17

31 5 0
                                    

Rachell melamun memikirkan besok dirinya akan pembagian nilai rapot, pasti teman-temanku akan bertanya kepadaku kemana orang tuamu?

"Kalian harus tau! Tidak semua anak suka ditanya mengenai orang tua."ucap Rachell.

"Terkadang aku sedih ketika melihat orang lain dapat bahagia bersama keluarganya, sementara aku hanya bisa tersenyum pada saat hati ini terluka."ucap Rachell, tiba-tiba air matanya menetes membasahi pipinya yang mulus.

"S-setiap kali a-ada acara a-atau pembagian r-rapot d-di sekolah, a-aku selalu s-sendiri t-tanpa a-adanya o-orang tua y-yang m-mendampingiku."ucap Rachell sambil menangis tersedu-sedu.

"Mengajak orang tuaku untuk mengambil rapot sama saja memegang kaktus tanpa sarung tangan."ucap Rachell sambil tersenyum pedih.

"Kenapa Chika selalu di utamain? Dirinya dibelikan baju baru dan diajak berjalan-jalan? Aku di sini sebagai anak yang tidak di anggap."ucap Rachell.

Rachell bangkit dari duduknya berjalan menuju kasurnya untuk beristirahat, dirinya sudah pasrah karena orang tuanya hanya mementingkan Chika saja.

°°°

Alarm berbunyi menunjukkan pukul 6 pagi, Rachell bangun dan membersihkan diri di kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Ya, dirinya berangkat seorang diri.

Rachell turun kebawah saat ia turun, pemandangan pertama yang ia lihat adalah keluarga kecil yang sangat bahagia terdapat Chika, mamah, papah yang sedang sarapan di meja makan.

Mereka sepertinya bahagia tanpa adanya aku, aku menguatkan hatiku dan berjalan melewatinya.

Saat aku berjalan dihadapan mereka, lihat mereka hanya asik mengobrol tanpa menganggapku ada.

Aku berjalan menuju halte untuk menaik taxi umum karena aku malas untuk mengendarai motor ke sekolah.

Saat aku sedang menunggu taxi tiba-tiba Revan datang dan menyuruhku ikut berangkat bersamanya.

Terlihat Revan yang berpakaian rapih menggunakan jas hitam dan sepatu hitam, sungguh Revan sangat tampan seperti pangeran karena dirinya ingin menghadiri acara pelulusan.

"Ayo ikut denganku."ucap Revan sambil membukakan pintu mobilnya.

"Iya Van."ucap Rachell tak bersemangat.

Setelah Rachell masuk kedalam mobil Revan juga masuk, lalu Revan mengendarai mobilnya menuju sekolah.

"Kenapa? Kok lesu?"ucap Revan.

"Gapapa Van."ucap Rachell sambil menatap kosong jalanan dari kaca depan.

"Kamu udah sarapan?"ucap Revan sambil menyetir.

"Udah kok tadi di kamar dibawain makanan sama bi Ina."ucap Rachell.

"Yaudah syukur deh."ucap Revan.

"Iya van."ucap Rachell.

"Oh iya Van orang tua kamu udah pulang dari luar?"ucap Rachell.

"Iya mereka sedang bersiap-siap di rumah."ucap Revan.

"Oh."ucap Rachell sambil tersenyum pedih.

"Sepertinya Rachell sangat sedih karena orang tuanya tidak ada yang menemaninya pembagian nilai rapot."ucap Revan dalam hati.

Sesampainya di sekolah Rachell dan Revan turun dari mobil, Rachell berjalan menuju kelasnya untuk menunggu rapotnya diserahkan. Namun saat Rachell berjalan Revan mengikutinya dari belakang.

"Kenapa ngikutin aku?"ucap Rachell.

"Gapapa aku cuma mah menemani kamu."ucap Revan sambil tersenyum.

RachellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang