●Vio side●
Hari ini kami sudah bersiap melanjutkan perjalanan tanpa paman Algis.
"Kalian hanya harus lurus saja ke sana. Jika perjalanan lancar, kalian akan sampai dalam 4 hari." Ucap paman Algis yang memberi taukan arah padaku.
"Baiklah, terima kasih paman."
"Kalian berhati-hatilah."
Kami pun segera berangkat dengan satu kereta kuda. Para perempuan naik di kereta dan para laki-laki jalan mendampingi kereta kuda. Kai dan paman Ares ada di tempat kusir untuk mengendalikan kuda.
"Aaaawww, Vio ... ampun... ampun... aaaduh dududuh." Misha kesakitan karena aku mengebor dua pelipisnya dengan tanganku.
"Makanya diam." Aku melakukan ini karena dia berusaha bercerita pada yang lain soal aku dan Ryuu.
"Iyaiyaiya aku diam, sakiiit." Aku pun melepaskannya.
"Kapok?"
"Lihat ... dia jahat." Ucap Misha pada yang lain.
"Sebenarnya ada apa sih?" tanya Lylan.
"Ngga ada apa-apa kok, Misha ngelantur." Ucapku.
"Hehe, ya sudah lupakan." Ucap Misha.
"Jadi, apa yang akan kita lakukan saat sampai di area terlarang itu? tanya Elfa.
"Raja memerintahkan kami untuk memperbarui segel di sana." Ucap Cabi.
"Kalian bisa memperbaruinya?" tanya Misha.
"Ketua Ares yang akan membimbing kami."
"Begitu yah."
Kami semua terus berjalan menyusuri gurun ini. Saat malam tiba, kami berhenti untuk berkemah. Suasana yang dingin membuatku susah tidur. Aku keluar dari tenda dan melihat Ryuu yang tidur sambil duduk. Dia sering tidur seperti itu. Kata dia, dia itu ngga tidur, hanya memejamkan mata. Kalau sampai lelap ya tidur namanya.
Aku melihat-lihat sekitar dan melihat Kai yang duduk di atas batu kecil. Entah dia sedang apa dan menatap apa. Tapi dia hanya diam saja di sana. Saat aku sedikit mendekatinya, aku merasakan ada energi yang cukup banyak masuk ke dalam tubuh Kai. Dia sedang semedi atau semacamnya? Tiba-tiba Kai terjengkang.
"Hey, kau tak apa?" tanyaku yang membantunya berdiri.
"Aku tak apa. Hanya sedikit terkejut saat merasakan hawa kehadiranmu." Ucapnya.
"Oh, maaf kalau aku mengejutkanmu."
"Tak apa. Kenapa belum tidur?" tanyanya yang kemudian duduk kembali.
"Cuaca dingin ini, aku tak bisa tidur." Ucapku yang ikut duduk.
"Kenapa malah keluar tenda kalau di dalam tenda saja dingin."
"Hehe, aku hanya ingin melihat-lihat."
"Apa yang akan kalian lakukan di area terlarang itu?" Kai menanyakan hal itu. Apa dia tak tau rencana perjalanan pesukan elit?
"Kau tak tau? Kukira kau menerima perintah yang sama dari raja."
"Tidak, mereka menyuruhku ikut karena mereka pikir aku akan mengingat beberapa informasi saat di hutan terlarang sebelumnya."
"Mereka masih berusaha menginterogasimu yah."
"Begitu lah, aku tak lebih hanya tahanan di sini."
"Bukan tahanan, kau informan."
"Jangan terlalu baik padaku. Aku mudah suka pada seseorang."
"Hey, apa maksudnya?"
"Tak ada maksud apapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 2 : Lahir Kembali
FantasyPerdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau?