53 (School)

3.2K 418 57
                                    

"MAAAAARRK ! CEPETAN DONG ! BENATR LAGI MASUK !"

"IYA, SAYANG ! KAMU LIAT SENDIRI NIH, LAGI MACET !"

Mark dan Haechan saling berteriak di jalan. Panik, karena lima menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Mark mau gak mau memakai jurus menaiki kendaraan jika telat pergi ke sekolah.

"HYUCK ! PEGANGAN YANG ERAT, YA !"

Benar saja, Mari langsung mengebut sembari menyelip ke dalam celah-celah yang kosong antara kendaraan. Haechan yabg menjadi penumpang, rasanya seperti diajak untuk menantang maut. Tetapi, cara itu pun berhasil. Dalam waktu dua menit mereka pun sampai di sekolah. Padahal, dari tempat mereka sebelumnya jaraknya sangat jauh dari sekolah.

Mereka pun turun. Menaruh asal helm dan masuk ke dalam sekolah mereka itu. Keadaannya sangat sepi. Karena, sudah dipastikan semua murid berada di dalam kelas.

Saat mereka berjalan menuju kelas mereka, mereka berpapasan dengan guru mereka.

"Selamat pagi, Pak." Sapa Mark dengan Haechan.

"Pagi juga. Oh, kebetulan sekali. Bapak harus pergi rapat, tetapi ada anak murid baru di sekolah ini. Bisa temui dia ? Tenang saja, waktu belajar ditunda hingga waktu istirahat. Jadi, bisa ?" Tanya guru itu.

Mark dan Haechan saling pandang, setelah itu mereka pun mengangguk. Guru itu pun tersenyum, "Bagus jika begitu. Nanti temui dia di ruang tunggu kepala sekolah. Lalu, antar murid itu ke kelas 10-2. Mengerti ?"

"Mengerti, Pak."

"Baik, terima kasih. Saya pergi dulu." Setelah guru itu pergi, Mark dan Haechan kembali bertukar pandang.

"Ya, elah ! Kita udah buru-buru. Mana kakak ngebut, nyelip-nyelip gitu ! Berasa kayak diambil tau nyawanya !" Sungut Haechan pada Mark.

Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe, maafin kakak, ya ? Kakak juga panik kalo telat."

"Iyaaa... Ya, udah sekarang kita ke ruang tunggu dulu. Kasian dia nungguin."

"Iya, ayo."

⋘ ──── ∗ ⋅◈⋅ ∗ ──── ⋙

Tok Tok Tok

Mark mengetuk pintu ruangan itu. Setelah itu, ia pun masuk. "Permisi."

"Ah, iya..." Seseorang bersurai coklat tua beranjak dari duduknya. "Lo anak baru, kan ? Btw, guru-guru lagi rapat. Jadi, gue yang anter Lo ke kelas. Gapapa ?" Tanya Mark.

Si lelaki itu mengangguk. "Iya, gapapa, Kak."

"Ya, udah ayo."

Mereka pun pergi menuju kelas si anak murid baru itu. Tetapi saat di jalan, Mark ditelepon oleh Haechan.

"Halo, kenapa, sayang ?" Tanya Mark.

"Maaf, ya aku gak bisa temenin kakak. Tadi, aku harus buru-buru ke kelas. Ada tugas." Jawab Haechan di seberang sana.

"Iya, gapapa. Semangat belajarnya, ya sayang."

"Iyaa, Kak. Kakak juga !"

Setelah itu, panggilan pun terputus.

"Eum, itu pacar Lo ? Eh, maaf gue gak tau Lo siapa. Jadi ngomongnya biasa." Ujar siswa baru itu.

"Iya, pacar gue. Gapapa, belom kenalan juga. Gue, Mark Nicholas Christian Lee. Panjang banget, ya ? Panggil aja Mark. Gue kelas akhir." Ucap Mark memperkenalkan diri.

"Eh, maaf kak. Gue malah asal ngomong gue-lo." Siswa baru itu mengusap tengkuknya canggung.

"Gapapa. Lo sendiri siapa ? Pindahan dari mana ?"

"Gue pindahan dari Bali. Kenalin nama gue Juniarka Jung."

"Eh ? Juniarka ? Namanya kayak pacar gue." Ujar Mark tak percaya.

"Serius ? Padahal itu nama keluarga. Boleh tau nama pacar Lo, Kak ?"

"Namanya... Donghyuck Juniarka Lee."

"Eh ?"

.


.


.

"Chan ! Anjirlah lama amat Lo nulisnya ! Buruan, laper nih gue !" Omel Renjun sembari memegang perutnya.

"Bentar-bentar ! Dikit lagi...... Nah, udah ! Ayo !" Haechan menutup bukunya dan langusng memasukkannya ke dalam tas.

"Pake telat sih, Lo ! Buru, Jaemin udah di kantin tuh !"

Renjun dan Haechan pun jalan menuju kantin sekolah mereka. Saat di kantin, mereka melihat kerumunan di sana. Di sana juga ada Jaemin yang penasaran dengan kerumunan itu. "Woy, Jaem !" Haechan menepuk bahu Jaemin.

"Eh, Chan, Jun. Udah gue pesenin tuh, tinggal makan." Jaemin menuju sebuah meja yang sudah diisi makanan seperti siomay, soto dan nasi goreng.

"Hehe, mantep lah. By the way busway, itu apaan ? Ane amat." Tanya Haechan pada Jaemin.

Jaemin menggeleng. "Gak tau, malu liat ?"

Haechan mengangguk. Lalu, mereka bertiga pun mendekati kerumunan itu. Ternyata mereka sedang mengerumuni seorang siswa baru yang tampannya setara dengan most wanted di sekolahnya. Haechan pikir, sepertinya murid itu yang harus ia temui tadi. Tapi, kenapa ia berpikir wajah itu tidak asing.

Mata mereka seketika bertabrakan. Siswa itu beranjak dan mendekat Haechan. Benar saja, pantas ia tidak merasa asing. Ia adalah...

"Sungchan/Kak Hyuck."

....mantannya sekaligus sepupu jauhnya yang belum lama ia ketahui.

TBC

Sorry, telat 20 menit ;(

Chatting | MARKHYUCK ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang