DUA PULUH ENAM

23 1 0
                                    

Jakarta adalah tempat yang sebelumnya tidak pernah ada difikiran Alan untuk ia tinggali.

dua tahun lalu, Olimpiade matematika di selenggarakan di daerah jakarta Timur, tepatnya di gedung Lembaga olimpiade pendidikan indonesia.

Alan dan Aldo memang anak kembar, namun Alan memiliki otak yang jauh lebih cerdas dari Aldo, hingga membuat ayah mereka lebih menyayangi Alan dibanding Aldo.

Aldo lebih unggul di bidang non-akademik, sedangkan Alan dibidang akademik, perbedaan itulah yang membuat Aldo sering cemburu pada Alan

sampai pada akhirnya, keributan besar terjadi di rumah, Dan Aldo meminta pada Alan agar ia dipindahkan ke bandung.

katanya, cinta akan muncul karena terbiasa, tapi itu tidak berlaku bagi Aldo, sudah genap satu tahun Rara menjalani hubungan yang tidak melibatkan cinta di dalamnya, hubungan yang dari awal dibuat hanya sebatas pura pura.

perasaan Rara sudah tidak enak ketika ia memasuki gerbang sekolah, dan benar saja, sepasang remaja tengah berjalan berdampingan, siapa lagi kalo bukan Aldo dan Rika. mereka berdua nampak serasi ditambah gantungan tas couple yang terpasang di tas mereka masing masing

"kalo udah ga tahan, ngapain masih bertahan" Alan yang entah darimana datangnya berjalan mengikuti langkah Rara

Rara menoleh "entah, gua juga bingung" jawab Rara cengengesan

"Namanya juga cewek, hobby nya nyari penyakit"

Rara terkekeh geli "kalo ga gitu, kita gaakan pernah tau rasanya berjuang"

"tapi percuma kalo ga pernah dianggap ada, tuh buktinya" tangan Alan bergerak menunjuk Aldo yang sudah berada tepat di depan kelas Rika laki laki itu mengelus rambut Rika kemudian pergi menuju kelasnya di lantai dua

Rara menarik nafas sejenak, seraya memikirkan cara untuk meng-akhiri hubungannya dengan Aldo, karna lebih baik bagi Rara untuk memutusnya sekarang, dibanding tenggelam terlalu jauh dengan perasaan sepihak.

gadis itu menghampiri aldo dengan langkah pelan, terus menunjukan senyum untuk meyakinkan hatinya bahwa aldo bukan untuknya.

"Do" ucap Rara pelan

Aldo menoleh "apa?"

Rara tersenyum "kita udahan aja ya" lanjutnya dengan penuh tekad

"putus maksudnya?"

Rara mengangguk, tetap tersenyum dengan air mata yang sudah mengembang

Aldo menaikan alisnya "yakin?"

Rara mengangguk, lagi.

"oke"

Rara mengacungkan jempol, lalu memutar badannya, melangkah menjauh

"sampai pada akhirnya, aku tetap bukanlah wanita yang menjadi tujuan mu. sekeras apapun aku mempertahankan, tetap saja. berjalan dengan satu kaki itu melelahkan, ini lah akhirnya, akhir dari cerita indah ku bersama nya, akhir dari kisah cinta masa SMA, terimakasih, kisah ini cukup berkesan dan aku telah kelelahan. berbahagia lah, dimanapun dan dengan siapapun. terimakasih, telah membuat duniaku sedikit berwarna, dikala kekejaman dunia sedang melanda"

"Aldo, aku berhenti sampai disini"

gumam Rara dalam hati, air mata yang sudah ia bendung akhirnya mengalir, tak perduli ada berapa pasang mata yang memperhatikannya, karna tidak ada orang yang baik baik saja setelah melepaskan orang yang ia cinta.

perpisahan, memang selalu menyakitkan

Rara menyadari satu hal bahwa "jangan pernah menjadi pijakan untuk seseorang yang hanya selalu melihat ke atas, dan jangan pernah menjadi pelangi untuk seseorang yang buta warna"

Aldo adalah bahagia, sekaligus luka bagi Rara

***

bel berdering menandakan jam pulang, langit sore yang tadinya cerah berubah menjadi abu abu, namun Rara tetap tidak beranjak dari tempat duduknya

gadis itu menatap sekeliling kelas yang sudah sepi, hanya ada suara gemercik air hujan yang mulai turun dan beberapa siswa yang sedang mengikuti ekstra kulikuler 

10 menut berlalu, kini langit sudah sepenuhnya gelap, ia keluar dan melihat ada beberapa siswa siswi yang sedang berteduh di depan pos satpam, seperti biasa mereka yang mengikuti ekstra kulikuler memang sering pulang malam.

ia berlari kecil menuju halte sambil memayungi dirinya dengan tas, bajunya sudah setengah basah

"dingin banget" ucapnya sambil mengusap kedua telapak tangannya

lagi, ia merenung menunggu angkutan umum datang sambil menatap air hujan

Rara menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. menarik nafas panjang, menahan tangis yang sebenarnya ingin ia keluarkan, namun ia terus meyakinkan dirinya bahwa " untuk apa Rara menangisi hal yang dari awal bukan miliknya "

Rara membuka wajah ketika suara deru motor tertangkap jelas di pendengarannya, matanya melirik ke arah sumber suara

"Aldo" ucap Rara spontan

gadis itu terus menatap keduanya lalu memutar bola matanya malas ketika Rika mulai melingkarkan tangannya pada pinggang Aldo, Rika duduk di belakang dengan menggunakan jaket hitam yang ia tau bahwa itu milik Aldo dan helm merah muda yang Rara beli khusus untuk dirinya

"Baru juga putus, udah peluk pelukan sama cewe lain" ucap Rara miris

ia mengalihkan pandangannya setelah dua anak remaja itu melaju hingga motornya tidak terlihat di ujung jalan

beberapa detik berikutnya suara klakson motor berbunyi kencang hingga membuat Rara jengkel

"apasih" sinisnya pada seorang laki laki yang baru saja turun dari motornya

"butuh tumpangan ga?"

Rara menggeleng "ga usah"

Alan terkekeh geli, lalu melempar jaket serta jas ujan tepat mengenai wajah Rara

Rara mendengus kesal "mau cari ribut? "

"pake" ucap Alan sambil menampakan senyum lebar

"buruan udah malem" lanjutnya

Rara mulai memakai jaket, dan jas hujan yang di berikan Alan "lo pake apa?"

"pake baju lah"

"bodoamat"

Rara yang tadinya duduk di kursi kini berdiri, melangkah mendekat dan bergegas menaiki motor alan, rintik hujan mulai membasahi jas ujan yang ia pakai, namun kulitnya sama sekali tidak kebasahan

Rara menerima uluran helm dari Alan, dan cowok itu menarik tas yang ada di pangkuan Rara, lalu memakainya

"lumayan buat nutupin badan depan gua" ucapnya agar tidak menimbulkan kesalah fahaman

Rara mengangguk mengerti


••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

HALO GAIS KEMBALI LAGI BERSAMA DO'RA ALIAS ALDO DAN RARA WKWK

plis jangan marahin gue gara gara gue jarang update, bahkan gapernah update. btw gua sibuk gais, tapi skrng lagi meluangkan waktu buat kalian

doain aja ya semoga seterusnya bisa konsisten, btw ada yg mau reqquest supaya cerita Do'Ra sad ending ga?

sampai bertemu di part selanjutnya, selamat membacaa 😘



Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang