23

31 6 3
                                    

3 hari berlalu sore ini Rachell sudah di izinkan pulang ke rumah, Rachell sangat senang karena sudah mendapatkan kembali kebahagiaan yang pernah hilang.

Revan dan yang lainnya menjemput Rachell di rumah sakit, dirinya sangat senang karena gadisnya sudah sehat kembali.

"Seneng ya kamu udah di bolehin pulang sama dokter."ucap Revan sambil menyentuh hidung Rachell.

"Iya dong aku seneng banget."ucap Rachell sambil tersenyum.

"Bentar ya sayang, mamah sama papah mau membayar biaya rumah sakit."ucap Lia dan Gavin.

"Tunggu, biaya rumah sakit sudah saya bayar jadi kalian gak perlu bayar lagi."ucap Revan.

"Serius?"ucap Rachell.

"Iya apapun untukmu sayang."ucap Revan sambil mengusap surai rambut Rachell.

"Terimakasih Revan."ucap Gavin.

"Iya sama-sama."ucap Revan.

"Mah, aku boleh keluar sama Revan?"ucap Rachell.

"Boleh Rachell tapi ingat jangan pulang malam-malam ya sayang."ucap Lia sambil mencium kening Rachell.

"Yaudah aku jalan ya mah, pah."ucap Rachell sambil melambaikan tangan, lalu di balas lambaian tangan oleh orang tuanya.

Revan menggandeng tangan Rachell menuju parkiran untuk memasuki mobil, saat sudah di dalam mobil Revan memasangkan sabuk pengaman kepada Rachell.

Rachell sangat senang dirinya sangat rindu dikala Revan yang memasangkan sabuk pengaman kepadanya.

"Jadi kita mau kemana?"ucap Revan.

"Aku mau makan."ucap Rachell sambil tersenyum kepada Revan.

"Ayok kita pergi ke restoran, kita habiskan waktu berdua bersama."ucap Revan sambil menancapkan gas.

"Revan, kamu tau?"ucap Rachell.

"Gak tau, kan kamu belum ngasih tau."ucap Revan sambil tertawa.

"Selama kritis aku bermimpi bertemu kak Arya, Kata kak Arya kamu adalah orang yang bakal gantiin dia jagain aku, apa itu mungkin?"ucap Rachell.

"Mungkin, aku akan selalu menjagamu dan mencintaimu."ucap Revan sambil tersenyum menghadap Rachell.

"Revan gimana dengan pekerjaanmu?"ucap Rachell.

"Berjalan dengan baik, papah bangga denganku dirinya akan mengangkatku sebagai CEO di salah satu perusahaan terbesarnya di Jakarta."ucap Revan.

"Wihh hebat kamu bakal jadi CEO muda tampan dan sukses."ucap Rachell.

"Nanti jika aku sudah sukses aku akan menikahimu."ucap Revan.

"Pembahasanmu terlalu jauh Van."ucap Rachell.

"Tetapi aku serius, tunggu aku ya."ucap Revan lalu Rachell tersenyum.

Sesampainya di restoran Revan memarkirkan mobilnya, lalu menggandeng tangan Rachell untuk memasuki restoran.

Mereka berdua duduk di dekat jendela lalu memanggil pelayan restoran untuk memesan makanan.

"Saya ingin memesan semua menu yang ada di sini, dan saya yang akan membayar semua orang yang ada di sini."ucap Revan kepada pelayan, lalu pelayan pergi.

"Kamu mau mesan segitu banyak? Dan kamu mau mentraktis semua orang yang ada di sini?"ucap Rachell yang terkejut.

"Iya, aku kan mau ngerayain kesembuhan kamu."ucap Revan.

"Aaaaa kamu semakin manis saja, terimakasih Van."ucap Rachell sambil tersenyum manis.

"Apapun untukmu sayangku."ucap Revan sambil mengelus kepala Rachell, lalu pelayan memberikan makanan sambil senyum-senyum melihat perlakuan dua sejoli ini.

RachellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang