DUA PULUH SATU

43 5 0
                                    

Aldo maupun Rika masih sama sama diam, berputar putar dalam fikiran mereka masing masing, seperti ada sebuah dinding yang membatasi jarak antara keduanya, Aldo yang bimbang harus berbuat apa, dan Rika yang merasa bersalah atas ucapannya. kini dirinya sudah menjadi penghalang bahkan berhasil merusak hubungan orang lain, seperti apapun perasaan Rika terhadap Aldo ia tidak ingin menjadi penyebab kehancuran hati Rara, tidak ada satu perempuan pun yang bisa menerima dengan ikhlas kehadiran orang ketigaa

"pasti Rara ancur banget sekarang" Rika mulai membuka suaranya

Aldo yang dari awal menunduk, kini menoleh menatap Rika

"aku emang suka sama kamu, tapi aku gamau jadi penyebab rusaknya hubungan kamu" lanjutnya

Aldo mendengus kesal "gua bimbang Rik, di satu sisi gua sama sekali ga suka sama dia, tapi diwaktu yang bersamaan gua kasian, ga tega ninggalin dia sendirian"

Rika tersenyum samar "susul aja do, aku takut Rara berbuat yang aneh aneh"

Aldo menggeleng "ngga Rik, gua yakin dia gabakal macem macem"

"Susul dia Do"

"gua ga mau Rik"

"aku mohon...."

"arghhh" Aldo menggaruk kepalanya frustasi "oke gua susul dia, lo istirahat" ucapnya lalu keluar dari kamar Rika

Aldo menghentikan motornya di pinggir jalan, tepat di sebrang halte bus yang kosong dan jalanan yang sepi

ia memandang lurus, melihat Rara yang sedang duduk sambil sesekali mengusap air matanya, cowok itu menelan ludah nya yang terasa memahit lantas mendongak menatap langit yang mulai terlihat gelap.

entah berapa banyak air mata yang Rara keluarkan akibat ucapan Aldo, ia segera memarkirkan motornya dan berjalan menghampiri Rara

"Ayo pulang" ucapan Aldo membuat Rara tersentak kaget, gadis itu menaikan kepalanya menatap Aldo intens

"kalo kedatangan lo kesini karna merasa bersalah atau cuma karna rasa kasian ngeliat keadaan gua mending lo pergi aja, gua ga butuh belas kasih dari lo"

"lagi pula lo gaakan perduli kan kalo gua kenapa napa? karna hubungan lo sama gua itu dari awal cuma PURA PURA" Rara menekankan kalimatnya

"udah sana balik lagi ke rumah sakit, temenin gadis kesayangan lo yang lagi berbaring lemah di ranjang kamarnya" lanjut Rara, jelas ada sirat kecemburuan dalam pernyatan itu

Rara bergegas melangkah pergi, Aldo memandangi punggung itu yang berjalan menjauh

"Ra, jalan pulangnya bukan kesana"

Rara menoleh "emang siapa yang mau pulang?"

melihat gadis itu berbalik meninggalkannya, Aldo langsung berteriak memanggilnya "mau kemana sih Ra, ayo pulangg! jangan bikin gua susah"

gadis itu menghentikan langkahnya, lalu berbalik arah menghampiri Aldo "siapa yang bikin lo susah? hah?"

Aldo meraih pergelangan tangan Rara, memaksanya untuk naik ke atas motor yang ia parkir di sebrang jalan "lepasin gua do, gua belom mau pulang"

"trus lo mau kemanaaa? gua cape banget Ra, Nurut aja kenapa sih"

Rara mendengus kesal, mengalah dengan alasan tidak ingin membuat Aldo susah

Aldo tidak membuka suaranya saat kendaraan mulai melaju pergi dari tempat dimana ia menemukan Rara duduk sendirian

Rara menatap punggung Aldo
"Bener ya kata orang, hal yang paling sulit dilakukan manusia itu cuma dua, minta maaf, dan terimakasih" ucapnya

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang