74 (Home)

2K 231 15
                                    

"Pa, Ma." Panggil Mark ketika memasuki ruang keluarga.

"Eh, kenapa, sayang ?" Tanya Ten, Ibu Mark sembari membenarkan sikap dirinya yang sebelumnya menyandar pada dada suaminya, Johnny.

"Aku mau minta izin. Tadi, Hyuck ajak aku ke Jeju buat nemenin dia. Kalo seandainya dibolehin Mark mau packing sekarang sekalian beli tiket untuk kami berdua. Kalo gak boleh, aku mau bilangin Hyuck. Gimana Pa, Ma ?" Tanya Mark sembari menejelaskan.

"Jeju ?"

"Iya, Jeju. Kenapa, Ma ?"

Ten menatap ke arah Johnny. Lalu, Johnny pun mengangguk kecil pada Ten.

"Kami sih izinin kamu aja, tapi gimana sekolah kamu ?" Ujar Johnny.

"Tenang aja, kami pergi lusa. Kebetulan, lusa sekolah diliburkan sampai seminggu. Para guru akan sibuk mengurus masalah Mina." Jawab Mark.

"Mina ? Mina kenapa ?"

Mark menghela nafas dan ikut duduk bersama orang tuanya. Ia pun menjelaskan tentang masalah Mina. Dari awal mula Mark mengajak Mina kencan lewat aplikasi burung biru itu sampai akhir dari masalah itu. 

Ten dan Johnny yang baru mengnetahuinya pun terkejut. Mereka tidak pernah tau bagaimana keadaan anak semata wayangnya itu di sekolah, anak mereka itu tak pernah cerita apa pun. Bahkan, mereka baru tau jika anaknya itu telah berpacaran dengan Haechan.

"Astaga, Mark. Kenapa kamu baru bilang sekarang, sih ? Mina udah keterlaluan itu. Anak jaman sekarang, ya udah berani ngancem-ngancem." Ten menggelengkan kepalanya.

"Oh, iya Mark."

"Kenapa, Pa ?"

Johnny memasang raut wajah jahilnya. "Jadi, kalian udah pacaran, nih ?" Johnny menaik turunkan alisnya.

Telinga Mark memerah menandakan jika ia sedang malu. "Dad, don't tease me."

"Udah sampai mana, Mark ? Jawab dong." Johnny terkekeh.

"Dad, Stop !" Andai kalian dapat melihat Mark sekarang. Lucu sekali dengan telinganya yang memerah.

"Sudah, John. Kamu nih jail banget sih sama anaknya. Udah, Mark. Sekarang kamu ke kamar, istirahat, jangan lupa packing baju kamu." Titah Ten.

"Lho ? aku dibolehin, nih ?" Tanya Mark.

"Menurut kamu ? Udah sana jangan lupa juga pesen tiket pesawatnya. Uangnya masi ada, kan di kartu debit kamu ?"

"Iya, masih kok Ma."

"Ya, udah sana ke kamar. Udah malam juga. Good night, son." Ten mengecup pucuk kepala anaknya.

"Good night too, Mom. You too, Dad. Sleep well."

Setelah itu, Mark pun pergi meninggalkan orang tuanya yang masih berada di ruang keluarga dan pergi menuju kamarnya. Menyiapkan pakaiannya untuk di Jeju nanti dan tak lupa memesan tiket pesawatnya.

TBC

Sorry for typo(s)

Chatting | MARKHYUCK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang