Twins Brother : 10

1.1K 67 3
                                    

10 tahun yang lalu,

"Agler! Mama sama Papa dateng!"

Mesha dengan seragam taman kanak-kanaknya, ikut berdiri melihat laki-laki remaja yang baru saja mengintip dari jendela ke halaman rumah.

Agam meraih tangan Mesha yang tampak polos mendengar tuan dan nyonya Shenata pulang hari ini.

"Ayo, By! Kita sambut mereka," ujar Agam bersemangat, ia mengangkat Mesha ke gendongannya.

Di luar ruangan, mereka berdua berpapasan dengan Agler yang tampak selalu rapi dengan kasualnya.

"Buruan!" seru Agam mendorong punggung Agler agar berjalan lebih cepat menuruni tangga rumah.

Mesha mengeratkan jemarinya di kerah baju Agam, menunduk dengan pandangan kosong saat ia dibawa turun ke lantai satu untuk menyambut kepulangan tuan rumah itu.

Sepasang suami istri yang tampak mesra saling menggandeng telah sampai di rumah mereka. Para pekerja segera melaksanakan tugas mereka. Mereka membantu membawakan tas tas besar itu masuk ke ruangan lain.

Sementara nyonya besar Shenata menyambut mereka dengan duduk di sofa coklat sambil memandang anak tunggalnya berjalan lebih dekat dengannya.

"Selamat datang, Pah," cetus Agam dan Agler bersamaan. Mereka membungkuk hormat dengan senyum ramah.

Mesha turun dari gendongan Agam ikut mengangguk meski responnya tak dipandang lama oleh kedua orang itu.

"Selalu pulang tepat waktu, anakku!" Widura berdiri dengan tegap.

Zacky Caka Shenata, mengangguk melihat ibunya menyambut. "Bagaimana keadaan Ibu?" tanyanya dengan formal.

"Selalu baik. Ada banyak orang yang bisa mengurus Ibu, kau tahu, kan?" Widura beralih menatap wanita yang mengembangkan senyum padanya.

"Oh, Ibu. Aku sangat merindukanmu!"

Roseanna Levy Shenata menghambur ke pelukan Widura. Menantu satu-satunya itu tampak mengusap punggung Widura penuh rindu.

"Bagaimana kabarmu Rosy?" Widura melepas pelukannya kemudian mengerling pada Rose.

"Seperti yang Ibu lihat. Selalu baik tak kurang apapun. Anak Ibu memang pandai menjaga istrinya! Ahahahah … "

Mereka tertawa, senyuman merekah hadir di tiap wajah di sana. Kecuali Mesha yang menggandeng jemari Agam mencari ketenangan secara tak langsung.

Agam melupakan masalah Mesha sejenak. Ia mendekati Ibunya sambil memberikan senyum kerinduan. Melepas paut tangan Mesha.

"Mah?"

Rose berbalik, ia menatap putra bungsunya yang ternyata sudah setinggi dirinya. "Agam! Kemari, Nak! Mama sangat merindukan kamu."

Agam membekup rengkuhan Rose, tak lama, hanya beberapa detik bertahan sampai Agler menyusul untuk memeluk ibunya. "Senang Mama kembali hari ini."

Mereka bercengkerama seolah diamnya gadis kecil yang biasanya akan banyak berteriak, memekik kesenangan, dan banyak tingkah, tak terhiraukan.

"By? Ayo beri salam pada mereka," Widura menyadari pertama kali. Ia mendekati cucu perempuannya agar mau bersalaman dengan Zack dan Rose.

Mesha membungkuk lebih dalam pada kedua paruh baya di sana, "Selamat datang di rumah."

Rose bergidik acuh. Ia melenggang melewati Mesha dan mengatakan bahwa ia akan ke kamarnya terlebih dahulu.

Zack yang langsung mendapat sebuah panggilan di ponselnya juga acuh meninggalkan salam Mesha.

Twins Brother (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang