TUJUH BELAS

62 20 2
                                    

Rika berdiri sendiri di belakang sekolah menunggu jemputan ayahnya, waktu yang terus bergulir membuatnya khawatir, takut bila tiba tiba hujan akan turun karna cuaca akhir akhir ini tidak bisa di prediksi

Rika menaikan alisnya ketika tiba tiba ada seseorang yang memberhentikan motornya

Rika menoleh untuk memastikan,
"Aldo" gumamnya dalam hati

"belum pulang" tanya cowok itu

Rika menggeleng "belum" jawabnya

"mau di anter?"

Rika mencengkram rok merasa gugup ketika tiba tiba Aldo menawarkan diri untuk mengantarnya

Rika terdiam untuk berfikir sejenak, apakah ia harus menolak ajakan Aldo karna sedang marah atas kejadian yang ia lihat tadi pagi? Rika menggeleng, mencoba untuk menyingkirkan fikiran jeleknya

"ayo naik" Seru Aldo dan mendapat anggukan dari Rika

dalam perjalanan menuju rumah, Aldo maupun Rika tidak banyak bicara, mungkin karna Rika bukan tipe orang yang banyak bicara, dan Aldo juga tidak mau memulai obrolan, seperti ada tembok tinggi yang menghalangi mereka, terasa asing padahal keduanya dekat

Rika memandang lurus ke arah Aldo yang sedang mengendarai motornya, ingin sekali menyapa namun keadaan terlalu canggung, yang ada dalam fikiran Rika saat ini adalah, ia ingin cepat cepat sampai di rumah

"denger denger, besok lo mau ke toko buku ya Rik?" Aldo mulai membuka suara

Rika mengangguk, sempat heran kenapa Aldo bisa tau bahwa ia akan pergi ke toko buku

Aldo tersenyum tipis "besok gua anter ya"

"gua ga nerima penolakan" lanjutnya

Rika turun dari motor Aldo ketika mereka sampai di depan gerbang rumah Rika

"makasih do"

Aldo mengangguk "besok tunggu gua di Cafe coffee yaa setelah pulang sekolah"

"iyaa" ucap Rika lalu tersenyum

***

"Do!! " Aldo yang baru saja keluar kelas melihat Irgi melambaikan tangan, memanggilnya untuk keluar, cowok itu bergegas berjalan mendekat

"Nongki dulu lah"

"hah?"

Irgi menarik tangan Aldo menuju kantin belakang

"gue mau nganter Rika coy"

"sebentar doang Do" paksa Irgi

Aldo memutar bola matanya malas, ajakan Irgi adalah hal yang sulit di tolak

Aldo duduk di salah satu bangku kantin, menyandarkan punggungnya, melipat tangannya di depan dada

"ini udah hampir tiga bulan man, masa iya lo gaada perasaan sama Rara"
pertanyaan itu langsung dilontarkan babay

"jangan jangan lo udah gasuka sama Rika?" Irgi ikut menambahkan

"ngaco lo berdua"

"kita lagi ngomong serius man, masalahnya ini demi kebaikan sahabat kita, ya ga?"

Irgi mengangguk "soalnya gamungkin ada dua cinta dalam satu hati, lo harus bisa menentukan do" ujar Irgi dengan nada bijaksana layaknya motivator

"Nah bener, kalo lu bener bener punya perasaan buat Rara, yauda jangan bikin Rika berharap sama lo"

"selera cewe gua bukan Rara"

"gua dapet informasi kalo Babay lagi mau deketin Rika" tentu saja informasi yang disampaikan Irgi itu tidak benar

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang