DUA BELAS

64 37 0
                                    

Rara pergi ke sekolah dengan angkutan umum seperti biasa, ia menguatkan tekad atas rumor yang belakangan ini berhasil mencoreng namanya, melangkah masuk dengan ekspresi sebaik mungkin. memasang topeng dengan sangat tebal hingga tidak ada seorang pun yang melihat bahwa sebenarnya Rara sedang rapuh

Rara menyipitkan matanya, terlihat aldo bersama dua temannya sedang berjalan yang langkahnya mengarah ke kantin

Rara berjalan menghampiri aldo "hay do"

mata aldo menyipit mendapati seorang gadis dengan seragam yang cukup rapih, berbeda dari biasanya melambaikan tangan dengan wajah cerah dan senyum merekah.

Aldo tertegun, tak sadar ikut menarik ujung bibirnya hingga membuat sebuah senyuman

"mau ke kantin ya? bareng dong" celoteh Rara dengan senyuman di wajahnya

aldo tidak menanggapi, lalu melanjutkan langkahnya, Rara mendengus berkacak pinggang dan menggeleng pelan untuk melupakan perlakuan aldo yang menohok hati, ia berlari kecil  mengikuti Aldo "oke berarti boleh"

"ngapain lo nanya kalo gitu"

Rara menyengir, berupaya menyamakan langkahnya dengan aldo menyusuri koridor

"lo ga pesen makan?" tanya aldo pada Rara yang sepertinya tidak berniat memesan makanan apapun

Rara menggeleng pelan "nggausah gua ga laper"

aldo mendengus pelan lalu meninggalkan Rara di meja yang telah mereka tempati, memesan sebuah roti bakar dengan toping keju coklat diatasnya "nih makan! gausah pura pura ga laper, perut lo gabisa bohong" ucap aldo

Rara mengambil sepotong Roti dengan perasaan tidak karuan, terkadang aldo bersikap dingin dan tidak perduli namun di waktu yang bersamaan ia sebenarnya perduli
tanpa sadar Senyum diwajah Rara terukir dengan sangat jelas, kali ini adalah senyum yang tulus, perasaan bahagia yang benar benar nyata. bukan topeng yang sering ia gunakan untuk menutupi kesedihannya

mungkin benar, laki laki memiliki cara yang berbeda untuk menunjukan perasaannya

                                 
   
                                 ***

Rika yang baru saja duduk di sudut kantin tersenyum tipis
pandangannya lurus kedepan, tepat ke arah kursi yang di tempati Rara

terlihat rona bahagia di wajah Rara saat mendapat sepotong roti yang diberikan aldo

Rika menghembuskan nafas pelan, rasanya baru kemarin ia menikmati waktu berdua bersama Aldo, di sebuah toko buku, walau membosankan tapi itu cukup mengesankan

Rika menggeleng, mencoba menepis rasa yang sulit untuk di singkirkan, bahwa sesungguhnya ia menyukai Aldo

siapa yang tidak akan tertarik dengan sosok laki laki ramah yang selalu berhasil membuat Rika tersipu malu oleh kelakuannya, yang menunjukan perhatian dengan cara yang berbeda

Rika tersenyum lalu mulai menikmati syomai yang sudah sejak tadi tergeletak di meja nya

"kalo udah makan cepet masuk kelas" ucap aldo pada Rara yang sedang asik memakan roti pemberiannya

Rara mengangguk tanpa membalas ucapan Aldo

"denger ga gua ngomong" bentak aldo

Rara menatap aldo dengan tatapan sinis "bisa ga si sehari aja lo bersikap lembut selayaknya seorang pacar" Rara menekankan kata 'pacar'

aldo menggeleng "nggak, soalnya status kita ini cuma pura pura"

Rara menggeleng pelan, menelan kasar kunyahan roti dalam mulutnya, menengguk segelas teh manis milik aldo lalu bangkit dari duduknya

"makasih sarapannya, gua cabut" ucapnya

aldo menatap kepergian Rara dengan tatapan kosong

"tahan do" ucap irgi

aldo melirik "tahan apa"

"lo gamau dia pergi kan? ya tahan"

aldo diam, tidak membalas ucapan irgi

Rara melangkah cepat menuju kelas, tidak memperdulikan segala tatapan sinis dan beberapa celoteh siswa siswi yang secara terang terangan menjatuhkan dirinya

"masih berani ya dia sekolah?"

"ko kepala sekolah ngga ngeluarin dia sih"

"tercemar deh nama sekolah kalo masih pertahanin pelacur kaya dia"

bisikan demi bisikan mampu di dengar Rara namun ia tetap memperkokoh  dinding pertahanannya untuk tidak memperdulikan apapun. mencoba sekuat mungkin menahan air matanya agar tidak menetes

seisi kelas yang tadinya ramai berubah hening saat Rara melangkah masuk, tidak ada seorang pun yang mau mengajaknya bicara

Rara meletakan tas nya dengan senyum tipis "dulu mama pernah bilang, kalo hukum paling kejam itu adalah hukum sosial, sekarang aku tau maksud mama" gumamnya

di sudut kantin Rika tersenyum lega saat melihat Rara pergi, ia memperhatikan Aldo dengan seksama, Aldo menatap lurus dengan tatapan kosong seperti ada sesuatu yang ia sembunyikan

                               ***

Rara keluar diam diam dari ruang kelas, duduk mengerjakan tugas saja sama sekali tidak membuat suasana hatinya membaik, ditambah ada gosip yang mengatakan bahwa Aldo dan Rika jalan berdua kemarin

Rara tidak tau kemana ia harus pergi, alhasil ia hanya menyusuri koridor di lantai dua dengan langkah ringan. daripada mondar mandir tidak jelas Rara memutuskan untuk pulang atau bolos karna sekarang sudah masuk di jam pelajaran terakhir dan kebetulan kelasnya kosong alias jamkos

karna yakin Aldo tidak akan mengantarnya pulang meskipun Rara memohon, cewek itu berjalan keluar dari area sekolah dengan penuh hati hati agar tidak ada guru yang melihatnya. menunggu angkutan umum lewat

Rara memincingkan matanya saat melihat di sebrang jalan ada seorang anak smp yang sedang mengambil beberapa buku yang jatuh karna tas yang di pakainya jebol

Rara segera menyebrang jalan " aku bantu ya dek" ucap Rara sambil mengambil beberapa pensil yang tergeletak dijalan

anak itu mendongak "makasih ya kak" ucapnya sambil tersenyum

Rara balas senyum, ikut berdiri "pake tas aku aja nih"

"nggausah ka aku pegang gini aja" ucapnya

Rara menggeleng membuka tas seolah menunjukan bahwa tas Rara kosong, seperti biasa, ia meletakan semua alat tulis dan buku nya di kolong meja, jadi yang ia bawa dalam tas hanyalah beberapa alat makeup sisir dan kaca

"sini aku bantu masukin" Rara merebut buku yang di pegang anak itu lalu memasukannya ke dalam tas

"nih kamu bawa aja"  lanjutnya

"tapi nanti aku balikinnya gimana ka?"

"nggausah di balikin, ini buat kamu aja"

"bener ka?"

Rara mengangguk "iyaa dijaga yaa, kenang kenangan dari aku, dah aku pulang dulu hati hati ya" ucapnya sambil tersenyum

Rara berlalu pergi, tanpa menyadari bahwa tepat di depan gerbang sekolah ada seseorang yang sedang memperhatikannya sambil tersenyum puas

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang