"Ini gua Revan." sahutnya dari depan jendela kamar Rachell.
Rachell terkejut saat tau Revan di luar sana, ia langsung menghapus air matanya, dan membuka jendela kamarnya yang langsung mengarah ke balkon atas rumahnya.
"Ngapain lo malem-malem ke kamer gua, lo manjat apa gimana, ko udh ada di lantai 2 aja? Lo mau maling ya?" Celetuk Rachell.
"Eh gak-gak gua gak mau ngapa-ngapain lo, gua cuman mau nemenin Lo aja ko," ucap Revan.
Rachell langsung terdiam lalu mengajak Revan duduk di lantai balkon sambil memandang bintang bintang yang berkilau di langit.
"Bintangnya bagus ya?"ucap Revan.
"Iya bagus ko."ucap Rachell.
Mereka sama-sama terdiam, sampai pada akhirnya Revan memulai percakapan terlebih dahulu.
"Hell, lo kapan mau tidur? dari tadi gua liat lo cuman bengong liatin bintang sama bulan di atas langit." ucap Revan dengan memandang lurus ke depan.
"gua kangen sama kehidupan gua dulu sebelum kejadian 2 tahun lalu."ucap Rachell sambil tersenyum dan menahan sesak di dadanya saat mengingat kejadian itu.
tes...
Satu tetes air mata gadis itu mendarat di pipinya yang putih dan mulus.
Revan tersentuh melihat Rachell sesedih ini, Revan pun langsung menyandarkan kepala Rachell ke pundaknya dan memeluk tubuh mungilnya mungkin ia sedang membutuhkan kehangatan.
"Emang kenapa di 2 tahun lalu? Gapapa kalau lo ga cerita, gue juga ngertiin ko."ucap Revan sambil mengelus puncak kepala Rachell.
Disitu Rachell buka suara dan menceritakan semuanya kepada Revan, saat sudah selesai Revan tidak menyangka bahwa kehidupan Rachell tidak sama apa yang di pikirkannya.
Revan ikut menangis saat tau semuanya, dirinya memeluk erat untuk menguatkan Rachell.
"Hell, lo hebat, lo kuat, lo bisa ngelewatin semuanya tanpa bantuan siapapun, tapi mau sampe kapan lo mau begini terus? Yang ada malah kaka lo yang nangis di sana, udah ya hell jangan nangis lagi mulai saat ini dan kedepannya ada gue yang akan selalu ada buat lo gue janji itu." ucap Revan.
"Makasih van."ucap Rachell sambil memeluk hangat Revan.
"Terus orang tua dan kaka angkat lo ada di dalem?"tanya Revan.
"Papah ada di dalem, tapi mamah sama ka Chika lagi liburan di luar kota."jawab Rachell.
Gadis cantik itu pun tersenyum mendengar perkataan Revan barusan ia tidak menyangka bahwa ada yang peduli denganya selain keluarganya, padahal Ia dan Revan baru satu hari berkenalan tetapi kenapa hati terasa nyaman saat berada di dekatnya?
Terimakasih tuhan, kini aku merasakan sedikit kebahagiaan saat adanya Revan di hidupku.
Kini sudah tengah malam namun Revan masih menemaniku, aku sangat senang bisa berbagi cerita dengannya, setidaknya bebanku berkurang sedikit.
"Hell, lo masuk gih tidur udah tengah malem ini, gue juga mau balik."ucap Revan sambil mengacak-ngacak rambut Rachell.
"Ih kan rambutnya jadi berantakan."ucap Rachell sambil berdecak kesal.
"Tapi lo tetep cantik ko."ucap Revan pelan.
"Hah? Apa lo bilang?"ucap Rachell ia terkejut saat Revan bilang seperti itu.
"Engga ko, gue tadi ngomong, Rachell buruan masuk kamar terus tidur."ucap Revan datar.
"Iya-iya ini gue masuk ya lo hati-hati turunnya, dan hati-hati dijalan."ucap Rachell.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachell
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Rachell Anastasya Bella gadis cantik berambut panjang bersifat dingin dan cuek, memiliki hati yang lembut dan ramah, berpenampilan sederhana. Kata teman sekelasnya Rachell itu anak yang ceria, dingin dan pendiam, namun apaka...