22

35 5 0
                                    

Tit tit tit

Seisi ruangan melihat mesin EKG itu kembali menampakkan garis kehidupan, tekanan darah Rachell meningkat. Revan langsung memeluk tubuh Rachell dan menangis tersedu-sedu.

Dokter, perawat, dan yang lainnya terkejut saat melihat itu antara percaya dan tidak percaya, namun keajaiban itu memang ada.

Revan bagaikan nafas di tubuh Rachell, yang sanggup menghidupkan segala garaknya.

"M-mamah, P-papah."kata pertama yang keluar dari bibir Rachell sekian lama memejamkan mata, Gavin dan Lia mendekat dan mengusap surai rambut putrinya dengan penuh kasih sayang.

Rachell meneteskan air matanya saat orang yang ia rindukan kasih sayangnya mengusap lembut kepalanya, dirinya sangat tidak percaya namun ini kenyataanya.

Gavin mengusap air mata putrinya dengan tangan kekarnya, Lia mencium kedua pipi putrinya dengan penuh kasih sayang.

Rachell merindukan semuanya, meski orang tuanya sering mencaci maki dan memukulnya. Namun Rachell sama sekali tidak membencinya.

"Revan."kata kedua yang keluar dari bibir Rachell membuat Revan langsung memeluk tubuh Rachell dengan penuh kerinduan.

"Iya sayang aku ada di sebelahmu, kamu sudah membuatmu khawatir Rachell."ucap Revan sambil meneteskan air mata.

"Van, mah, pah, dan semuanya, makasih udah menemani masa-masa kritisku."ucap Rachell sambil tersenyum.

"Sama-sama Rachell."ucap semuanya bersamaan.

Semua orang di ruangan ikut tersenyum, melihat semuanya meneteskan air mata karena terharu.

Rachell juga sangat merindukan pelukan dari Revan, sampai-sampai Rachell menangis di pelukan Revan dan begitupun Revan.

Tomo, Ardian, Reno, Farel, Chika, dan kedua orang tua Rachell ikut menangis melihat mereka berdua, terlihat Revan yang sangat sayang kepada Rachell.

"Mah, aku mau minum."ucap Rachell sambil dibantu Revan duduk.

"Iya sayang, mamah ambilkan minum untukmu."ucap Lia sambil mengambilkan minum lalu memberikannya kepada putrinya, Rachell sangat rindu ucapan sayang dari mamahnya.

"Sayang maafin mamah papah ya, Rachell boleh membenci mamah dan papah, Rachell boleh berbuat apa saja untuk membalas semuanya."ucap Lia dan Gavin sambil berdiri di samping Rachell.

"Rachell udah maafin semuanya kok mah, pah, Rachell sayang kalian. Rachell gak mungkin membalas kalian karena ini semua sudah takdir."ucap Rachell sambil memeluk orang tuanya.

"Kamu memang anak yang baik, mamah seharusnya gak mempercayai ucapan Chika dari awal. Mamah dan papah sudah membenci kamu selama 2 tahun kami minta maaf."ucap Lia menyesal.

"Mah, pah aku sudah ikhlas. Lupain yang sudah berlalu, sekarang kita buka lembaran baru dengan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya."ucap Rachell.

"Terimakasih sayang."ucap Lia dan Gavin.

Tiba-tiba Rachell terdiam memikirkan sesuatu saat dirinya bermimpi bertemu dengan kak Arya yang sudah lama meninggalkannya.

mimpi yang begitu indah disaat dirinya masih tertidur panjang di atas ranjang rumah sakit.

{Mimpi Rachell}

Rachell berjalan di sebuah taman bunga mawar yang begitu luas dan indah.

Disitu Rachell berjalan tak tentu arah menggunakan gaun putih dan tidak beralas kaki, dirinya berjalan mencari jalan keluar.

Rachell berjalan di atas ribuan bunga mawar, duri-duri itu menusuk ke dalam kakinya.

Terlihat darah yang keluar dari telapak kaki gadis itu, namun Rachell menahan rasa sakit itu dirinya menangis sambil berjalan mencari jalan untuk keluar.

RachellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang