Pemukiman Warga Jamur

42 13 19
                                    

•Ryuu Side•

Hari ini, seseorang bernama Fiur muncul. Dia adalah salah satu dari warga desa Jamur yang hilang. Begitulah kata Elfa. Tapi entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan munculnya Fiur di sini.

"Bagaimana keadaanmu Fa?" tanya Fiur.
"Banyak hal yang terjadi, tapi aku baik-baik saja." Ucap Elfa.

Kami masih berdiri di depan penginapan. Beberapa orang sedang merenovasi rumah sebelah penginapan yang tadi malam terbakar. Ada sisi penginapan juga yang terbakar namun tak terlalu parah.

"Tetua sangat mengkhawatirkanmu." Ucap Fiur.
"Bagaimana keadaan mereka?" tanya Elfa.
"Kami semua baik-baik saja. Setelah penyerangan itu, kami berhasil mengungsi."
"Apa kalian di kerajaan Kozaku?"
"Iya, tapi tepatnya bukan di dalam kerajaan. Tapi dengan seizin dari sang Raja, kami mendirikan sebuah pemukiman di arah barat daya kerajaan Kozaku. Kau harus kesana, tetua pasti senang melihatmu masih selamat." Jelas Fiur.
"Tentu, kami pasti ke sana."

Sesaat aku menengok ke arah Vio, dia diam saja. Begitu juga dengan Misha dan yang lain. Bahkan Seig juga. Apa-apaan situasi ini? Tanpa ada sepatah kata pun dari Vio dan yang lain, mereka berjalan mengikuti Fiur. Aku juga mengikuti mereka, apa boleh buat.

Kami keluar dari kerajaan Kozaku dan menuju tempat yang katanya pemukiman milik warga Jamur.

"Setelah tiga pemburu itu menyerang desa, kami berhasil lari. Kami mencari tempat untuk singgah, tapi tak ada tempat aman." Fiur mulai bercerita.
"Tapi akhirnya kalian sampai di kerajaan Kozamu?" tanya Elfa.
"Iya, setelah lebih jauh berjalan, kami sampai di kerajaan ini. Cukup sulit untuk masuk kerajaan ini sampai akhirnya kami diberi toleransi. Asalkan kami bisa memberi apa yang mereka mau, mereka mengizinkan kami mendirikan pemukiman di wilayah kerajaan Kozaku." Fiur menyelesaikan ceritanya.
"Bagaimana keamanan di pemukiman?"
"Sangat aman, aku jamin 3 pemburu yang dulu menyerang desa kita takkan bisa lagi macam-macam."

Baiklah, sampai sinipun sudah terlalu banyak keanehan terjadi. Dia bercerita seakan dia tau siapa tiga pemburu yang dulu menyerang desa mereka. Tapi jika dia tau, kenapa dia tak menyadarinya?

Tapi yang masih aku bingung, kenapa dari tadi Vio diam saja. Dia tak berkomentar sama sekali. Begitu juga dengan yang lain, tidak seperti biasanya. Kami pun akhirnya sampai di sebuah pemukiman yang lumayan ramai dan kami masuk. Setelah sampai di tengah pemukiman ini, Fiur mengajak Elfa untuk menemui tetua mereka.

"Ikutlah denganku bertemu tetua." Ucap Fiur.
"Baiklah." Jawab Elfa.
"Aku akan berkeliling." Ucap Vio.
"Iya aku juga." Sahut Misha.

Kemudian yang lain juga dan mereka berjalan terpisah. Aku benar-benar dibuat bingung di sini. Apa ada semacam sihir yang Fiur gunakan? Atau apa? Aku pun ikut berkeliling dan mengikuti Vio.

"Vi, apa kau mendengarku?" aku berusaha mengajaknya bicara.
"Berkelilinglah, tempat ini cukup bagus." Ucapnya tanpa menengok kearahku.

Aku menghentikan langkahku, sudah jelas dia bukan seperti Vio yang aku kenal. Tiba-tiba aku melihat Fiur di depanku. Dia tersenyum padaku dan berjalan pergi. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengikutinya.

Dia berjalan keluar dari pemukiman dan berhenti di sebuah danau yang cukup jernih. Dia berdiri di sana, menghadap ke arahku. Aku pun berhenti dan kami saling berhadapan.

"Baiklah Fiur, aku tau bahwa kau tau kalau aku tau tentang kau... yang menggunakan sihir pada teman-temanku."
"Kalimatmu cukup membuat lidah terlilit."
"Apa mau mu? Siapa kau sebenarnya?"
"Aku? Aku adalah warga jamur yang memiliki dendam pada kalian para pemburu. Karena telah mengancurkan Desaku."
"Lucu sekali, kau bahkan tak tau siapa pemburu itu."
"Tidak masalah, aku akan membunuh semua pemburu. Untuk menemukan 3 pemburu itu."
"Behentilah berpura-pura dan tunjukkan dirimu yang sebenarnya."

Sang Penyihir 2 : Lahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang