•Misha side•
Turnamen ini akhirnya sampai di semi final. Hanya empat peserta yang tersisa. Aku, Cesil, Fros dan Erlos yang merupakan pria yang pernah cari gara-gara dengan aku dan Vio saat berkeliling kerajaan ini.
Lawanku selanjutnya adalah Fros, dia terlihat sedang mempersiapkan diri. Dia sangat hebat dalam menggunakan senjatanya. Aku jadi ragu bisa mengalahkannya semudah aku mengalahkannya dulu. Melawannya sekarang, pasti adalah hal sulit. Sekarang ini, kami diberi jeda untuk istirahat sejenak.
"Minum kak," ucap Cesil yang menawarkanku minum.
"Oh, iya... terima kasih," aku menerimanya dan meminumnya.
"Kakak hebat loh, berapa elemen yang bisa kakak gunakan?"
"Aku tak pernah menghitungnya. Tapi yang jelas, aku tidak bisa menggunakan elemen es seperti yang kamu lakukan."
"Apa iya?"
"Kata temanku, pengguna elemen es cukup langka. Tapi kau menggunakannya dengan sangat baik."
"Kakak juga, penggunaan elemen kakak benar-benar seimbang."Kami saling bertukar pemikiran tentang berjalannya turnamen ini. Cesil bisa dibilang sangat hebat, aku jadi penasaran ingin melawannya. Tapi pria bernama Erlos itu, aku memiliki firasat buruk tentang dia. Dia memiliki aura sihir yang sangat pekat, tapi selama pertandingan, dia tak pernah sekalipun mengeluarkan sihirnya.
"Lawanmu mungkin akan cukup merepotkan," ucapku.
"Iya, dia sangat mahir dipertarungan jarak dekat. Aku pasti akan kerepotan."
"Iya juga, kau terus menerus menyerang dari jarak jauh."
"Aku belum mampu bertarung dari jarak dekat."
"Tapi kau juga harus berhati-hati, dia sepertinya memiliki sihir yang belum dia keluarkan."
"Iya, aku pasti berhati-hati. Kak Misha juga berhati-hatilah."
"Pastinya."Tiba-tiba suara terdengar dari lapangan. Dia menyapa para penonton yang baru masuk ke arena kembali setelah keluar untuk istirahat.
"Peserta selanjutnya. Misha dan Fros, silahkan persiapkan diri kalian." Ucap seorang panitia yang menghampiri kami lalu pergi setelahnya.
"Baiklah, kurasa inilah saatnya."
"Semangat kak Misha,"
"Iya, sampai bertemu di final, Cesil."Aku berjalan menuju pintu arena yang masih tertutup. Begitu juga dengan Fros yang berdiri di sampingku.
"Jangan tahan dirimu, Fros."
"Harusnya aku yang mengatakan itu." Ucapnya dengan nada sinis.Aku tak tau seberapa dendam dia kepada aku dan Vio. Tapi sudahlah, kurasa kehidupannya sekarang lebih baik dari pada dulu. Pintu terbuka, aku dan Fros masuk ke arena. Kami berdiri saling berhadapan.
"Baiklah, dua peserta sudah siap di arena. Persiapkan diri kalian para penonton, pertempuran pertama di babak semi final... dimulai." Semua orang bersorak. Aku belum bersiap dengan kuda-kudaku karena Fros juga masih belum bersiap.
"Mau mulai?" tanyaku. Fros tak menjawab dan menodongkan pedangnya kearahku.
"Aku memiliki tantangan untukmu," ucap Fros.
"Apa itu?"
"Pertarungan jarak dekat, aku tak mengizinkanmu menggunakan sihir jarak jauh. Tapi kau bisa menggunakan sihir dalam radius 5 meter dariku."
"Tak boleh dari jarak jauh yah?" radius 5 meter, itu jarak yang bisa dijangkau oleh pedangnya. Berarti ini memang pertarungan jarak dekat.
"Bagaimana?"
"Baiklah, setuju."Fros langsung melompat mundur dan bersiap dengan kuda-kudanya. Aku mengeluarkan gulungan yang berisi tongkat besi sepanjang 2 meter. Ini adalah senjataku untuk pertarungan jarak dekat.
"Tak apa kan, kalau aku juga menggunakan senjata?" tanyaku sambil memegang tongkatku. Tongkat ini aku beli di toko senjata saat masih berada di Garuga.
"Silahkan." Dia langsung melompat kearahku.Dia menebaskan pedangnya dan aku berguling kearah kanan untuk menghindarinya. Debu berterbangan gara-gara padang Fros yang menghantam tanah. Tiba-tiba sebuah tendangan muncul dari balik debu dan mengenai tepat di lengan kiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Penyihir 2 : Lahir Kembali
FantasyPerdamaian? Apa hal itu nyata? Apa mungkin itu bisa diwujudkan? Siapa yang tau?