"Van, bangun udah pagi."ucap Ardian, lalu Revan melihat jam ditangannya ternyata sudah jam 7 pagi.
"Eh iya, wih kalian udah kesini pagi-pagi."ucap Revan.
"Iya dong."ucap Tomo dan yang lainnya.
"Nih gue bawain makanan kita sarapan dulu ya."ucap Reno, lalu mereka makan bersama namun tidak dengan Revan.
"Gue gak makan ya, mau nemenin Rachell."ucap Revan.
"Bener nih bos?"ucap Farel.
"Iya engga."ucap Revan.
Saat sudah selesai makan, mereka duduk di kursi yang sudah di sediakan di dalam.
"Oh ya, gimana Reza? Reza udah ketangkep?"ucap Revan.
"Udah dia hukum mati."ucap Tomo.
"Syukur deh jadi gue gak usah ngehabisin dia lagi."ucap Revan sambil memainkan rambut Rachell.
Tiba-tiba orang tua Rachell datang dan langsung mendekati Rachell yang masih berbaring di ranjang operasi.
"Rachell."ucap Gavin dan Lia yang berjalan menuju Rachell.
"Berhenti! Jangan dekati gadis saya!"bentak Revan.
"Kenapa? Kan saya orang tuanya."ucap Gavin dan Lia.
"Orang tua? Orang tua apa yang mengabaikan anaknya sendiri, orang tua apa yang selalu mencaci maki dan memperlakukan kekerasan kepada anaknya sendiri. Apa kalian pantas di sebut orang tua?"ucap Revan menusuk.
"Jangan asal bicara kamu! Dimana sopan santunmu?"ucap Gavin marah.
"Saya berbicara sesuai fakta! Kalian gak berprikemanusiaan, kalian seharusnya sudah di penjara dari dulu! Namun Rachell selalu menutupi dan memendam semuanya, apa balasan kalian? Dengan cara memperlakukan Rachell seperti anak buangan?"ketus Revan.
"Dan kalian tiba-tiba datang dan berprilaku sok peduli di hadapan orang! Orang tua mana yang lebih mementingkan pekerjaan di bandingkan anaknya sendiri yang sedang sekarat, kemana aja kalian disaat Rachell sedang tersiksa kini nyawanya berada di ambang kematian? dimana hati nurani kalian!"
Ucap Revan sambil berteriak kepada Gavin dan Lia, siapa yang tidak emosi ketika melihat orang tua seperti mereka, dan siapa yang tidak marah ketika melihat orang tua yang memperlakukan darah dagingnya sendiri dengan kasar.
Disitu suasana kembali hening semua terdiam saat Revan berbicara seperti itu, Gavin dan Lia pun terdiam mereka berdua tidak bisa menjawab ucapan Revan.
"Lihat deh Rachell mengeluarkan air mata."ucap Tomo lalu Revan mendekat ke arah Rachell.
Revan terkejut saat melihat air yang menetes dari sudut mata Rachell, itu tandanya Rachell masih bisa merespon dan mendengarkan semuanya. Sepertinya Rachell sangat sedih mendengar semuanya.
"Rachell maafin aku ya."ucap Revan berbisik di telinga Rachell.
"Aku mohon kamu bangun sayang, apa kamu tidak ingin menjahiliku lagi? Apa kamu tidak ingin bermain denganku? "
"Aku mohon kamu bangun sayang, apa kamu tidak ingin menjahiliku lagi? Apa kamu tidak ingin bermain denganku lagi?"ucap Revan sambil tersenyum pedih.
Suasana begitu mencekam karena suara bunyi mesin EKG yang awalnya berbunyi nyaring kini melemah.
Tit tit tiiiiiiitttt......
Suara mesin EKG yang melemah menandakan jantung Rachell yang sudah melemah, disitu Revan langsung memanggil dokter.
Dokter memasuki ruangan dan orang-orang disuruh menunggu diluar, di dalam Dokter dan perawat sedang berjuang keras untuk menyelamatkan nyawa Rachell. Nyawa seorang gadis yang kini sedang berada di ambang kematian antara hidup dan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachell
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Rachell Anastasya Bella gadis cantik berambut panjang bersifat dingin dan cuek, memiliki hati yang lembut dan ramah, berpenampilan sederhana. Kata teman sekelasnya Rachell itu anak yang ceria, dingin dan pendiam, namun apaka...