26

57 8 7
                                    

"Lo ngapain sih masih ada di sini?"ucap Clara.

"Gue mau nunggu Revan."ucap Rachell.

"Lo gak denger apa tadi papahnya Revan bilang apa?"ucap Clara.

"Gue itu tunangannya Revan!"ucap Clara sambil tertawa, membuat Rachell menunduk dan terdiam.

"Udah ah gue mau lanjut bicarain pertunangan gue sama Revan, dadah Rachell."ucap Clara lalu pergi.

Rachell terdiam sambil memeluk Kenzie dan Melody dirinya sudah sangat sakit mendengarkan perkataan Clara.

Rachell berjalan menuju ruangan yang dekat dengan ruang tengah, Rachell mengumpat di balik dinding sambil mendengarkan percakapan mereka.

"mamah, papah sudah menentukan pendamping untuk kamu."ucap Alex.

"Papah dan mamah sudah berbicara kepada orang tua Clara masalah pertunangan kalian."ucap Alex.

"Iya Revan, mamah dan papahku sudah menyetujui itu jadi tinggal kita menentukan tanggal untuk pertunangan kita."ucap Clara yang mengetahui Rachell yang sedang mengumpat sambil melihat ke arahnya, Clara yang tau itu langsung tersenyum sinis kepadanya.

"Mamah mau secepatnya."ucap Eliza membuat Rachell pasrah.

"Aku juga mau secepatnya."ucap Clara lalu memeluk tubuh Revan yang berada di sampingnya.

Rachell berdiri mematung, hatinya berdenyut nyeri, dirinya membalikkan tubuhnya sambil mengusap air matanya kasar.

Rachell berlari untuk keluar dari rumah ini, saat sudah di depan, terlihat Ardian dan yang lainnya sedang ingin berjalan menuju basecamp yang berada di belakang rumah Revan.

"Rachell."ucap Tomo.

"Hell, mana Revan?"ucap Farell.

"Iya, dia ada di dalem ko."ucap Rachell sambil tersenyum.

"Lo abis nangis?"ucap Ardian yang melihat mata Rachell yang mengeluarkan air.

"Enggak aku gak apa-apa, aku duluan ya."ucap Rachell lalu berlari menuju jalanan.

"Lah iya Rachell kenapa ya?"ucap Reno.

"Yaudah lah mungkin dia lagi buru-buru."ucap Tomo.

"Yaudah lo duluan, gue mau keluar dulu."ucap Ardian lalu mengendarai motornya.

"Yaudah jangan lama-lama."ucap Tomo dan yang lainnya membuat Ardian mengangguk lalu pergi.

Rachell masih berlari sambil menangis, tiba-tiba di pertengahan jalan hujan turun dengan deras membasahi tubuhnya.

Rachell duduk di trotoar jalan sambil menangis. hatinya begitu sakit, semua orang selalu mengecewakannya, Rachell kira Revan orang yang akan selalu bersamanya namun di pertengahan saja dirinya sudah di jodohkan.

Rachell memukul dadanya yang terasa sesak, ia berteriak sekencang-kencangnya menyampaikan rasa sakitnya kepada hujan yang turun.

"Tuhan, kau ambil yang berharga lagi?"ucap Rachell sambil menangis di pinggir jalan.

"Mengapa semuanya begitu menyakitkan!"teriak Rachell, suaranya tersamarkan oleh suara hujan yang deras.

"Mengapa saat aku sudah bahagia dengannya, Tuhan menjauhkan kamu dari aku?"

"Mengapa saat kita berdua sudah memutuskan untuk bersama, Tuhan menyadarkanku bahwa diriku dan dirinya tidak akan bisa bersama."

"R-rachell m-mau b-bahagia, R-rachell g-gak mau k-kehilangan o-orang y-yang b-berarti di h-hidup R-rachell."ucap Rachell sambil menangis tersedu-sedu sambil memeluk lututnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RachellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang