DUA PULUH TIGA

24 4 0
                                    


dalam kehidupan, tidak ada satu orang pun yang bisa menebak kapan kematian akan datang, yang ada akan pergi, yang tumbuh akan patah silih berganti

seiring berjalannya waktu, setiap orang harus memahami jalan takdir yang tidak menentu

hari ini mungkin semua terlihat baik baik saja, tapi hari esok masih menjadi rahasia semesta

Langit yang masih meneteskan air hujan serta Rara yang masih berteduh di pesisir jalan untuk menunggu angkutan, mundur perlahan menghindari percikan, tubuhnya mulai terasa dingin berharap apa yang ia tunggu akan segera datang

ia mengusap lalu meniup telapak tangannya, bibirnya mulai gemetar tapi sedetik kemudian senyumnya mengembang, mengingat kembali kejadian yang baru saja ia alami barusan

beberapa menit kemudian angkutan umum berhenti tepat di depan nya, Rara menggelengkan kepalanya, terkekeh pelan lalu menaiki angkutan umum tersebut, matanya menatap sekeliling, perlahan menikmati hembusan angin yang masuk melalui celah celah kaca

" semesta, terimakasih sudah memberi sedikit bahagia dikala duka sedang melanda " gumamnya dalam hati

Aldo mengusap kepalanya yang masih basah menggunakan handuk, berdiri di balkon kamarnya sambil menikmati suara gemuruh serta derasnya hujan

ia melangkah pelan, melihat secarik kertas yang terletak diatas meja, lalu meraihnya, alisnya bertautan,  kemudian membuka dan membacanya perlahan

tentang kamu dan hujan

sebelum pergi, aku sengaja menyelipkan secarik kertas ini, berharap kamu ga akan ketawa saat membacanya

aku bukan gadis yang jago dalam menulis surat, tapi demi kamu, aku mencoba untuk menyusun ribuan kata yang semoga kamu ngerti maknanya

sebelumnya, aku selalu mengira bahwa senja ga begitu indah, karna aku gapernah mampu untuk melihatnya lama, aku kira, pelangi ga akan menampakan warna nya selepas hujan reda, karna aku gapernah berusaha untuk menyaksikannya

tapi ternyata segala perkiraan aku salah

dan selama ini aku udah lumayan belajar banyak, tentang kita yang selalu berusaha terlihat baik baik aja padahal sebenernya banyak luka yang tak kasat mata

gimana caranya nikmatin hidup walau dengan senyum dusta, dan gimana kita yang selalu berfikir untuk bergantung pada diri sendiri karna ngerasa gaada orang yang bisa kita percaya

tapi, banyak hal indah di dunia yang bisa kita nikmati dibanding terus terusan mikirin luka

kita masih bisa tersenyum tanpa terpaksa, bahagia tanpa berpura pura, dan ikhlas tanpa ada dendam yang tersisa

ga salah ko kalo kamu berfikir untuk meminta bantuan dari orang lain, karna kita diciptakan sebagai manusia yang gabisa hidup sendirian

aku bakal selalu ada kalo kamu butuh bahan untuk tertawa, aku bakal dateng kalo kamu pundak untuk mengeluarkan segala duka yang kamu rasa, aku bakal selalu jadi temen baik walau perasaan kamu buat aku itu gaada

terakhir ;
semangat untuk segalanya, kamu pasti bisa

tertanda, dari Rara

Aldo melipat kembali kertas itu, lalu tersenyum tipis

"makasih Ra" gumamnya dalam hati

                                ***

Rika menelan obatnya yang terasa pahit, getir di lidah membuat ia terus memejamkan matanya, kepalanya terasa pusing, setetes darah mengalir keluar lewat lubang hidungnya

ia yang terluka namun Aldo yang berhasil memenuhi fikirannya, Gadis itu menepis kasar air matanya perasaan bersalah masih menghantui, seperti ada ribuan jarum kecil yang menusuk perasaannya

seandainya Rika bisa menahan rasa egoisnya, pasti bukan Rara yang berada dalam peluknya, jika saja Rika datang tepat waktu dia pasti bisa menggantikan posisi Rara saat itu

************************************
GAISSSSS INI ADALAH PART TERSINGKAT DAN PART YANG PALING LAMA DI PUBLISH

MAAF BANGET KARNA AKU LAGI BANYAK PROJECT YANG HARUS AKU SELESAIN

CERITA DO'RA PASTI AKAN DILANJUT

SABAR YAAA

LOVE YOU❤️

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang