatap lurus ke arah Alan, jika dilihat lihat memang ada sedikit kemiripan, namun bedanya Alan memiliki dua lesung pipi yang dalam serta gigi gingsul yang membuatnya sangat manis ketika tersenyum
"ngapain lo disini?" tanya aldo dengan tatapan sinis
Alan tersenyum samar, melangkah maju mendekati meja makan, lalu duduk, mengamati apa yang tertata di hadapannya "lo ga dikasih tau sama mama? alasan kenapa gua disuru balik ke jakarta?" jawabnya santai
"Mama nyuru lo balik?"
Alan menakan alis "kenapa? lo takut gua bakal lebih disayang mama? mau ngebuat gua tinggal di bandung selamanya?"
Aldo mendengus sebal, memutar badannya lalu pergi
Alan tersenyum, lagi. kali ini senyumnya jauh lebih lebar dari yang tadi, ia mengambil piring lalu menikmati apa yang sudah tergeletak di atas meja, Rara menarik nafas lega karena ada seseorang yang bersedia memakan makanan yang ia masak dengan rasa kurang enak, tapi di sisi lain ia ingin menangis karena takut saudara kembar Aldo akan sakit perut
"lu kelaperan?" tanya Rara spontan. sontak Alan menghentikan gerakan tangannya saat menyendok makanan. matanya perlahan beralih dari piring, menatap Rara yang sedang duduk di hadapannya
"gua emang laper, pejalanan dari bandung ke jakarta kan lumayan lama, kalo lo keberatan yauda, lo bisa buang kaya apa yang aldo bilang barusan" ketus Alan
Rara menggeleng "ngga, gapapa makan aja, kalo bisa di abisin soalnya mubazir kalo dibuang"
Alan terkekeh geli, lalu melanjutkan makannya, Rara hanya menelan ludah sambil merapalkan segala doa, semoga lambung Alan baik baik saja
selesai makan Alan langsung membereskan piring piring kotor di meja, dan membawanya ke wastafel. Rara menghampiri Alan berniat untuk membantunya mencuci piring namun Alan menolak dengan nada lembut "sebaiknya lo pulang, karna udah mau ujan" ucapnya
Rara menganggukan kepalanya, lalu pamit untuk pulang
*****
hal terbaik bagi Rara untuk memperbaiki suasana hatinya adalah minum kopi. aroma kopi memenuhi indera penciumannya sewaktu dia memasuki sebuah kedai kopi yang letaknya tidak jauh dari rumah Aldo
"mas, coffe latte ya satu" ucap Rara pada salah satu barista
"latte ya " barista itu tersenyum sambil mengulangi pesanan Rara, gadis itu mengangguk, lalu mencari tempat duduk, ia duduk di salah satu kursi dekat jendela. Rara pernah mendengar katanya karakter seseorang bisa dilihat dari jenis kopi kesukaannya. misalnya orang yang menyukai espresso adalah orang yang cenderung pekerja keras karena ekstrak kopinya yang memiliki rasa pahit, penggemar latte adalah seseorang yang memiliki ke-pribadian santai dan selalu ceria, sedangkan seseorang yang menyukai cappucino adalah orang yang pandai bersosialisasi
Rara mengeluarkan ponselnya, menampilkan seorang remaja laki laki yang sedang memegang sebuah bola basket, dengan keringat bercucuran berdiri di tengah lapangan, Rara tersenyum sumir, foto itu diambil diam diam ketika Aldo sedang latihan basket. alasannya sederhana, ketika ia membuka ponsel, ia bisa tersenyum dengan bangga sambil memandang foto kekasihnya. namun saat ini gadis itu tidak tersenyum bangga.
"biasanya orang yang suka latte adalah orang yang ceria, tapi kenapa mbak nya malah keliatan murung"
Suara itu berhasil membuyarkan lamunan Rara, ia menoleh dan terkejut begitu melihan Alan tiba tiba sudah duduk di hadapannya
"soal perlakuan Aldo tadi, gua minta maaf ya"
Rara hanya mendengus "gapapaa, udah biasa"
"lo ngapain disini" tanya Rara basa basi
"dulu tempat ini biasa gua jadiin tempat nongkrong sendirian, karna Aldo selalu nyuruh gua pulang terlambat" ucap Alan sambil terus memperhatikan sekeliling kedai kopi, Tidak banyak yang berubah
"daripada ngelakuin hal yang ga jelas, lebih baik ngelamun disini, lumayan bisa sambil wifian" lanjutnya sambil terkekeh geli
Rara mengerutkan kening bingung "Aldo nyuruh pulang telat?"
Alan menaikan bahu, lalu bangkit dari tempat duduknya. "pamit dulu ya, sampe ketemu di sekolah" ucapnya kemudian pergi
Rara masig mematung di tempat duduknya "maksudnya?"
****
Hay gais, selamat bertemu dengan tokoh Alan❤️ semoga part ini tidak membuat penasaran, selamat membacaa dan menunggu part selanjutnyaa, see you❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Do'Ra (end)
Teen FictionAda sebuah kalimat yang masih Aldo ingat seusai kepergian Rara "lo harus tau bahwa di dunia ini gaada manusia yang sempurna, yang jahat ga selalu jahat, dan yang baik ga sepenuhnya baik. Ga semua benar benar hitam, dan ga semua benar benar putih. B...