Bagiku, tidur bukanlah sekadar melepas lelah, melainkan sebuah pelarian."
-Rachell
°°°
Saat membuka pintu ia tidak melihat ada siapa-siapa sepertinya semua orang sudah tertidur, kali ini ia sangat beruntung karena tidak ada yang memarahinya malam ini.
Rachell berjalan menuju kamarnya dan menguncinya, ia mencopot sepatu lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi ia langsung berbaring di atas kasur miliknya, hari ini sangat melelahkan bagi seorang Rachell.
Tiba-tiba terlintas di kepala Rachell siapa gadis yang bersama Revan? ada hubungan apa antara Revan dengannya? Mengapa saat Revan berpelukan dengan Clara banyak yang berteriak gemas kepadany?
"Tuhan tolong berikan aku kebenaran."
"Mengapa disaat aku sudah menemukan orang yang aku anggap spesial mengapa engkau memperlihatkan kejadian yang membuat aku bingung, bertahan atau menjauh?"
"Belum juga memiliki tapi harus melepaskan."
"Andai dulu aku tak menaruh perasaan dipertemanan kita mungkin aku dan kau baik-baik saja sekarang."
Banyak yang ingin ia ceritakan saat ini namun dirinya tidak mempunyai teman untuk mendengarkan semua keluh kesahnya.
Tes....
Tiba-tiba air mata Rachell menetes sepertinya ia sudah sangat kecewa kepada Revan pada saat kejadian tadi.
Mengapa Revan lebih mementingkan perasaan gadis itu dibanding diriku, kata Revan dirinya tidak akan menyakitiku namun apa, mengapa dirinya berbuat seperti itu di hadapanku dan di hadapan banyak orang.
Sepenting apa gadis itu sampai-sampai dirinya tidak berani untuk menyakitinya?
Rachell sangat capek hari ini, sampai-sampai ia menangis di dalam selimut dan tertidur.
°°°
Jam menunjukkan pukul 6 pagi.
Rachell berangkat sekolah lebih pagi, ia berangkat bersama Chika menggunakan mobil.
"Sini sayang peluk dulu."ucap Lia sambil memeluk Chika sedangkan Rachell yang ada di sebelahnya tidak di anggap.
"Emmm mah, pah, aku berangkat ya."ucap Chika dengan senyumannya, Rachell hanya tersenyum disitu.
Saat sedang jalan mengendarai mobil Chika memanas-manasi Rachell.
"Aduh kasian banget si lo hidup gak di anggep sama papah mamah, eh iya jangan harap bisa kaya dulu lagi ya orang tua lo sekarang milik gue."ucap Chika sambil menyetir.
"Jangan pernah berharap lo akan di manja lagi dan di sayang lagi sama mereka karena mereka udah gue hasut untuk membenci lo hahaha."sindir Chika sambil tertawa jahat.
Rachell hanya tersenyum pedih mendengar perkataan Chika yang menusuk hatinya, namun Rachell sangat kuat menahan semuanya.
Rachell masih terdiam ia menahan semuanya agar tidak keluar sepatah kata apapun.
Sesampainya di sekolah Chika memarkirkan mobilnya lalu mereka berdua berpisah menuju kelasnya masing-masing.
Rachell berjalan di koridor sekolah yang masih sangat sepi, sesampainya di kelas ia hanya duduk di kursi untuk tidur sebentar.
Alvino yang sedang berjalan di koridor yang sangat sepi tiba-tiba.
"Bughh."suara pukulan balok kayu dari belakang yang menghantam tubuh Alvino hingga dirinya pingsan, sebelum ia benar-benar pingsan dirinya hanya melihat orang menggunakan masker dan jaket hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachell
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Rachell Anastasya Bella gadis cantik berambut panjang bersifat dingin dan cuek, memiliki hati yang lembut dan ramah, berpenampilan sederhana. Kata teman sekelasnya Rachell itu anak yang ceria, dingin dan pendiam, namun apaka...