LIMA BELAS

62 38 0
                                    

Rara harap Aldo akan menyukai penampilannya malam ini, meski jujur, ia juga khawatir soal penampilan Rika yang akan lebih menarik perhatian Aldo dibanding dirinya

Rara mengecek lagi penampilannya sebelum memasuki sebuah rumah mewah berdominasi warna coklat susu dengan dua buah tangga di sisi kanan dan kiri pintu depan, ditambah bagasi di bawah rumah

bila dibandingkan dengan rumah lama Rara, Rumah Aldo dua kali lebih mewah dari dugaannya

Rara menatap takjub isi Rumah Aldo setelah masuk ke dalamnya, memperhatikan setiap sudut rumah itu dengan rasa antusias. mulutnya hampir terbuka jika saja ia tidak segera menyadarkan dirinya
"gaboleh norak, gaboleh norak" gumamnya selama memasuki rumah, menuju halaman belakang

"woyy Ra" seru irgi yang sedang bersandar pada tembok dengan memegang sebuah jagung bakar dan minuman soda di tangan nya

"Aldo mana?"  tanya Rara penasaran

"Di dapur" jawab irgi seolah mengisyaratkan pada Rara untuk segera menemui Aldo

Rara berjalan ke arah dapur, niatnya untuk bertemu dengan Aldo namun Aldo tidak sendiri, disana ada Rika yang sedang duduk di sebuah kursi, menunggu Aldo yang sedang memotong buah

Rara menghela nafas panjang, penampilan Rika sangat sederhana, dengan baju rajut coklat dipadukan dengan celana jeans panjang hitam, rambutnya di urai dan memakai sebuah jepitan polos berwarna putih. namun tetap terlihat mempesona

dengan rasa percaya diri yang tinggi, Rara berjalan mendekat, berniat untuk membantu Aldo

Rika cukup tertarik ketika Rara melewati dirinya, dengan penampilan yang  cantik luar biasa, bagian bawah rambutnya dibuat bergelombang dan mengenakan baju panjang berwarna hitam dengan rok dibawah lutut berwarna putih, dipadukan dengan polesan makeup yang sangat simple, dan tidak terlalu mencolok.

Aldo menatap Rara dengan kening mengkerut "ngapain lo"

"gua ngajak lo ke acara party di belakang rumah, bukan ke acara take me out. ngapain lo pake baju begitu" lanjut Aldo

"jangan galak galak dong, gua kan niatnya mau bantuin" ucap Rara

Aldo menaikan alis bingung "nih, potong semuanya, jangan terlalu besar, jangan terlalu kecil" ucap Aldo sambil memberikan pisaunya pada Rara

"siap kapten"

Aldo melangkah menjauh, menarik tangan Rika untuk ikut bergabung dalam pesta yang ia buat dengan teman temannya diluar

Rara menaikan bahu tak perduli, baginya menyendiri adalah pilihan yang tepat dibanding ikut bergabung dalam keramaian namun seperti tak dianggap sama sekali

Rara yang sedang fokus memotong buah tersentak kaget saat ada seseorang yang menepuk pundaknya

"halo tante" ucap Rara rada canggung

"kamu kaget ya, maaf yaa untung pisaunya ngga ngelukain tangan kamu" ucap wanita itu dengan nada lembut

"nggapapa tante"

"kamu ga ikut gabung? ngapain disini sendirian?"

"lagi motong buah" jawab Rara polos

"kamu temennya Aldo?"

Rara tersenyum penuh arti saat ide jahil melintas di kepalanya
"aku pacarnya Aldo"

wanita itu menatap Rara tak percaya. jadi anak laki lakinya sudah sold out?

