●Vio side●
Setelah kami berhasil keluar dari labirin itu, entah kenapa yang lain tak sadarkan diri. Hanya aku, Misha, Elfa, Lylan dan kak Seig yang masih sadar. Lylan bercerita soal Lizz yang tiba-tiba menyerangnya. Begitu juga Elfa, dia berkata bahwa Cabi tiba-tiba menyerang. Kak Seig juga, berkata bahwa paman Ares menyerangnya. Mereka menceritakan semua alasan yang di sebutkan oleh mereka semua.
Setelah itu, kami menjelaskan tentang iblis dengan sihir pengadu domba itu. Mereka mulai mengerti dan mulai paham juga ternyata selama dalam perjalanan ini, mereka menyimpan perasaan negatif pada yang lainnya. Kalau Ryuu dan Kai, mereka tak sadarkan diri karena dipukul oleh Nox dan Xin.
"Sekarang kita harus menunggu mereka pulih." Ucapku setelah menggunakan sihir penyembuhan pada mereka semua.
Aku juga menggunakannya pada Lylan, dia menerima banyak serangan dari Lizz. Ya tentu saja, mana mungkin dia tega menyerang adiknya sendiri. Kami di sana sampai malam tiba. Seketika, Ryuu sadar.
"Aww, dimana ini?" itu kalimat pertamanya.
"Syukurlah kau sudah sadar." Ucapku.
"Iya, sana mesra-mesraan dulu." Ucap Misha.
Aku mendengus kesal kearah Misha. Ryuu bercerita setelah dia jatuh, dia bertemu Kai. Dan perasaannya langsung campur aduk. Dia tak ingat apapun setelah itu. Lalu aku bercerita tentang iblis itu dan Ryuu mulai paham. Aku tau Ryuu tak menyukai Kai.
Tak lama dari itu, satu per satu dari mereka sadar. Lizz, dia menangis pada Lylan. Ternyata Lizz mengingat semua yang dia katakan pada Lylan saat dia terpengaruh sihir iblis itu. Kenapa Ryuu tak mengingat seperti Lizz?
Lizz meminta maaf dengan semua yang dia katakan, dia berkata bahwa dia memang iri tapi itu tak pernah membuatnya membenci Lylan. Lylan pun mengerti dan memeluk adiknya itu.
Kemudian Cabi, dia meminta maaf pada Elfa. Dia juga ingat apa yang terjadi. Cabi berkata bahwa dia memang memiliki dendam pada bangsa Elf karena kedua orang tuanya di bunuh oleh bangsa Elf. Tapi dia berkata bahwa selama perjalanan ini, dia lebih mengenal Elfa. Dan dia tak pernah membenci Elfa. Elfa pun memaafkannya.
Lalu Qiza dan Rizi, mereka saling meminta maaf. Mereka memang ingin menjadi yang terhebat dan selalu bersaing secara sehat. Namun karena sihir dari iblis itu, mereka jadi ingin menyingkirkan satu sama lain.
Setelah itu paman Ares. Dia meminta maaf pada Seig. Dia menyimpan kebencian pada Rolland karena telah membunuh anaknya. Tapi dia berkata bahwa Rolland sudah meminta maaf pada paman Ares saat kita berada di Garuga. Karena sihir iblis itu, perasaannya jadi meluap lagi.
Terakhir Kai, dia menatap sinis ke arah Ryuu. Dan Ryuu juga melakukan hal yang sama. Ayo lah, sekarang waktunya saling bermaaf-maafan. Kenapa kalian malah seperti itu?
Aku pun mendorong Ryuu untuk meminta maaf pada Kai. Dengan berat hati, Ryuu menyodorkan tangan kanannya dengan pandangan ke arah lain. Kai juga dengan terpaksa meraih tangan Ryuu dan mereka saling bersalaman. Kupikir sudah selesai semua masalah ini.
"Baiklah, karena sudah semuanya, ayo kita lanjutkan perjalanan kita." Ucapku.
"Tunggu besok lah Vi." Ucap Misha.
"Oh, baiklah."
Kamipun akhirnya tidur terlebih dahulu. Esok hari tiba, kami akhirnya melanjutkan perjalanan. Tapi kami kehilangan arah. Aku menyuruh Ryuu untuk terbang dan melihat kemana arahnya.
Ryuu pun terbang sangat tinggi dan tak lama dari itu dia turun lagi.
"Ada hutan cukup jauh kearah sana." Ucapnya sambil menunjuk ke arah yang dia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 2 : Lahir Kembali
خيال (فانتازيا)Perdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau?