●Another side●
Malam ini, berlokasi di rumah Cesil. Vio, Misha dan Ryuu sedang menjadi tamu di sana. Mereka duduk di ruang tamu dan tak lama dari itu, Cesil muncul bersama neneknya membawa beberapa makanan.
"Silahkan, selagi masih hangat." Ucap Cesil.
"Waah, baunya enak sekali." Ucap Misha.
"Masih banyak di dalam. Biar nenek ambilkan lagi." Ucap nenek.
"Biar ku bantu, nek." Ucap Ryuu.
"Terima kasih, nak Yuu." Nenek dan Ryuu pun menuju dapur untuk mengambil makanan lagi.
"Kenapa nak Yuu?" tanya Vio.
"Nenek tidak bisa menyebut 'Ryuu' jadi cuma kena 'Yuu' nya saja." Jelas Cesil.
"Oh begitu."
"Oh iya, sebenarnya apa yang terjadi saat turnamen? Kenapa bisa jadi kacau?" tanya Cesil.
"Itu, lawan finalku ternyata iblis yang berencana untuk membuat kekacauan." Jelas Misha.
"Iblis yah."
"Gimana sama hadiahnya Sha?" tanya Vio.
"Nah itu dia, aku ngga dengar kabar sama sekali. Harusnya kan aku yang menang." Ucap Misha.
"Hahaha, pasti nanti ada kabar." Ucap Cesil.
Tak lama dari itu Ryuu dan nenek muncul membawa beberapa piring makanan lagi. Mereka pun memulai acara mereka malam ini. Sebelum mereka menghabiskan makanan mereka, tiba-tiba terdengar suara ledakan.
Mereka langsung berlari keluar kecuali nenek yang tetap di dalam. Mereka mencari asal suara ledakan itu dan melihat banyak debu berterbangan dari arah Timur.
"Aku merasa ada sesuatu yang ngga beres." Ucap Misha.
"Kami berdua akan memeriksanya. Ryuu, tetap disini dan jaga mereka yah." Ucap Vio.
"B-baiklah, tapi ... "
Vio dan Misha langsung berlari pergi tanpa mendengar apa yang akan dikatakan Ryuu. Mereka masih belari kearah kepulan debu itu dan seketika mereka melihat seseorang terlempar ke atas dan di susul dua burung besar yang mengejarnya.
"Apa itu?" tanya Misha.
"Binatang summoning." Jawab Vio.
"Itu ... Ares dan Cabi kan? Siapa yang mereka lawan?"
"Entah lah, tapi perasaanku ngga enak."
Mereka semakin mempercepat lari mereka. Mereka melihat seseorang itu terkena serangan Ares dan Cabi sampai jatuh kebawah. Tak lama dari itu, ledakan kecil terdengar. Mereka sampai di sana dan melihat seorang pria yang hendak menginjak Cabi.
"Luncurkan aku ke sana, Sha."
"Baiklah."
Vio melompat dan Misha mendorong dua telapak kaki Vio dengan tendangannya. Vio meluncur cepat kearah Cabi dan tepat beberapa detik sebelum pria itu menginjak Cabi, Vio berhasil menyentuh Cabi dan langsung berteleport ke tempat Misha.
"Bawa Cabi, Sha." Ucap Vio.
"Apa? Jangan bilang kau mau melawannya sendirian."
"Tidak, aku ngga sebodoh itu. Dia terlihat sangat kuat. Aku pasti membutuhkanmu."
"Lalu?"
"Amankan Cabi dan lainnya dulu. Aku akan menahannya sampai kau kembali."
"Ooh, baiklah, kalau aku menolakpun kau akan memaksaku. Dasar keras kepala."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 2 : Lahir Kembali
Viễn tưởngPerdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau?