Twins Brother : 40

766 39 0
                                    

Persaingan, bukan tentang menang atau kalah, tapi usaha dan kepuasan yang menjadi tolok ukurnya.

Di podium panggung, pembawa acara sebentar lagi akan membacakan hasil lomba. Semua peserta tampak penasaran dengan hasil lomba mereka.

Agam dan Agler sudah duduk rapi di kursi yang sempat ditinggalkan oleh mereka. Suasana yang mudah terkondusif rapi tanpa jejak, tak mengganggu sedikitpun acara.

"Baiklah, tanpa menunggu suatu hal lain, izinkan saya membacakan hasil penjurian lomba dan daftar siswa yang lolos beasiswa bersama H-Croup!" Kata-katanya disambut tepuk tangan penonton yang masih setia di tempat duduk mereka.

Mesha dan Rey, sepasang partner lomba yang berdiri di belakang meja mereka, juga tak kalah cemas menantikan hasil lomba.

"Dengan poin 2053, pemenang lomba dalam Nationality's Festival Sains hari ini adalah …" Suara pembawa acara memanjang menggema di ruangan itu. Membuat suasana menjadi tegang dan mendebarkan.

"SMA … Bhakti Pertiwi!!"

Nama kebanggaan dari almamater yang dikenakan Mesha dan Rey tersebut di atas panggung. Mesha memekik senang, terlompat bahagia sampai ia memeluk Rey. Laki-laki itu membalas pelukan Mesha tak kalah senang, tapi tak lama, ia sadar dan buru-buru melepas tautan tangan Mesha di lehernya.

Mesha mengulum senyuman, ia meraih tangan Rey dan menyeretnya ke tengah panggung untuk menerima hadiah.

Jauh di kursi penonton, para hadirin kompak berdiri dan bertepuk tangan menyaksikan pemenang menerima penghargaan.

Agam tersenyum dari tempatnya, sambil melambai heboh pada Mesha yang turut melambai saat melihat tangan Agam berayun di udara padanya.

🍁🍁🍁

Rangkaian bunga yang indah dikalungkan pada leher Mesha yang turun dari panggung. Widura dan kedua kakaknya memberi selamat dan memeluk Mesha.

"Selamat, sayang … " Agam mengusap puncak kepala Mesha dengan bangga.

"Makasih Abang … makasih Oma …" Mesha tak bisa menyembunyikan lengkungan indah di wajahnya.

Menyelesaikan acara itu, satu persatu dari orang yang hadir di sana meninggalkan gedung itu.

Di parkiran, Mesha baru sempat sadar bahwa ia belum memberi selamat secara langsung pada Rey. Ia meminta Oma dan Kakaknya untuk menunggu sebentar, karena langkah larinya menghampiri Rey.

"Rey!" Rey menoleh karena namanya terpanggil. Ia masih melihat Mesha dengan wajah cantik dan bibir menipisnya karena tersenyum.

"Selamat, yah!" Mesha mengulurkan tangannya pada Rey, memberi jabat rekan yang saling bangga.

Rey mengabaikan rasa kagumnya pada bola mata bersinar itu, ia meraih tangan Mesha dan mengayunnya di udara membalas ucapan selamat gadis berkalung medali.

"Selamat juga buat lo," miris Rey dengan nada bergetar. Jika hari ini selesai, maka tak ada alasan untuk Rey berdekatan dengan Mesha esok.

"By!"

Kedua manusia itu saling melambai tanpa ada kata-kata lain. Yah, ini berakhir untuk Rey.

🍁🍁🍁

"Sungguh?!"

Kediaman Shenata kedatangan tamu istimewa. Sandra melawat ke rumah mereka sejak pagi ini.

Berbeda dari sebelumnya, Sandra duduk di ruang tamu Shenata, mengusap lembut punggung Mesha yang pulang membawa medali.

"Seharusnya Tante ikut," gurau Mesha di tempat.

Twins Brother (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang