Takdir! Perjalanan Menuju Kehancuran

24 5 15
                                    

♡Vio side♡

"Baiklah, aku selesai bertanya. Aku percaya padamu."

"Terima kasih. Kalau begitu, izinkan aku yang bicara. Kau, Violeta the Witch, akan menghadapi kehancuran dunia ini."

"Apa!"

Satu kalimat yang dia ucapkan, cukup membuatku tak bisa berkata lagi. Apa maksudnya? Kehancuran dunia ini?

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Di masa depan yang kulihat, iblis yang dulu kami segel akan terlepas lagi, dan dia akan memporak-porandakan dataran lagi. Lalu kau, akan terlibat di dalam kekacauan itu."

"Apa aku menang?"

"Entahlah, penglihatanku tak sampai akhir dari kekacauan itu."

"Apa tak ada cara menggagal kebangkitannya?"

"Tentu saja ada."

"Bagus, kalau begitu kita gagalkan saja. Bagaimana caranya?"

"Kau hanya harus memperbarui segel yang tersisa."

"Hmm, aku tak ahli dalam sihir penyegel."

"Tapi karena penglihatan masa depan sudah memperlihatkan kebangkitan iblis itu, kesempatan menggagalkannya jadi berkurang. Mungkin hanya 5% kemungkinan kalian bisa menggagalkannya."

"Hah? Sebegitu sulit yah?"

"Iya, ditambah lagi satu segel sudah terbuka."

"Bagaimana aku bisa mengalahkannya? Kalian saja butuh waktu berhari-hari untuk mengalahkannya."

"Berlatih, itu yang harus kau lakukan. Aku akan melatih kalian dalam beberapa hari ini."

"Terima kasih, aku akan berlatih sekuat tenaga."

"Diluar dugaan kau lebih tenang setelah tau masa depan yang mengerikan itu."

Aku hanya melempar senyum kearahnya. Sebenarnya aku bukan tenang, aku khawatir. Tapi mengingat itu terjadi di masa depan, aku masih bisa berkembang. Karena aku belum tau kapan hal itu akan terjadi. Setelah obrolan kami, Lasya kembali pada ritualnya dan aku masuk ke dalam untuk tidur.

Keesokan harinya, aku memberitahukan perihal apa yang aku bicarakan dengan Lasya tadi malam. Syukurlah mereka percaya dan bersedia ikut belajar. Jadi, hari ini kami siap. Kami berkumpul di luar dan melihat pemandangan yang indah. Kehancuran bekas pertarunganku dan Reni sudah hilang dan tanahnya kembali hijau seperti sedia kala.

"Baiklah, hari ini aku akan memulai pelatihan kalian." Ucap Lasya.

"Mohon bantuannya."

"Vio, kau pengguna kartu sihir. Tapi ada  beberapa sihir yang menurutku bisa kau lakukan tanpa kartu. Itu akan sedikit menghemat waktu."

"Apa iya?"

Aku tak pernah memikirkan hal itu. Memang sih kadang aku berfikir bagaimana jika aku bisa menggunakan teleportasi tanpa harus menyentuh kartu dulu. Tapi aku terlalu cepat menyerah karena berfikir menggunakan kartu bisa lebih mengemat tenaga. Aku segera membuka kartu-kartuku untuk melihat beberapa sihir yang mungkin bisa aku lakukan tanpa kartu.

"Lalu Misha, kau cukup ahli dalam penguasaan sihir tanpa rapalan. Itu sudah sangat baik, kau bisa membayangkan seperti apa sihir itu bereaksi dan bagaimana sistem ledakan energi yang kau butuhkan. Kau hanya harus memperlajari lebih banyak lagi sihir tingkat tinggi."

"Aku masih mempelajari beberapa sihir dari buku Traka no. 3," ucap Misha.

"Buku Traka no. 3 yah? Mewakili manusia," ucap Lasya.

Sang Penyihir 2 : Lahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang