Aldo melajukan motornya dengan kecepatan sedang, menepi sebentar untuk membeli sebungkus nasi goreng melintasi jalan yang lumayan padat
Aldo memberhentikan motornya tepat di depan gang rumah Rara, dilihatnya di sebrang jalan ada sebuah mobil alpart mewah terparkir, dengan sebuah kertas berukuran sedang menempel di bamper depan yang bertuliskan "mobil ini dijual"
Aldo melangkah memasuki gerbang, motornya ia parkir di sebelah mobil alpart yang sepertinya milik Rara
Rara yang baru saja selesai ganti baju mengerutkan dahinya bingung saat ada seseorang yang mengetuk pintunya
"Aldo" gumamnya sambil membuka pintu
Aldo melangkah maju "nih"
Rara menaikan alis, mencoba menebak nebak apa yang Aldo berikan
"nasi goreng" ucap Aldo yang sepertinya paham dengan ekspresi wajah Rara
"tumben"
"lo baru makan sepotong roti tadi pagi"
Rara mengangguk mengerti, lalu tersenyum "thanks"
"gausah geer, besok lo bakal jadi babu gua jadi gua gamau lo kelaperan"
"Babu?"
Aldo mengangguk "jadi pacar gua berarti harus siap jadi babu gua, lo gamau orang orang pada bully lo lagi kan?"
Rara menunduk, ucapan Aldo sepenuhnya benar karna alasan Rara masih berusaha untuk dekat dengan Aldo adalah agar ia bisa memiliki tameng untuk melindungi dirinya sendiri
"tapi gua mau nanya, gimana rasanya di bully? sama kaya lo yang dulu suka nge bully" lanjut Aldo
"Bener ya kata orang, bumi itu berputar, itulah sebabnya lo harus menghargai waktu, karna waktu gabisa di ulang, kalo pun bisa mungkin aja lo gaakan mau perbaiki kesalahan lo di masalalu kan?"
"mungkin sekarang tuhan lagi ngasih lo pelajaran, supaya lo bisa belajar dari pengalaman, setiap orang bisa berubah kapanpun, ntah sikap maupun hatinya. sama kaya orang yang dulunya pernah ngebangga banggain lo, sekarang berbalik buat jatohin lo"
"singa betina yang dulu berkuasa sekarang udah menjelma menjadi anak kucing yang justru mencari perlindungan kemana mana"
"kadang gua suka mikir kalo misalkan dulu lo....."
"cukup do" potong Rara
"lo bisa pergi sekarang kan?" lanjutnya
Rara meraih tangan Aldo, mengembalikan sebungkus nasi goreng yang aldo berikan untuknya
"gue sama sekali ga laper" ucap Rara lalu masuk dengan menutup kasar pintu rumahnya, berjalan lunglai menuju tempat tidur dan mencoba untuk memejamkan matanya
diluar Aldo mematung dengan sikap Rara yang begitu dingin, Aldo menggeleng lalu meletakan nasi goreng di gagang pintu Rumah Rara dengan secarik kertas bertuliskan kata "maaf"
***
Waktu masih menunjukan pukul tujuh kurang sepuluh menit, Rara sudah sampai di sekolah. Suara teriakan anak cowok mendominasi lapangan SMA harapan bangsa, beberapa orang berlarian menggiring bola menuju gawang , sebagian lagi terlihat sedang duduk santai di pinggir lapangan sambil menunggu guru datang.
hari ini adalah jadwal kelas Rika berolahraga, dan lapangan masih di penuhi anak cowok karena murid ceweknya sedang berganti seragam olahraga di kelas, ada juga beberapa orang yang berganti di toilet
Rara yang sedang menstruasi berlari kecil menuju toilet untuk sesegera mungkin memakai pembalut yang baru saja ia beli
Dia sudah berada di toilet dan melihat ada seseorang menarik perhatiannya, Rika. dia tau bahwa cewek itu yang selama ini di sukai aldo
KAMU SEDANG MEMBACA
Do'Ra (end)
Teen FictionAda sebuah kalimat yang masih Aldo ingat seusai kepergian Rara "lo harus tau bahwa di dunia ini gaada manusia yang sempurna, yang jahat ga selalu jahat, dan yang baik ga sepenuhnya baik. Ga semua benar benar hitam, dan ga semua benar benar putih. B...