"ooh jadi kamu pacarnya Aldo, ya ampunn" sedetik kemudian ia tertawa

"Aldo pernah cerita, dia naksir sama cewe, anaknya cantik ternyata kamu orangnya" lanjutnya

Rara mengangguk malu, sebenarnya yang dimaksud aldo bukan dirinya, tapi Rika. lagipula status Rara dan Aldo hanya pura pura, ia tau bahwa cepat atau lambat mereka berdua akan segera berpisah, karna tidak ada suatu hubunganpun yang akan bertahan lama bila tidak di dasari dengan rasa cinta

                                  ***

Aldo yang sedang asik bersandar pada kursi dekat kolam renang sambil memakan jagung bakar menoleh ketika babay menyikut lengannya "apaan"

"hubungan lo sama Rara serius?"

Aldo mengkerutkan alis bingung, seolah meminta penjelasan dari ucapan babay

Babay menunjuk sesuatu, Aldo menoleh dan melihat Rara yang tampak asik berbincang dengan ibunya dan sesekali mereka tertawa

"dia gercep amat deketin calon mertua" ledek babay

"gue gaada rasa sama dia" bantah Aldo dengan ekspresi sinisnya

tak lama kemudian, ibunya Aldo pergi meninggalkan Rara karna harus menyiapkan sesuatu. melihat Rara sendirian, irgi teriak histeris

"do, temenin Rara buruan!"

Aldo menggeleng pelan "ogah" balasnya ketus

babay dan irgi berdecak kompak "malu malu kucing lo"

"banyak omong lo, kalo mau lo aja yg temenin sono" Aldo mengunyah dan menelan jagung bakar yang ada di tangannya, diam diam melirik Rara yang kini sedang berjalan untuk mengambil segelas air

"tapi Rara cantik ya malam ini" ucap babay berniat meledek Aldo

tanpa sadar Aldo mengangguk, meng-iyakan ucaan babay  "lumayan" jawabnya

"kalo lo gaada rasa buat gua aja deh do, boleh ga"

Aldo langsung menoleh, menatap Babay sadis "ambil aja, dia ga berarti buat gua" jawaban yang keluar dari mulut Aldo berhasil membuat Babay dan Irgi membelalak

Acara berjalan dengan lancar, satu persatu orang yang hadir mulai berpamitan untuk pulang, termasuk Rara

"ALDO!!"

Aldo yang sedang mengendarai motor dengan kecepatan tinggi berdeham untuk merenspon panggilan Rara

setelah mengantar Rika pulang, Aldo terpaksa mengantar Rara karena waktu sudah menunjukan pukul 3 pagi, tidak mungkin Aldo membiarkan Rara pulang sendiri

"lo suka sama gue kan"

"lagu lu pede, cakep kali lu" balas aldo cepat

"ANJRIT MUKA LO TUH ANJRIT"
lanjutnya

perkataan itu justru membuat Rara menerbitkan senyum di wajahnya

"gausa ngelak gitu deh" gumam Rara sambil mengeratkan pelukannya

Aldo bergidik "gausa peluk peluk gue"

"biarin lah, kita kan pacaran"

"lo ga sadar? status kita cuma settingan"

Rara tidak membalas, sepertinya ucapan Aldo telah melukai perasaanya

Aldo fokus menyetir hingga mereka berhenti tepat di depan rumah Rara.

Rara turun lalu memberikan helm, di sertai senyum "hati hati dijalan ya" ucapnya lembut

Aldo mengangguk, lalu pergi

Rara masuk dengan perasaan tidak karuan, senang karna bisa bertemu ibunya Aldo dalam acara party, kesal karna keberadaannya tidak dianggap sama sekali

Rara menghapus polesan makeup yang ada di wajahnya, bahkan ketika ia berusaha tampil maksimal, Aldo sama sekali tidak tertarik dengannya

sedetik kemudian ia menggeleng, buat apa ia memikirkan Aldo? bukankah tujuannya hanyalah untuk menemukan bukti akurat untuk menghapus rumor buruk tentangnya, namun mengapa ia malah terjebak dalam drama percintaan ini

Rara menarik nafas, menghembuskannya perlahan "tenang, gausah bawa perasaan, inget tujuan lo cuma deket sama dia, ngembaliin nama baik lo, trus tinggalin dia" gumamnya















Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang