"Tetaplah bersamaku"
-Revan
°°°
Bel masuk berbunyi, Rachell berjalan menuju kelasnya untuk memasuki jam pelajaran berikutnya.
Untungnya guru mata pelajaran datang sesudah aku masuk kelas, aku belajar dengan otak yang sangat kacau saat ini, gara-gara kejadian tadi diriku tidak dapat berfikir dengan tenang.
Namun aku berusaha belajar sebisa mungkin agar nilaiku tetap bagus nanti di raport.
Selesai sudah tugas yang di berikan guru, sambil menunggu bel pulang, aku merapikan peralatan yang tergeletak di mejaku.
Bel pulang berbunyi.
Kini Rachell terburu-buru untuk pulang, entah mengapa dirinya sangat tidak ingin bertemu dengan Revan.
Mungkin aku harus sedikit menjauh darinya, aku berjalan menuju halte dekat sekolah, aku duduk di sana sambil menunggu taxi lewat.
Setelah menunggu lama akhirnya ada taxi yang lewat, aku menaiki taxi tersebut hingga sampai di rumah.
Sedangkan Revan pergi ke taman belakang sekolah, karena dirinya ingin bertemu dengan Rachell.
Namun dirinya bingung mengapa Rachell tidak ada di taman belakang bahkan di kelasnya saja tidak ada.
Revan pun bertanya-tanya kepada teman-temannya apakah mereka tau keberadaan Rachell dan ternyata tidak ada yang tau.
"Mengapa dia tidak menemuiku?"
"Apa aku mempunyai salah?"
"Biasanya dia diam di sekolah, tetapi mengapa tidak ada di sini?"
"Apa Rachell sudah pulang? Mengapa dia tidak bilang kepadaku?"
Banyak pertanyaan yang bersarang di kepala Revan, ia sangat takut jika gadis yang ia cintai kenapa-kenapa.
°°°
Rachell kini sampai di depan rumahnya, ia membayar taxi yang di tumpanginya lalu memasuki rumah.
Dirinya berlari menuju kamar lalu menguncinya, kini ia bisa meluapkan semuanya di kamar tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya.
Dirinya duduk di pojokan kamar sambil memeluk lututnya, mengapa rasanya sesesak ini.
Hanya air mata yang dapat menenangkannya, entah apa perasaan Rachell saat ini sedih, kesal, marah menjadi satu, namun dirinya hanya bisa memendam semuanya tanpa memperlihatkan ke siapapun.
Terlihat nama Revan di handpbonenya yang tergeletak di lantai, sepertinya Revan menelfonnya namun Rachell hanya diam, tanpa mengangkat telfon darinya.
Dirinya mengabaikan telfon dari Revan sebanyak 14 kali, sepertinya Rachell sangat tidak mood untuk meladeni telfon Revan.
Bagaimana dengan Revan? Revan sangat khawatir dengan Rachell dirinya izin tidak mengikuti eskul untuk pergi ke rumah Rachell.
"Bos mau kemana?"ucap Farel.
"Bentar gue cabut dulu penting!"ucap Revan lalu memasuki mobilnya.
"Bos kenapa ya?"ucap Ardian.
"Gak tau tuh mungkin lagi ada perlu."ucap Reno.
"Eh tapi ko kita ga ngeliat Rachell ya dari istirahat pertama sampai pulangnya."ucap Tomo.
"Oh iya bener juga, kayanya bos pergi nyariin Rachell kali."ucap Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachell
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Rachell Anastasya Bella gadis cantik berambut panjang bersifat dingin dan cuek, memiliki hati yang lembut dan ramah, berpenampilan sederhana. Kata teman sekelasnya Rachell itu anak yang ceria, dingin dan pendiam, namun apaka...