ENAM

86 41 0
                                    


Aldo bangkit dari tempat duduknya usai mengisi perut "udut yu, asem nih"

Babay mengangguk sambil menghabisi esteh

"Gua gaikut udut, lagi radang" Ucap irgi lalu bangkit dari tempat duduknya

Babay terkekeh "cupuuu"

"Skuy ah" ucap Aldo sambil berjalan mendahului babay dan irgi

Diujung koridor mereka melihat beberapa siswa sedang kerkerubun di depan kelas 10 - IPA 5 seperti semut yang menemukan makanan manis

Aldo mendekat, ikut bergabung dengan kerumunan itu, untunglah Aldo memiliki badan yang tinggi, jadi tidak sulit baginya untuk melihat apa yang terjadi di dalam kelas

Terlihat ada 2 orang yang sedang baku hantam, namun yang satu sedang terpojok,  Aldo memincingkan matanya, memperhatikan kedua gadis itu. Ternyata salah satu diantara mereka adalah Rara, gadis yang sangat ia hindari

Aldo masih memperhatikan drama yang terjadi pada mereka berdua, saling adu pukul, tarik menarik, dorong mendorong hingga ruangan menjadi berantakan, sampai saat Rara menarik lawannya keluar kelas lalu merobek lengan baju gadis itu hingga membuat gadis itu malu, lalu berlari meninggalkan kerumunan

Beberapa siswa tampak bersiul, ada juga yang bertepuk tangan karna menurut mereka aksi baku hantam antara rara dan lawannya adalah sebuah hiburan

Babay yang ikut melihat kejadian itu bergidik ngeri "cewe kalo ribut serem anjir, jambak jambakan"

Irgi menggeleng "daripada lu sukanya nyute (Alias cubit tetek) "

Aldo tersenyum tipis, menggelengkan kepalanya "gesrek lu"

Irgi terkekeh "Rara mantep ye, bisa lah gua gebet"

Aldo menaikan bahu sama sekali tidak perduli, karna memang dari awal Aldo sangat tidak menyukai Rara

"drama nya udah kelar tuh, yu ah udut" Ucapnya sambil berjalan menuju gedung kosong yang letaknya di samping sekolah, biasanya gedung itu digunakan untuk menyimpan barang barang yang sudah tidak terpakai lagi, seperti kursi atau meja yang rusak, karna letaknya sangat jauh dari jangkauan guru jadi tidak heran jika ada banyak siswa yang memilih merokok disana

"Buru buru banget do" ucap babay berusaha menyamakan langkah Aldo

"Kenapa si lu, PMS?" Lanjut irgi penasaran dengan sikap Aldo yang tiba tiba berubah setelah melihat kejadian tadi

"Begitulah cewe yang taunya cuma cantik doang tapi otaknya ga dipake, jadi semena mena nindas orang" jawab aldo tidak menoleh sedikitpun

"Lu gaboleh nilai orang sesuai sama persepsi lu sendiri do, dia ribut juga pasti ada alasannya"

Aldo menaikan pundak, tanda tidak perduli

Babay yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala

Ami berlari menuju toilet, mendobrak pintu dengan keras lalu membersihkan wajahnya di wastafel

"Argh bangsat"  pekik Ami saat luka di pipinya terasa perih

Ia menatap wajahnya beberapa detik kemudian, setetes air mata jatuh membasahi pipinya "kenapa gua gapernah bisa ngalahin lo Ra" keluh Ami

Ia menghapus air matanya kasar, tidak perduli atas rasa sakit pada wajahnya "Dari dulu, gua pengen ada di posisi lo, yang dengan gampang menjentikan jari supaya cowo naksir sama lo"

"Semua cowo yang gua suka pasti pada noleh ke lo, gua udah berusaha untuk cantik Ra, tapi setiap satu sekolah sama lo, pasti selalu lo yang selalu megang kendali cewe terpopuler" lanjutnya

Ami terkejut, lantas menghentikan tangisnya ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya

"P__permisi, mau ambil tisyu"

Ami membalikan badannya lalu tersenyum "iyaa ambil aja"

Gadis itu membalas senyum Ami lalu mengambil tisyu yang terletak di sebelah kanan wastafel

"Sebelumnya mohon maaf, aku ga bermaksud menguping, tapi aku denger keluhan kamu barusan"

"Siapa nama lo?" Tanya Ami to the poin

Ia menatap ami, lalu tersenyum "Rika"

Ami meraih tangan Rika "tolong jangan kasih tau ini ke siapapun" mohon Ami seperti anak kecil yang minta di belikan ice cream

Rika mengangguk mengerti "kamu gaperlu jadi seperti orang lain buat narik perhatian orang lain, terutama laki laki"

"Aku emang baru ketemu sama kamu, tapi menurut aku, kamu harus tetep jadi diri kamu sendiri tanpa perlu mengubah apapun, kepribadian maupun penampilan. Karna kalo kamu mengubah itu demi laki laki, dia gaakan pernah mencintai kamu dengan tulus"

"Mungkin kata kata aku terlalu tabu, tapi kamu pantes dapetin orang yang nantinya bakal nerima segala kekurangan kamu, tanpa mempermasalahkan apapun apalagi menyuruh kamu untuk merubah sesuai dengan apa yang dia mau, laki laki yang berusaha sedemikian rupa membuat kamu nyaman ada di sampingnya" 

Ami mematung, karna ucapan Rika terlalu menohok dan tepat mengenai sasaran. namun sesungguhnya ucapan Rika sepenuhnya adalah benar

Ami selalu berusaha untuk mengubah kepribadiannya, fashion, pakaian bahkan barang barang mewah yang menurut Ami itu bisa memikat hati orang yang ia sukai

Namun ternyata, Rara selalu lebih unggul

Rika menepuk pundak Ami "mungkin orang yang namanya Rara itu selalu jadi dirinya sendiri, tanpa ingin jadi orang lain, atau berusaha tidak menyamakan dirinya dengan orang lain"  Lalu keluar, membiarkan Ami berperang dengan fikirannya

Ada satu pelajaran yang Ami dapat dari ucapan Rara "bahwa satu satunya cara untuk membahagiakan diri sendiri adalah, berhenti membanding bandingan diri dengan orang lain"

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang