Uang Tambahan

74 13 16
                                    

●Vio Side●

Namaku Violeta, seorang penyihir dari salah satu pemukiman di wilayah kerajaan Garuga. Sekarang ini aku dan 6 temanku sedang menikmati ikan bakar di pinggir sungai dengan api unggun yang menerangi sore ini. Bisa dibilang, ini adalah menu makan kami sehari-hari. Kami berkelana, walau awalnya bukan sebuah perjalanan yang di rencanakan.

"Oh iya, sewaktu kami berburu tadi..." ucap Ryuu yang belum selesai.
"Berburu apa? Angin?" potong Elfa.
"Diam kau orang tua."

Ryuu dan Elfa... bisa dibilang mereka adalah dua orang pertama yang masuk ke kelompokku dan Misha.

"Kenapa waktu berburu?" tanya Misha.
"Aku dan Seig melihat sebuah puing bangunan di tengah hutan." Lanjut Ryuu.
"Puing?" Misha masih serius mendengarkan.
"Iya, kau melihatnya kan Seig?" tanya Ryuu.
"Iya aku melihatnya, seperti bangunan yang sudah hancur." Lanjut Seig.
"Setauku, puing itu memang sisa dari bangunan yang hancur atau reruntuhan gitu. Bener ngga sih kak?" tanya Lizz pada Lylan.
"Ah, iya seperti itulah kira-kira." Jawab Lylan.

Seig, Lizz dan Lylan, dulu kami berselisih. Karena mereka adalah kesatria kerajaan dan aku adalah penyihir. Dulu mereka terus berusaha menangkap aku dan Misha. Tapi setelah perang di kerajaan Garuga, mereka berubah fikiran dan menjadi teman kami.

"Apa mungkin dulu pernah ada kerajaan di sini? Tapi kemudian hancur karena peperangan?" tanya Misha.
"Kalau itu tak ada yang tau," ucap Ryuu. "Tapi coba kita tanya pada yang paling tua di sini." Lanjutnya sambil menunjuk Elfa yang sedang fokus pada jamur yang dia makan.
"Akan kupaksa kau makan jamur beracun jika terus menyebutku orang tua." Ancam Elfa. Mereka berdua memang kurang akur karena sebuah insiden di masa lalu.
"Tapi kau kan memang sudah tua. Usiamu sudah 500 tahun kan."
"Aku baru 112 tahun tau, aku masih muda."

Oh iya, Elfa itu dari ras Elf atau peri hutan. Dan seperti yang Elfa bilang, para Elf memiliki rentang usia yang jauh lebih lama dari pada ras manusia.

"Oh iya, ngomong-ngomong soal perang. Apa kalian tau? Perang di kerajaan Garuga setahun lalu, sekarang cukup banyak dibicarakan di beberapa kerajaan lain dengan istilah 'Bencana Garu'." ucap Lylan.
"Bencana yah?" ucapku singkat.
"Iya lagian itu hanya berlangsung beberapa jam, tidak sampai seharian kan." Ucap Misha.

Peperangan di Kerajaan Garuga sudah terjadi setahun lalu, dan kami terlibat dalam perang itu. Atau lebih tepatnya, kamilah yang mengakibatkan perang itu terjadi.

"Lalu di beberapa desa yang terkahir kita singgahi, disana beredar sedikit rumor mengenai sosok misterius yang muncul dan menyerang warga." Ucap Seig.
"Sosok misterius?" Lizz tampak serius memperhatikan.
"Iya, aku juga mendengar beberapa rumor tentang itu." Ucap Misha.
"Menurut beberapa orang, sosok misterius itu berasal dari ras Iblis." Ucap Lylan.
"Serius?" tanya Ryuu.
"Entahlah, walau mereka mengaku tidak melihatnya secara jelas. Tapi dari ciri-ciri yang mereka lihat, mereka menyimpulkan kalau sosok itu adalah ras Iblis." Lanjut Lylan menjelaskan.
"Bagaimana menurutmu Vi?" tanya Misha padaku.
"Eh... entahlah. Apa mungkin ada Iblis yang melanggar perjanjian lagi?" ucapku. Aku sedikit mengerti soal Iblis, karena aku pernah membuat kontrak dengan mereka.
"Perjanjian?" tanya Ryuu.
"Iya, dahulu kala saat peperangan 3 dunia masih pecah. Para dewa menyarankan satu jalan terbaik, yaitu dengan membagi bumi menjadi 3 dataran. Dunia bawah adalah tempat para ras Iblis. Dataran adalah tempat kita para ras manusia dan ras lainnya. Lalu Dunia atas adalah tempat para dewa." Jelas Lylan.
"Kau tau banyak soal itu yah." Ryuu terlihat kagum.
"Itu kan pengetahuan dasar." ucap Lizz.
"Tapi peperangan tetap terjadi karena para Iblis ingin naik ke dataran. Tapi mereka berhasil di kalahkan dan membuat janji pada dewa untuk tidak naik ke dataran lagi." Lanjut Lylan.
"Dan sebagai gantinya, mereka menggunakan sistem kontrak dengan penghuni dataran untuk bisa naik dalam jangka waktu yang terbatas." Lanjutku.

Sang Penyihir 2 : Lahir KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang