05

57 8 4
                                    

"Lo gapapa kan hell?" Ucap Revan.

"Gua takut," ucap Rachell sambil gemetar, terlihat raut wajahnya yang sangat takut.

Revan yang tau itu, tiba-tiba memelukku dengan erat agar Aku tidak ketakutan lagi, Aku terkejut saat Revan mulai memelukku jantungku berdebar sangat kencang, pipiku memerah.

Aku tidak ingin Revan tahu kalau jantungku berdebar saat di pelukannya, aku melepaskan pelukannya dan memilih keluar dari toilet tersebut, Revan pun mengikutinya dari belakang, mereka berdua berjalan melewati koridor sekolah sambil berbincang.

"Kok lo tau gua ada di dalem?" Ucap Rachell.

"Jadi gue abis selesai berbincang sama adik kelas yang ikut eskul basket, gue pengen balik ke kelas, tapi pas gue lewatin toilet cewek ada suara orang nangis nah gue samperin, pas gue kenalin suaranya ternyata itu lo, ko lo bisa ke kunci di dalem si hell?" ucap Revan.

"Tadi gue dikunci sama Kania dari luar." ucap Rachell sambil jalan menunduk.

"Emang lo ada masalah apa?" Tanya Revan.

"Hmmm, gua gada masalah apa-apa ko Van," jawab Rachell berbohong.

Revan sebenarnya tau karna sebelum ia menuju ke kelasnya, dirinya melewati toilet dan mendengarkan ada keributan di dalamnya, ia mengenali suara itu, suara itu seperti suara Rachell dan Kania.

Dirinya mendengarkan percakapan itu sampai selesai dari ruangan kosong di sebelah toilet itu, saat Kania sudah mulai keluar Revan pun masuk.

"Yaudah yang penting kamu gak apa-apa," ucap Revan dengan senyum manisnya.

Mereka berdua sudah sampai di depan kelas Rachell.

"Ga, gue masuk ya," ucap Rachell.

"Iya, hell bye." ucap Revan sambil melambaikan tangannya, Alesha pun membalasnya dengan senyuman.

Aku pun masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran, tak lama bel pulang berbunyi, siswa dan siswi merapikan peralatan sekolahnya untuk bersiap-siap pulang, tetapi berbeda dengan ku, aku lebih memilih terakhiran untuk keluar dari kelas.

Disaat kelas sudah sepi, aku keluar tiba-tiba aku dikejutkan dengan munculnya Revan yang sudah berada di depan pintu kelasku.

"Ngapain lo ada di sini?" tanya Rachell.

"Hmm, gua mau ngajak lo ke tempat yang jarang dimasukin oleh orang biasa."ucap Revan.

"Yaudah yuu, kebetulan papah dan bi Ina sedang menyusul mamah dan ka Chika, jadi di rumah gak ada siapa-siapa, tapi katanya malem ini mereka bakal balik kerumah, lo jangan bawa ketempat yang macem-macem ya."ucap Rachell.

"Iya tenang lagian gue kan udah janji bakal jagain dan lindungin lo."ucap Revan.

"Iya iya."ucap Rachell.

Aku pun menurutinya, kini aku dan Revan berjalan berdampingan menuju parkiran.

"Mana motor lo?"ucap Rachell bingung dimana motor Revan yang biasanya di parkirkan disini.

"Ga ada, gue ga bawa motor, tapi gue bawa mobil biar lo ga kesusahan naik motornya."ucap Revan sambil membuka pintu mobil.

Revan membawa mobil Lamborghini Aventador LP 720-4 edisi spesial, harganya mencapai 14,5 milyar, disitu Rachell tidak menyangka akan di ajak menaiki mobilnya.

"Silahkan tuan putri."ucap Revan.

Aku sangat terkejut karena ucapanku yang kemarin diseriuskan, dan disini aku sangat senang karena Revan memperlakukanku dengan baik.

RachellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang