DELAPAN

72 40 0
                                    

bel pulang berbunyi, aldo melempar lintingan rokoknya ke sembarang arah

"Balik bro" ucap aldo kepada teman temannya

Aldo memakai helm lalu menaikan motornya bergegas untuk pulang, tepat di dekat halte samping sekolah ia memperlambat motornya melihat Rara yang sedang berdiri sendirian menunggu angkutan umum

"Tumben banget tuh anak" gumamnya lalu menaikan bahu seolah tak perduli

Rara melirik Aldo sekilas bergegas naik ke dalam angkutan umum seolah ia tidak melihat Aldo sama sekali,  menundukan kepala, lalu menyembunyikan wajahnya

Aldo mengerutkan keningnya bingung, terlintas rasa penasaran dalam kepala, aldo mengikuti angkutan umum yang membawa Rara, lalu menyembunyikan dirinya di balik mobil saat angkutan umum berhenti tepat di depan sebuah gang kecil

Rara turun lalu berlari kecil masuk kedalam gang, seolah tidak ingin ada siapapun yang melihatnya

Aldo memarkirkan motornya di sebrang gang rumah Rara, lalu berjalan kecil mengikuti rara, sekeras mungkin berusaha agar tidak ketauan

Aldo memberhentikan langkahnya ketika mendengar teriakan dari Rara di sertai isak tangis yang lumayan kencang

"Mama bilang kita bisa lewatin ini sama sama"  teriak Rara di sela tangisnya

"Mama yang kuatin aku, tapi sekarang mama pergi" teriaknya sekali lagi

Mendengar itu, Aldo merasa bahwa ia tidak seharusnya mencampuri urusan orang lain

Ia membalikan badannya, lalu pergi

Beberapa menit kemudian, Rara keluar dari rumah, berlari ke ujung gang berusaha mencari seseorang dengan wajah sembab, lalu kembali

Aldo menatap lirih, menggelengkan kepalanya berusaha menepis segala rasa yang bersemayan dengan liar dalam kepala, menaikan bahunya mencoba untuk tetap tidak perduli lalu melajukan motornya.

   

                                      ****

2 jam Rara termenung dalam tangisnya mencoba menguatkan diri dari segala takdir yang menimpa hidupnya, ia menghela nafas lalu menepis air matanya kasar

"Percuma, ga akan ada yang berubah" ucapnyaa

Perut Rara berbunyi, mengisyaratkan pada pemiliknya untuk segera mengisi makanan
Rara bangkit merogoh saku seragamnya lalu terkekeh ketika ia mengeluarkan uang sepuluh ribuan di sertai suara uang logam yang jatuh ke lantai. Setelah di hitung uang yang Rara punya hanya sekitar 15 ribu

"Cukup deh buat makan sampe besok" ucapnya

Rara keluar dengan masih menggunakan baju seragam, berjalan kaki untuk mencari penjual makanan

"Makan bakso aja kali ya"

"Eh jangan deh mahal"

"Seblak enak kali ya"

"Masa indomie lagi sih, bisa usus buntu gue"

"Nasi goreng aja kali ya"

"Atau mie ayam"

Oceh Rara sepanjang jalan

Rara memberhentikan langkahnya di depan warung sayur, memantapkan pilihannya untuk membeli beberapa telur, kecap dan kerupuk, Hidangan yang sangat murah dan instan baginya

Rara duduk sendiri di depan tudung saji yang kosong, sambil menikmati telur ceplok yang di lumuri kecap dilengkapi kerupuk

Makanan di hadapannya memang sangat sederhana bagi Rara yang biasa hidup dengan penuh kemewahan, namun setidaknya itu cukup untuk mengganjal perut

Do'Ra (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang