EMPAT

97 41 0
                                    


Ara menyeret kopernya keluar dari halaman rumah "Neng Araa"
Terdengar suara teriakan yang memanggil namanya, Mbok iyem berlari kecil mengejar Rara

"Kenapa mbok" tanya Rara bingung"

Mbok iyem berhenti, mencoba mengatur napasnya yang naik turun akibat berlari "tuan Tio nyuruh mbok ngasi ini ke Neng Ara" ucap mbok iyem sambil memberikan sebuah kunci

Rara meraih kunci yang di berikan mbok iyem, lalu menaikan alisnya seolah meminta penjelasan

"Itu kunci rumah sama kunci mobil Neng, Tuan mempersilahkan neng Rara membawa mobil neng"

Rara meng-ohh mengerti
"Itu rumah kontrakan yang ga terlalu besar neng, kata Tuan neng Rara sama mbak Lisa tinggal disana aja, rumahnya diujung gang, neng keluar komplek trus nanti neng masuk ke gang kedua dari pintu keluar" jelas mbok iyem yang dianggukan oleh Rara

Sedetik berikutnya Rara tersenyum lalu menyentuh tangan mbok iyem "mbok, maafin Ara ya kalo selama Ara tinggal disini suka nyusahin mbok"

"Ngga papa neng, Rara makan yang banyak ya biar gemuk, kalo mbak Lisa masak makanannya di abisin. Soalnya neng kebiasaan kalo makan suka nggak di abisin"
Suara mbok iyem terdengar sedu

"Mbok jangan terlalu cape ya, jaga kesehatan" ucap Rara yang dibalas anggukan oleh mbok iyem

"Iyauda kita pergi dulu" Lisa yang daritadi diam kini angkat suara

"Rara ambil mobil dulu"

Lisa memutar bola matanya malas "cepet, mama mau cepet cepet pergi dari rumah ini"

Rara mengangguk lalu pergi untuk mengambil mobil yang telah diperbolehkan Tio untuk dibawanya

Tepat di depan sebuah gang sempit, Rara menepikan mobilnya dipinggir jalan karna gangnya hanya bisa dilalui oleh motor

Lisa menepis air matanya, lalu turun dari mobil

"Kita tinggal disini gapapa kan Ra, nanti mamah akan kumpulin uang supaya kita bisa beli rumah yang mewah" ucap lisa sambil menyeret kopernya yang terasa berat, biasanya Lisa hanya memerintahkan asisten rumah tangga untuk mengangkut barang barangnya apabila Lisa tidak sanggup untuk membawanya. Kini ia harus berusaha sendiri

Rara tersenyum "gapapa ko mah, asal kita berdua, pasti semua terasa ringan. Dan mama gaperlu beli rumah mewah supaya kita bahagia, sejujurnya kesederhanaan kaya gini juga bikin aku seneng kalo ada mama"

Lisa membuka pintu, terlihat ruang tamu yang hanya terisi karpet dan cermin kecil, Rumah itu jauh lebih sederhana dari Rumah yang pernah ia tinggali. Tidak ada kolam renang, ataupun taman, hanya memiliki satu kamar kecil dan kamar mandi di belakang rumah menyatu dengan dapur

Lisa meletakan kopernya, lalu duduk, mengistirahatnya segala lelah nya hari ini

                                    ***

Sudah 2 jam Rara dan Lisa bekerja sama untuk membereskan rumah yang baru ia tempati, mulai dari menyapu, mengepel, mengelap kaca hingga debu debu yang ada di sela sela jendela. Kini rumah itu sudah lebih layak untuk ia tinggal

"Udah lama mama ga melakukan pekerjaan rumah" Lisa membuka suara, pasalnya semenjak Lisa menikah dengan tio ia memang tidak pernah lagi menyentuh pekerjaan rumah, lisa sibuk mencari uang, weekend bersama orang orang yang setara dengannya, arisan ini arisan itu, hingga membeli barang barang mewah, berbeda dengan Rara yang lebih menyukai kesederhanaan

Rara tersenyum, meletakan pakaiannya ke dalam sebuah lemari kecil "iyaa, mulai sekarang berarti kita harus ngeluarin tenaga ekstra"

"Kemaren mama habis ditipu 200 juta, uang arisan dibawa kabur, uang di brangkas mama di curi sama pegawai mama sendiri. Mama sudah gapunya tabungan apa apa lagi"

Rara menghampiri lisa "ngga apa mah, kita harus ikhlas nanti kita cari uang sama sama, Rara gaakan jajan banyak banyak deh di sekolah, nanti Rara jualan kue aja. Kue buatan mama kan enak, lumayan buat pemasukan kita sehari hari"

Lisa menatap Rara dengan tatapan dalam, lalu memeluknya "maafin mama Ra, mama udah buat kamu susah"

Rara membalas pelukan lisa "ngga mah, mama gapernah buat Rara susah"

                                   ***

Aldo menguap lebar, memutar bola matanya malas sambil menatap gemerlap lampu dari balkon kamarnya, di sertai rintikan air mancur yang terdengar dari taman, sungguh membosankan

Suara notifikasi BBM mengalihkan pandangan Aldo

Maaf baru bales, soalnya habis ngerjain tugas
Ada apa ya do?

Terukir senyum tipis di wajah Aldo

Ngga ada apa apa Rik, kamu lagi apa

Sedetik kemudian Rika membalas pesan Aldo

Lagi dengerin musik sambil nyemilin coklat dari kamu, makasih ya do
Aku fikir siapa yang ngasih coklat di meja aku

Aldo terkekeh kecil

Aku kaya pengagum rahasia kamu ya
Iyaudah kamu tidur gih, udah malam.
Have a nice dream Rika

Rika yang membaca pesan itu lantas tersenyum manis, seorang badboy seperti Aldo mampu mengeluarkan kata kata manis yang mampu menggelitik perut













Oke thank you guys

Next aku bakal kasih kalian gambaran tokoh dari
Rika
Aldo
Babay
Irgi
Dan Rara

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang