Aldo duduk bersandar di kursi santai yang ada di balkon kamarnya dengan mata terpejam, mencoba menikmati saat saat tenang hidupnya, ditambah memikirkan hal yang tadi siang baru ia alami.
Makan berdua di sudut kantin bersama wanita yang selama ini ia puja, Rika
Menyebut namanya saja sudah berhasil mengukir senyum tipis di wajahnya
aldo membuka mata menatap kolam renang indoor di depan balkon kamarnya. Ia mengeluarkan ponsel hendak mengirim pesan pada Rika, namun perhatiannya teralih pada pesan singkat yang tadi siang ia kirim untuk Rara
"Kenapa ga di bales" gumam aldo, sedetik kemudian menggelengkan kepalanya
"Nggausah dipikirin" lanjutnya
"Assalamualaikum ukhti"
Aldo terkekeh saat menekan tanda kirim, pasalnya ia tidak pernah sesopan ini saat mengirim pesan untuk orang lain, namun Rika adalah sebuah pengecualian"Waalaikumsalam"
Hanya sebuah jawaban salam, namun membuat jantung aldo berdetak tak karuan"Rika besok ada waktu ga?"
"Waktu buat apa do?"
"Besok jalan jalan yuk"
"Tapi besok aku mau ke toko buku, ada buku yang harus aku beli"
"Yauda besok gue anter"
"Gausah do"
"Besok gua jemput di depan rumah lo"
Rika menghela nafas, menolak aldo bukan hal yang mudah
"Iyaudah" jawabnya pasrah
Aldo tersenyum puas, memenangkan perdebatan dengan perempuan adalah anugrah terindah yang pernah dimiliki, kali ini sepertinya aldo bisa tidur nyenyak
Rara menghidupkan ponselnya setelah berjam jam ia matikan, tidak ada notifikasi apapun selain dari operator yang senantiasa mengingatkan Rara untuk segera mengisi pulsa karna kartunya dalam masa tenggang
Rara tersenyum tipis, saat membuka aplikasi whatsapp ternyata dirinya telah di keluarkan dari semua grub yang ada di sekolah. Rara mematikan kembali ponselnya, tidak ingin membaca pesan apapun, termasuk berita bahwa dirinya telah berpacaran dengan aldo
Rara menatap langit langit kamarnya, dilihat tripleks yang telah mengelupas di sudut dinding, bila hujan turun air akan masuk memenuhi ruangan, maka Rara akan sibuk mengelap seisi kamar
"Mah liat, itu dipojok kamar genteng nya bocor, kalo aja ada mama pasti ada yang bantu Rara ngepel rumah kalo hujan turun" gumam Rara dalam hati
Rara hendak memejamkam mata, mengistirahatkan segala lelah atas masalah yang telah berhari hari menimpanya
"Kalo gua bisa manfaatin situasi sebagai pacar aldo, berarti gua masih ada kesempatan buat bela diri gua sendiri" namun fikiran itu tiba tiba saja terlintas
"Tapi pasti ga gampang" lanjut Rara
Rara mengubah posisi menghadap kanan, menatap seisi rumah, tidak ada pemandangan bagus selain cat tembok yang warna nya sudah mulai pudar
"Gimanapun caranya, gua harus bisa balikin nama baik gue, mungkin dengan rumor kalo gua pacaran sama aldo bisa ngegertak orang yang ngebully gue, ditambah aldo kan pentolan sekolah. Itu artinya kedudukan gue sekarang sangat menguntungkan" ucapnya
Rara menggeleng pelan "tapi Aldo gapunya perasaan apa apa sama gua, dia juga naksir Rika"
Rara menghela nafas, merenung sejenak untuk mencari solusi
KAMU SEDANG MEMBACA
Do'Ra (end)
Teen FictionAda sebuah kalimat yang masih Aldo ingat seusai kepergian Rara "lo harus tau bahwa di dunia ini gaada manusia yang sempurna, yang jahat ga selalu jahat, dan yang baik ga sepenuhnya baik. Ga semua benar benar hitam, dan ga semua benar benar putih. B...